Dalam mengiring Tuhan, pasti kita masih jatuh bangun. Namun, kalaupun kita mengalami jatuh bangun, kita tidak gagal. Karena kejatuhan pun dijadikan Tuhan sebagai proses untuk penyempurnaan. Tidak pernah ada orang yang berjanji mengikut Tuhan Yesus dengan segenap hidupnya, dengan seluruh pertaruhannya, gagal. Tidak pernah. Mungkin muncul pertanyaan dalam hati, “Bagaimana dengan Yudas?” Jangan salah, Yudas memang dari semula mata duitan, benar? Berbeda dengan Petrus yang mengatakan, “Aku akan ikut Engkau, Tuhan, ke mana Engkau pergi.” Sekalipun dia punya kegagalan, Tuhan tidak pernah membuat dia gagal total. Dia bisa dipulihkan.
Maka, jangan kita mendengar suara Iblis yang mengatakan, “Hati-hati dengan janji ini. Kalau kamu tidak penuhi, kamu celaka.” Benar, kalau kita tidak penuhi, kita celaka. Tetapi Tuhan akan membuat kita bisa memenuhinya. Tuhan menghargai ketika kita berkata, “Tuhan, aku akan ikut Engkau ke mana pun Engkau pergi,” walaupun kita ketika mengucapkan itu, tidak akan bisa membayarnya. Tetapi, di kemudian hari, Tuhan akan menolong kita untuk bisa memenuhinya. Tuhan menghargai ketika kita memercayai Dia dalam kekurangan, kelemahan, dan kebodohan kita.
Tuhan menghargai kepercayaan itu, dan Tuhan menghargai kecintaan kita. Kita tidak sempurna—belum sempurna—tetapi kita tetap bisa mengasihi Tuhan. Jangan mengandalkan kuat dan gagah kita. Tuhan hanya mau mendengar kita mau. Kalau kita menghitung kemampuan kita, maka pasti kita tidak akan berani mengucapkan janji itu. Tetapi, kalau kita percaya bahwa tidak ada kehidupan di luar Tuhan, bahwa hanya Dia kehidupan kita, maka tidak ada celah yang kita buka untuk siapa pun. Kita memercayai Tuhan dan kita berani mengucapkan janji.
Dan Tuhan akan memberikan kita pertolongan, Tuhan akan memberi kemampuan. Jangan takut nekat, nanti kita pasti bisa. Pada akhirnya kita lihat, bisa. Banyak orang yang tidak berani mengambil keputusan, sampai pada suatu saat mereka tidak pernah mengambil keputusan yang besar ini. Mereka tidak mampu, karena mereka tidak percaya Tuhan dan tidak mencintai Dia. Maka, selagi masih punya kesempatan untuk memercayai Tuhan dan mencintai Tuhan, ambil keputusan ini. Kita akan melihat kemuliaan Allah dan kita akan mengalami kehadiran Tuhan.
Tuhan tidak mau berurusan dengan orang yang setengah hati. Dan firman Tuhan mengatakan, “Orang yang mendua hati, tidak memperoleh apa-apa.” 100% memercayai Tuhan, atau tidak usah sama sekali. Memang, pasti ada orang yang mencemooh ketika kita membuat perjanjian karena mereka menilai kita seperti mau bangga diri, mau sombong, atau dianggap menutupi dosa atau apa pun, jangan pedulikan! Kita semua akan meninggal dunia. Dan kitab kehidupan akan dibuka. Setiap orang akan memperoleh apa yang patut diterimanya.
Ketika kita tidak membuat perjanjian dengan Tuhan, kita merasa tidak membuat perjanjian dengan dunia, tetapi itulah langkah-langkah membuat perjanjian dengan dunia. Sebab, tidak ada subjek dan objek lain; Tuhan atau setan. Jadi ketika kita tidak melakukan perjanjian dengan Tuhan, sejatinya kita membuat perjanjian dengan dunia, dengan kuasa gelap. Kita membawa diri kita kepada kegelapan. Dan kita tidak akan pernah menduga betapa hebatnya kalau kita berani membuat perjanjian dengan Tuhan. Tetapi kalau tidak, betapa jahatnya.
Jangan sampai Iblis memakai gairah dan keberanian kita untuk kejahatan. Sebaliknya, pakai gairah dan keberanian kita untuk Tuhan. Percayalah, kita tidak akan pernah menyesal mengambil keputusan ini. Namun kita harus dengan kerelaan melakukan hal ini. Kalau bukan Tuhan, kita tidak ada seperti sekarang ini. Jadi, jangan takut membuat perjanjian dengan Tuhan. Kita harus berani hidup dalam ketidakwajaran. Tuhan akan membimbing kita, sifat karakter kita akan diubah. Sebab pada dasarnya, perjanjian kita dengan Tuhan harganya adalah seluruh hidup kita, nyawa kita. Karena kalau kita tidak kehilangan nyawa, kita tidak beroleh nyawa. Nyawa manusia lama kita mati, tetapi Tuhan memberikan kita nyawa yang baru; kehidupan Kristus.
Sehingga kita bisa berkata, “Hidupku bukan aku lagi,tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.” Hidup kita pasti berubah. Pasti. Ketika kita berkata, “Aku dedikasikan hidupku hanya untuk-Mu, Elohim Yahweh. Aku janji untuk hidup suci, tak bercacat, tak bercela. Dosa sekecil apa pun, sehalus apa pun tidak akan kulakukan.” Namun, bukan berarti kita pasti tidak bisa meleset. Masih bisa. Tetapi ketika kita berbuat kesalahan, kita akan menyesali, “Kenapa aku lakukan itu?” Jadi, jangan takut membuat perjanjian dengan Tuhan. Jangan takut. Kalau kita punya nurani yang dipimpin Roh Kudus, kita akan tahu bahwa ini keputusan yang benar.
Tidak pernah ada orang yang berjanji mengikut Tuhan Yesus dengan segenap hidupnya, dengan seluruh pertaruhannya, gagal.