Skip to content

Umat yang Menyembah

 

Bagaimana kita berusaha sungguh-sungguh menyenangkan Bapa di surga atau Elohim Yahweh? Melalui pujian penyembahan seperti yang sering kita lakukan. Ya, tetapi pujian penyembahan kita menjadi tidak ada artinya kalau kita tidak hidup dalam kesucian. Percuma. Hidup kita harus menjadi seperti Yesus atau serupa dengan Yesus. Dan itu tidak pernah ada dalam sejarah kehidupan. Yesus menjadi yang sulung yang benar-benar menyenangkan hati Bapa; “Ini Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.” Dia menjadi yang sulung, artinya setelah Yesus juga kemudian dihadirkan anak-anak Allah yang juga seperti Dia.

Tidak ada dalam sejarah kehidupan ada manusia seperti Yesus kecuali Yesus dari Nazaret, dan kemudian diikuti oleh orang percaya. Kalau kita meyakini Yesus tidak sejajar dengan Allah Bapa, itu bukan merendahkan Yesus. Yesus memang sepenuhnya menjadi manusia yang bisa berbuat salah, tapi Ia tidak berbuat salah. Yesus taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib, dan itu bukan sandiwara. Oleh ketaatan Yesus, kita ini—orang Manado, orang Ambon, orang Jawa, orang Tionghoa, orang Batak dan semua suku lainnya—boleh memanggil Allah dengan panggilan, Bapa. Kalau Yesus tidak mati di kayu salib, kita tidak pernah menjadi umat pilihan. Kita tidak mendapat kesempatan untuk menghampiri Allah. Jadi karena Yesus, maka kita menjadi umat yang bisa memanggil Allah itu Bapa, menjadi umat yang menyembah Dia. 

Kita dibenarkan oleh Yesus yang menjadi manusia sepenuhnya dan taat sampai mati agar bisa menjadi contoh teladan bagi kita. Dan sekarang Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa, artinya menerima segala pemerintahan. Ingat, Yusuf yang menyelamatkan seluruh Mesir? Kalau tidak ada Yusuf, hari ini tidak ada Mesir. Semua punah. Tujuh tahun tidak ada hujan, mati semua. Yusuf artinya sama, יָשַׁע (Ibr. Yasa), Yosua, penyelamat. Firaun berkata, “Aku Firaun, kaisar tertinggi, tapi tidak boleh ada seorang pun yang bergerak di luar sepengetahuan Yusuf.” Lalu Yusuf dinaikkan kereta Firaun untuk dimuliakan. Tidak ada seorang pun yang boleh bergerak di Mesir di luar izin dan sepengetahuan Yusuf. 

Sama, tidak ada yang lebih besar dari Yesus. Dan tidak boleh seorang pun bisa berkuasa selain Yesus. Yesus akan mewarisi Kerajaan Surga, mewarisi bersama-sama dengan kita, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia dan jika kita serupa dengan Yesus. Jadi, pujian penyembahan kita akan menyenangkan hati Allah kalau yang menyanyi makin serupa dengan Yesus. Ya, kita semua belum sempurna, tapi kita harus makin sempurna. Mari kita berjuang untuk hidup kudus; tidak ada perkataan yang salah, tidak ada tindakan yang keliru. Kita benar-benar hidup di dalam kekudusan dan kesucian. Semakin kita hidup kudus, semakin kita memuliakan dan menghargai Allah dengan seluruh tindakan dan perilaku kita, semakin Allah disenangkan. 

Dan kualitas pujian penyembahan kita makin tinggi, makin berkenan, hanya jika kita serupa dengan Yesus, benar-benar tak bercacat, tak bercela, tidak melukai orang, tidak menyakiti siapa pun, suka menolong, murah hati, lemah lembut. Nanti Roh Kudus akan pimpin, karena masing-masing kita punya personality, kepribadian yang berbeda-beda. Tapi, kita pasti akan menjadi indah di mata Allah dan menjadi berkat bagi orang di sekitar kita. Kita persiapkan  diri untuk menjadi bangsawan surga sejak di bumi, agar kita layak masuk ke dalam keluarga Kerajaan Surga. Itu bukan mimpi, bukan dongeng, bukan fantasi. 

Kita harus meninggalkan Mesir dunia, kita menuju Kanaan surgawi. Sejak hari ini, kita harus menunjukkan sikap berkemas-kemas itu, sampai orang dalam hati akan bertanya, Apa yang terjadi dalam hidupmu? Ada apa sebenarnya? Kita akan menjadi kesaksian bagi mereka. Tinggalkan dosa, jangan berbuat dosa lagi. Biarlah cita-cita kita hanya menjadi manusia yang layak di hadapan Allah, menyenangkan hati Bapa, menjadi anak kesukaan Bapa. Dan hari-hari kita adalah melakukan kehendak Allah dan memenuhi rencana Allah. Kalimat-kalimat ini abstrak, tapi kalau kita sudah menghayati, kita pasti bisa memenuhinya. Dan betapa hebatnya kehidupan menjadi anak-anak Yahweh yang suatu hari mewarisi Kerajaan Surga.