Saudaraku,
Setiap kali kita merayakan ulang tahun—baik ulang tahun kelahiran, berdirinya sebuah perusahaan, pernikahan, juga ulang tahun gereja dan lain sebagainya—kita diingatkan bahwa kita hidup ada dalam perjalanan waktu. Semakin banyak jumlah ulang tahun berarti semakin tipisnya sisa jumlah hari atau tahun yang Tuhan berikan. Seandainya kita tahu berapa jumlah tahun umur hidup kita atau jumlah tahun kesempatan bersama dengan pasangan hidup kita, maka kita akan lebih menghargai betapa mahalnya hidup ini, sebab bagaimanapun waktu yang disediakan Tuhan terbatas. Kita tidak berkuasa untuk dapat menambahnya, kita hanya menerima saja jumlah umur hidup kita dan tahun-tahun hidup kita.
Perjalanan waktu hidup seharusnya menggetarkan jiwa kita, sebab ia tidak tunduk kepada siapapun. Allah yang berdaulat menetapkan keberadaanya. Dengan merenungkan hal ini ada pelajaran indah yang dapat kita peroleh, yaitu kita bersyukur atas penyertaan Tuhan di tahun-tahun hidup yang telah kita jalani. Kita bersyukur Tuhan berkenan memercayakan kepada kita kehidupan ini. Tanpa campur tangan Tuhan, kita tidak menjadi seperti hari ini. Firman Tuhan mengatakan bahwa jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga (Mzm. 127:1).
Ucapan syukur ini akan menggiring kita kepada sikap hati yang rendah di hadapan Tuhan juga rendah hati di hadapan manusia. Dengan demikian kita dapat memberikan kemuliaan dan hormat bagi Tuhan. Dengan sikap ini kita menutup segala kemungkinan dimana kita merasa bahwa kita patut dihormati manusia. Tidak salah dihormati oleh manusia, tetapi kalau kita mencari hormat manusia, maka itu menjadi suatu kesalahan. Sebab orang yang mencari hormat hendak mengesankan bahwa dirinya memiliki sesuatu yang patut dihargai. Padahal kalau Tuhan memberkati kita sehingga kita ada sebagaimana kita ada sesungguhnya agar kita menjadi alat pujian atau alat kemuliaan bagi nama-Nya.
Saudaraku,
Melalui keberhasilan, keindahan dan keelokan hidup, kita hendak menunjukkan bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang benar. Dengan demikian kita menjadi saksi Tuhan. Tetapi jika dengan keberhasilan kita berusaha mencari hormat manusia, maka kita akan dilawan Tuhan, sebab Tuhan melawan orang congkak dan mengaruniakan anugerah kepada orang yang rendah hati. Orang yang rendah hati adalah orang yang mengakui bahwa keberadaannya sesungguhnya hanya oleh karena berkat Tuhan semata-mata.
Teriring salam dan doa,
Dr. Erastus Sabdono
Ucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan akan menggiring kita kepada sikap hati yang rendah di hadapan Tuhan, juga rendah hati di hadapan manusia.