Sejujurnya, percaya kita kepada Allah sering tidak bulat. Apalagi pada kondisi-kondisi sulit, kadang-kadang Tuhan seperti tidak membantu pekerjaan-Nya. Sering Tuhan seakan-akan tidak mau mengerti kesulitan pekerjaan-Nya. Tetapi di situ Tuhan mau melatih kita untuk menaruh percaya kepada-Nya. Tuhan hanya mau berkata, “Lebih dari semua penyelesaian masalah yang bisa Kubuat, Aku mau hatimu bulat percaya kepada-Ku tanpa curiga.” Kita pasti punya kesulitan, tapi maukah kita menyandarkan kepala kita di bahu Tuhan?
Kalau kita sungguh-sungguh memercayai Allah itu hidup dan ada, akhiri jalan hidup kita di hadapan Tuhan. Akhiri jalan kita di hadirat Alllah. Berdoalah, mintalah, mulai hari ini berjalan dengan Tuhan. Lalu katakan, “Jika ada sesuatu dalam hidupku yang membuat Engkau tidak nyaman, aku bersedia membuang dan melepaskannya.” Lakukan, jangan menyentuh dosa, jangan sembarangan hidup. Maka kalau kita melihat gadget dan melihat ada hal-hal yang tidak patut dilihat, lewati. Karena kita tahu, Tuhan tidak berkenan. Kita tidak mau membuat Tuhan tidak nyaman dalam hidup kita. Berurusanlah dengan Tuhan.
Jangan main-main. Ketepatan, akurasi dalam seluruh tindakan, kita pelajari tahap demi tahap. Tidak bisa dalam satu hari. Kita berjalan dengan pasangan hidup kita saja perlu waktu untuk bisa penyesuaian. Penyesuaian dengan Tuhan juga perlu waktu karena ada kodrat dosa dalam diri kita. Berjalan dengan Roh Kudus, ikuti kehendak Roh. Kalau kita hidup menurut Roh, barulah kita menjadi anak-anak Allah. Jika tidak, kita bukan anak-anak Allah. Jadi, sebutan sebagai anak-anak Allah bukan hanya status, melainkan keberadaan di mana kita punya ketepatan, akurasi bertindak selalu sesuai dengan kehendak Allah.
Sebagai hamba Tuhan, sejujurnya, kita masih sering meleset; bukan hanya pada waktu sehari-hari, tetapi di mimbar pun kita sering meleset. Tuhan tegur, “Waktu kamu bicara demikian kamu berlebihan, waktu bicara itu tidak tulus, waktu kamu bicara itu kamu membanggakan diri, waktu kamu bicara begitu kamu menyerang orang.” Lalu kita mulai bertanya, “Tuhan, saya harus bagaimana supaya saya tidak meleset?” Jawabnya adalah kalau hidup keseharian kita tidak meleset, di mimbar pun kita tidak akan meleset. Kalau di hari-hari kita tulus, maka di mimbar juga akan tulus. Kalau hari-hari hidup kita melihat jemaat dengan penuh kasih, maka kita juga berkhotbah dengan kasih.
Kita harus menyesuaikan diri dengan Tuhan, bukan Tuhan yang menyesuaikan diri dengan kita. Kita menyinkronkan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. Maka, kalau kita percaya Allah hidup, berjalanlah dengan Dia, sehingga waktu kita meninggal, tidak ada takutnya sama sekali. Kalau warna hidup kita putih di bumi, maka warna kita juga akan putih di surga. Jadi kalau sekarang warna hidup kita coklat, jangan mimpi masuk surga. Tetapi kalau kita berjalan dengan Tuhan, ketika kita memiliki keadaan yang tidak berkenan, Tuhan pasti bicara. Jiwa kita terganggu. Hobi-hobi yang tidak patut kita lakukan, kebiasaan-kebiasaan apa yang Tuhan tidak berkenan, Tuhan pasti akan beri tahu.
Tidak ada berkat yang lebih besar selain Tuhan sendiri. Maka, miliki Tuhan, yakini Dia hidup, Dia hadir dan alamilah perjumpaan dengan Dia setiap hari dalam kesucian hidup. Duduk diamlah berjam-jam di kaki Tuhan. Paling tidak 30 menit meditasi di rumah. Allah harus menjadi riil dalam hidup kita. Dan orang yang mengalami Tuhan, pesona hidupnya luar biasa. Temui Tuhan setiap hari. Kuatkan hati memercayai Dia. Jangan mencurigai Tuhan walau dalam keadaan-keadaan sulit, karena Tuhan sering mengizinkan kita dalam keadaan sulit supaya kita mempunyai hati yang percaya dan itu memuliakan Tuhan.
Allah menjanjikan anak kepada Abraham sebanyak bintang di langit, tetapi Allah memberikan anak setelah 25 tahun penantian. Dan setelah punya anak, disuruh menyembelihnya, tetapi Abraham tidak ragu melakukan. Kiranya pemulihan hidup kita terjadi ketika kita berjalan bersama dengan Tuhan. Bagi para hamba Tuhan, “Jangan takut! Pekerjaan yang kita lakukan itu milik Tuhan. Tenang saja, yang penting kita kerjakan dengan baik. Penuhi bagian kita dan selebihnya Tuhan yang penuhi.”
Lebih dari ini, ketika kita berjalan dengan Tuhan, maka kita akan mengalami banyak hal yang tidak pernah kita pikirkan dan membuktikan Dia hidup. Betapa indahnya perjumpaan dengan Tuhan. Tidak ada hari tanpa berdoa. Temui Tuhan di ruang kamar kita. Hadirkan Dia, maka Dia akan hadir dengan malaikat-malaikat. Tuhan akan pakai hidup kita untuk kemuliaan Allah. Kesehatan, ekonomi, anak cucu, keluarga kita membawa kemuliaan Tuhan. Dia hidup, Dia nyata, maka Tuhan harus kita alami.