Skip to content

Warna Anak Allah

 

Roma 12:2

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Bagaimana kita menyerukan pekik perang terhadap kuasa kegelapan? Pertama, jangan lakukan dosa lagi. Kedua, jangan ingini kebahagiaan di dunia lagi. Dan yang ketiga, ayo kita selamatkan jiwa. Kita rajin ke gereja, jadi aktivis gereja, bahkan jadi pendeta, tapi kalau kita menjadi sewarna dengan dunia, maka setan tidak takut! Maka kita harus tampil dengan warna beda. Sementara yang dilakukan oleh kuasa kegelapan adalah mewarnai manusia supaya menjadi mempelainya. Roma 12:2 mengatakan, “Jangan serupa dengan dunia ini,” artinya kita harus serupa dengan Yesus, warna Anak Allah, warna Pribadi yang bukan berasal dari dunia ini. Itu adalah dari Anak Allah, warna kehidupan dari orang-orang yang dikatakan Tuhan Yesus adalah bukan dari dunia ini. Dengan warna yang berbeda, artinya kita menyerukan pekik perang. 

Sementara banyak orang berwarna dunia, dan mereka merasa nyaman dengan warna itu, karena merasa tidak melanggar hukum, jadi orang baik-baik, dan masih ke gereja. Bahkan mungkin masih mengambil bagian dalam kegiatan pelayanan, apalagi menjadi pendeta. Tetapi di mata Tuhan, warna dunia itu mengerikan. Warna kita harus warna Anak Allah, dan penilaian itu harus dari Tuhan. Ini menjadi ancaman kuasa kegelapan sebab ini akan mempengaruhi dan menggarami dunia. Sementara Iblis juga berusaha mewarnai manusia sebanyak mungkin dan menyeretnya ke dalam api kekal. 

Mari kita mulai dari diri kita sendiri. Kita harus memiliki warna Anak Allah. Roh Kudus akan menolong kita agar kita benar-benar sewarna dengan Yesus, serupa dengan Yesus. Sementara, kuasa kegelapan akan berusaha mewarnai manusia. Maka firman Tuhan ingatkan, “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya …” Kapan? Sekarang ini. Sementara kita terus berjuang untuk memisahkan diri dari dunia, kita juga akan menarik sebanyak mungkin orang keluar dari kubangan dunia. Betapa indahnya hari hidup, di mana tidak terikat oleh sakit penyakit, atau oleh sesuatu yang bisa menghambat pertumbuhan rohani kita. Bayangkan kita di penjara atau di rumah sakit, di mana kita tidak punya kesempatan untuk membangun diri. Kalau saat ini kita bisa ke gereja, bisa doa pagi, ayo petakan waktu untuk itu. 

Jangan salah memetakan waktu. Biasanya, orang yang tidak memetakan waktu hidupnya pasti sembarangan. Sebab waktunya bocor untuk hal yang tidak perlu dilakukan. Petakan waktu supaya kita tidak hanyut oleh dunia ini. Kita bersyukur, kita memiliki jadwal ibadah, dan kita bisa juga memiliki jam doa pribadi. Lakukan itu, apalagi kalau kita bisa punya waktu doa pribadi seperti Yang Mulia Tuhan kita Yesus Kristus lakukan waktu masih mengenakan tubuh daging. Petakan waktu dan jadikan hidup kita indah, karena kita memiliki peluang-peluang untuk menyendiri dengan Tuhan. Tidak mungkin kita tidak mendengar suara Tuhan, tidak mungkin. Kita akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang. Pasti Tuhan memberi kita hikmat-hikmat, hati yang takut akan Allah, hati yang menghormati Dia, dan yang indah, hati yang mencintai Tuhan. Jangan menunggu punya banyak waktu baru kita mencari Tuhan. Sebab waktu itu kita yang ciptakan, kita yang desain, kita yang petakan. 

Makanya, dalam kehidupan setiap hari tidak boleh ada ruangan yang kita buat untuk berdialog dengan dunia. Kita memikirkan sesuatu saja, tidak boleh sampai hanyut atau tenggelam. Ini berlaku bagi semua kita. Misalnya, memikirkan uang sekolah anak, harus dipikirkan dan cari jalan keluarnya. Tapi, jangan mencengkeram sampai stres. Sudah dipikirkan lalu berkata, “Tuhan, bukalah jalan. Apa yang harus kulakukan?” Sudah. Jangan mencengkeram pikiran kita dengan masalah hidup, apalagi jika sampai mengganggu hubungan kita dengan Tuhan.

Ayo kita lakukan ini, sampai bertemu dengan Tuhan menjadi irama hidup. Kita punya habitat Kerajaan Surga, yang kita hadirkan dalam hidup kita. Jangan membawa habitat dunia di dalam hidup kita dengan tontonan dan kebiasaan-kebiasaan hidup yang salah. Tapi bangunlah, ciptakan habitat Kerajaan Allah di dalam hidup kita. Firman Tuhan mengatakan, “Pergilah,” bukan berarti kita menyepi di tempat di mana kita tidak dijumpai orang. “Pergilah” berarti kita tidak terikat dengan segala kesenangan dunia, walaupun kita hidup di tengah-tengah dunia ini.