Efektivitas kekuatan kehadiran Allah itu tidak bisa dibayangkan, tidak bisa dijelaskan. Itu akan bisa kita rasakan ketika kita berada di dalam keadaan itu. Kalau kita membayar kekudusan, ketaatan kepada Tuhan, hati yang melekat kepada Allah dan tidak terikat dengan percintaan dunia, maka Allah menjadi begitu kuat menguasai kita, dan ini merupakan proses kehidupan yang harus terjadi atau berlangsung setiap hari. Jadi sejatinya, gereja Tuhan adalah tempat atau ruang pertemuan antara Allah dan umat. Kalau gereja menjadi ruang pertemuan antara umat dan Allah secara massal, maka tubuh kita menjadi ruang pertemuan antara Allah dan kita secara pribadi. Kita adalah bait Allah. Dan nanti ketika kita meninggal dunia, tubuh kita dikubur karena manusia lama kita bersama dengan tubuh daging yang tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Surga.
Roh kita, yang memiliki nurani ilahi, sudah mengenakan kodrat ilahi, diberi tubuh kemuliaan. Jadi, roh manusia itu—dalam bahasa Ibrani bisa digunakan kata ruakh, tapi juga bisa diterjemahkan nishmat khayyim—sebenarnya memuat nurani. Jiwa kita itu antara roh dan tubuh. Apa yang masuk di tubuh, semua pengalaman yang masuk, dirasakan di jiwa, dimuat di jiwa. Yang paling banyak dimuat di jiwa itu, diserap oleh roh, menjadi nurani. Jadi, kalau yang diserap itu buruk, maka nuraninya membangun nilai-nilai yang buruk juga. Kalau dari kecil diajar mencuri, berkelahi, dan itu dianggap tidak apa-apa, maka itu masuk dalam nurani menjadi nilai hidupnya. Setelah nurani matang, atau nuraninya dewasa, maka dia akan menguasai jiwa lalu terekspresi dalam tindakan dan perbuatan. Hidupnya dikendalikan oleh nurani yang sudah rusak.
Sampai pada titik tidak balik, tidak bisa diperbaiki nuraninya. Tapi kalau dari kecil mendengar firman atau waktu pemuda bertobat, maka nuraninya bagus. Ingat, nurani yang bagus ini adalah nurani standarnya Yesus, yang prinsip-Nya: “Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Yang ketika ditawari dunia, maka dia akan menjawab, “Kamu harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia saja kamu berbakti!” Nurani ini, dalam kesadaran ilahi, diberi tubuh kemuliaan. Dalam Alkitab ditulis, “Iblis berbisik pada Yudas.” Jadi terjadi dialog dengan Iblis karena Yudas sudah begitu rusak. Pikirannya uang terus sampai dia membuka ruangan untuk dialog dengan Iblis. Jadi tubuhnya adalah bait Iblis.
Kalau kita dipenuhi Roh Kudus dengan nurani yang bersih, maka kita juga jadi makhluk supranatural. Iblis tidak akan berkuasa atas kita. Allah kita, dahsyat. Kalau Dia mendiami kita, menjadi “jimat” kita, itu luar biasa. Bagi hamba Tuhan-hamba Tuhan harus punya jimat ini dan efektif. Waktu kita khotbah, berdoa, mengusir setan, jadi efektif. Jangan sampai dipermalukan, mengusir setan malah dipermalukan oleh setan. Makanya kita harus berdoa setiap saat. Tuhan akan menjaga kita. Kita salah sedikit saja, berasa sekali. Karena orang yang diurapi Tuhan, wajahnya bercahaya dan bisa menebar pesona. Bapa di surga menyertai, Dia tidak pernah meninggalkan kita, Dia mau diam di dalam diri kita, membangun bait suci-Nya, Tuhan akan pelihara tubuh kita, keluarga kita. Semua pasti dijaga Tuhan, tidak ada yang perlu ditakutkan.
Masalahnya, bagaimana menghayati kehadiran Allah dan punya keberanian menghadapi hidup itu tidak bisa dijelaskan, tapi kita harus ada di dalam situasi itu. Gereja harus mengantar jemaat sampai menjadi bait Allah, kalau tidak pelayanan ini gagal. Maka kita harus berusaha bagaimana mengalami menjadi bait Allah itu. Sebagaimana Yesus adalah bait Allah dan bisa berkata, “Engkau tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.” Maka kita juga bisa berkata, “Engkau tinggal di dalam aku dan aku di dalam Engkau.” Yesus mengalami kepenuhan Allah, kita juga bisa mengalami kepenuhan Allah. Ayo, apa hebatnya jadi orang Kristen kalau kita tidak menjadi bait Allah di mana Allah hadir di dalam hidup kita? Itu jimat di atas segala jimat, kuasa di atas segala kuasa.
Hanya Yahweh Yang Perkasa! Sampai kita merasa tidak ada takutnya menghadapi hari esok. Kalau kita tidak berani memercayai Alkitab itu fakta, celaka! Sebab faktanya Allah itu hebat. Maka satu hal yang harus paling kita takuti, adalah berbuat dosa. Jangan melanggar pantangan. Temui Tuhan Allah Elohim Yahweh, Allah yang benar yang kita bisa hampiri karena Yesus Kristus. Tidak mungkin kita tidak menghormati Tuhan Yesus Kristus, karena segala kuasa di surga di bumi diberikan kepada Tuhan Yesus. Dialah Tuhan dan Raja kita.