1 Samuel 30:6
“Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.”
Seorang pelayan Tuhan yang sungguh-sungguh, pasti akan dilatih Tuhan, dibawa kepada keadaan-keadaan yang sulit dan benar-benar tidak tertolong, sehingga dia memandang Tuhan, menjadikan Tuhan tempat perlindungan satu-satunya, dan mengalami kehadiran Tuhan, mengalami pertolongan Tuhan. Mudah berkata kepada jemaat, “Saudaraku, Tuhan pasti menolong kita. Dia tempat perlindungan kita.” Kalau dia belum pernah kepepet, dia belum tahu artinya menjadikan Tuhan tempat perlindungan. Seorang pelayan Tuhan yang belum benar-benar mematikan keinginan-keinginan duniawinya tidak mungkin bisa menjadikan Tuhan tempat berlabuh, sebab masih ada tempat pelabuhan lain.
Ingat, semakin tua, maka keputusan kita itu makin berdampak dan berisiko. Kalau waktu kanak-kanak, sibuk hanya soal mainan. Di masa remaja juga masih sibuk untuk hal-hal yang tidak prinsip. Tapi kalau sudah mulai dewasa, itu makin prinsip. Dan puncaknya adalah pilihan yang akan menentukan nasib kekal kita. Salah pilih jodoh, tragis. Tapi kalau salah pilih sembahan, itu fatal. Oleh sebab itu, di usia umur hidup kita ini, kita harus sudah mematikan keinginan-keinginan duniawi dan hanya memandang Tuhan, sehingga kita bisa melihat bagaimana kita akan jadi orang-orang yang tidak dipermalukan Tuhan dalam segala aspek. Supaya kita menjadi pelayan-pelayan Tuhan yang benar-benar efektif, benar-benar dipercayai Tuhan, benar-benar memberkati orang. Ingat kalimat ini bahwa Tuhan adalah jawaban dari semua kebutuhan kita. Maka, jangan meragukan Tuhan.
Ada godaan-godaan di mana kita meragukan Tuhan, apalagi saat-saat yang sulit, kondisi-kondisi yang kritis, dan kita tidak melihat tangan Tuhan terulur. Kita lihat kehidupan Daud ketika ia di puncak penderitaannya, namun ia tetap menaruh percayanya kepada TUHAN, Allahnya. Dan setelah itu, Daud dipromosikan Tuhan menjadi raja, setelah ia melewati berbagai badai kehidupan. Daud menguatkan percayanya kepada Tuhan. Jadi, kalau keadaan kita sulit, mari kita tutup mata, terbang tinggi, memandang Tuhan. Kita katakan, “Engkau hidup, Engkau nyata, ya Allah. Masalah di depan mata, problem di depan mata, kesulitan mengancam. Tetapi aku percaya kepada-Mu. Aku labuhkan hatiku kepada-Mu.”
Soal pemenuhan kebutuhan batin atau hati, Tuhan juga akan memenuhinya. Maka, sebelum kalian—anak muda—mencari jodoh, mestinya hatimu dipenuhi oleh Allah dulu, supaya ketika engkau bertemu dengan seseorang dan orang itu bukan orang yang dipenuhi Allah, engkau tahu bahwa dia bukan orang yang layak dan pantas menjadi teman hidupmu. Tetapi karena banyak orang dipenuhi oleh dunia, maka dia tidak peka. Pria-pria yang dijumpai juga pria-pria yang tidak rohani, yang akhirnya tidak membahagiakan. Tuhan itu jawaban dari semua kebutuhan kita. Namun ironis, tidak jarang kita masih berfantasi dalam kaitan hubungan dengan Tuhan, belum mengalami realitas hidup. Sehingga, sebenarnya yang namanya bergantung kepada Tuhan, percaya kepada Tuhan, atau dalam konteks kita berlabuh pada Tuhan, itu masih dalam fantasi. Nanti lewat pengalaman hidup, Tuhan melatih kita, karena “Allah bekerja dalam segala hal, mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia.”
Di situ kita akan mengalami Tuhan, yaitu bagaimana Tuhan menjadi penolong dalam masalah-masalah hidup secara fisik, jasmani, atau lahiriah. Dan selanjutnya, bagaimana Tuhan mengisi kebutuhan batin dengan cinta, kasih sayang, sehingga kita memiliki hubungan dengan Tuhan yang luar biasa indahnya. Kristen yang sungguh-sungguh harus sampai kelas novelty, artinya orang yang punya hubungan dengan Tuhan, yang tidak berfantasi tentang Tuhan, yang mengalami Tuhan secara riil, yang punya pengalaman pribadi dengan Tuhan, yang membangun cinta yang dinikmati Tuhan, ada interaksi langsung dengan Tuhan. Novelty artinya menemukan sesuatu yang baru, yang belum pernah ditulis atau ditemukan orang, atau dalam bahasa Indonesia dikenal ‘kebaruan.’ Dan orang seperti ini akan teruji kesuciannya, keberaniannya menghadapi hidup, keberaniannya berkorban, keberaniannya membayar harga pelayanan, tidak meragukan Tuhan sama sekali.
Jangan kita tidak menjadikan Tuhan tempat berlabuh. Mari kita datang kepada Tuhan setiap hari. Sebab jika orang sungguh-sungguh berlabuh kepada Tuhan, tidak mungkin tidak menyiapkan waktu untuk datang kepada Tuhan. Jadi, kalau orang tidak punya jam doa, pasti dia tidak berlabuh kepada Tuhan. Yang memiliki jam doa bertemu dengan Tuhan saja belum tentu berlabuh, apalagi yang tidak berdoa. Jadi, datanglah kepada Tuhan, ungkapkan isi hati, berbicara kepada Tuhan. Serahkanlah segala khawatir kita kepada-Nya karena Tuhan yang memedulikan kita.