Matius 13:17
“Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Kalau bangsa Israel yang tekun beragama saja perlu mempersiapkan diri untuk menerima anugerah keselamatan, apalagi orang-orang di luar bangsa Israel yang tidak memiliki keberagamaan seperti mereka. Namun, asumsi yang salah yang ada dalam pikiran banyak orang hari ini membuat banyak orang Kristen sebenarnya tidak pernah mengenal Injil yang sejati; tidak pernah mengalami dan memiliki keselamatan dalam Yesus Kristus. Mereka menganggap memiliki keselamatan itu mudah, asal mengakui Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat. Biasanya juga ditambah dengan pengertian yang salah mengenai keselamatan bukan karena perbuatan baik, sehingga perbuatan baik dipandang tidak memiliki peran berarti. Padahal, justru kita bukan hanya memiliki perbuatan baik, namun pertobatan yang menghasilkan buah-buah dalam standar Allah. Sebab, keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia ke rancangan semula.
Jadi, mari kita serius memperhatikan hal ini, bahwa harus ada langkah dalam kehidupan pribadi yang memungkinkan kita untuk bisa mengerti kebenaran Injil, bisa mengalami dan memiliki anugerah keselamatan. Langkah itu diilustrasikan oleh Yohanes Pembaptis dengan pernyataan ini: “Luruskanlah jalan bagi-Nya, setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata; yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan dan semua orang akan melihat keselamatan dari Tuhan.” Kata “orang” di situ agak unik, di dalam teks aslinya sarkos. Sarkos ini menunjuk secara daging atau bersifat jasmaniah. Jadi, orang-orang secara jasmaniah, secara daging melihat keselamatan yang ditawarkan oleh Tuhan Yesus. Tetapi ternyata tidak semua mereka mengerti Injil. Mereka memiliki mata tapi tidak melihat, memiliki telinga tetapi tidak mendengar.
Seperti yang ditulis dalam Matius 13:13-15, “Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik” atau bertobat, “sehingga Aku menyembuhkan mereka.”
Kasus ini tidak hanya terjadi pada zaman itu, juga terjadi di sepanjang zaman dalam kehidupan manusia terkait dengan bagaimana orang menerima Injil. Banyak orang yang merasa tahu atau mengerti Injil, tapi sebenarnya tidak pernah tahu atau tidak pernah mengerti. Ini tragis. Sejatinya, Injil bukan sesuatu yang mudah dimengerti. Kalau dikesankan bahwa Injil mudah dimengerti dan orang bisa dengan mudah menjadi Kristen lalu bisa dengan mudah masuk surga pula, itu sesuatu yang salah; menyesatkan. Ketika Yesus berbicara bahwa ,“Sekalipun melihat, mereka tidak melihat; dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti,” konteksnya Tuhan Yesus sedang mengemukakan perumpamaan tentang penabur di mana banyak benih ditabur, tapi tidak semua mereka bisa menerima taburan itu sehingga berbuah. Hanya yang menerima taburan sebagai tanah yang baik, yang berbuah 30, 60, 100 kali lipat. Jadi, bukan karena benihnya sebab kualitas benihnya bagus. Namun karena medianya; yaitu manusianya.
Sejatinya, kalau orang tidak seperti Yesus—hidupnya tidak makin lemah lembut, rendah hati—pasti dia tidak mengerti Injil dengan benar. Pasti salah pemahaman Injilnya, biarpun dia doktor teologi. Faktanya, memang pada zaman Yesus mengenakan tubuh daging itu, banyak orang Israel yang tidak mengerti apa yang diajarkan oleh Yesus. Padahal berita Injil inilah yang dinanti-nantikan oleh para nabi dan orang-orang benar. Jadi, sangat disayangkan kalau orang-orang yang mendapat kesempatan mendengar Injil, tetapi tidak mengerti Injil itu. “Persiapkan jalan bagi Tuhan,” karena kebenaran Injil akan diberitakan dan anugerah keselamatan akan dinyatakan, ditawarkan, disediakan. Namun kita harus mempersiapkan diri, makanya Yohanes Pembaptis diutus karena pentingnya momentum itu. Bahkan itu pun sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka untuk itu, Tuhan harus membuat tindakan yang luar biasa melalui Zakharia dan Elisabet, supaya bangsa Israel, masyarakat Israel bisa menyambut seruan Yohanes Pembaptis yang “nyeleneh.”