Kalau kita berurusan dengan orang baik, pasti buah atau akibatnya adalah kebaikan atau keuntungan. Akan tetapi, kalau kita berurusan dengan orang yang tidak baik, orang yang jahat, hasilnya adalah kerugian, kecelakaan. Di dalam realitas jagat raya ini, ada dua oknum yang bertentangan sifatnya: yang pertama, Allah yang baik; yang kedua, kuasa kegelapan yang jahat. Tetapi masalahnya adalah selama ini kita sungguh-sungguh berurusan dengan siapa? Banyak orang memang tidak mau berurusan dengan setan atau kuasa kegelapan karena tahu setan itu jahat, tetapi juga tidak sungguh-sungguh mau berurusan dengan Allah.
Orang yang 100% mau berurusan dengan Allah, hanya sedikit. Sebab Tuhan itu tidak kelihatan, bahkan kadang-kadang seperti tidak ada. Sementara setan dapat tampil dalam berbagai bentuk, dalam berbagai wujud, dalam berbagai manifestasi, sehingga tidak dikenali sebagai setan. Sehingga banyak orang yang sebenarnya berurusan dengan setan, atau berurusan dengan setan secara setengah-setengah, dan tidak berurusan dengan Tuhan secara penuh. Tuhan sangat lembut. Jika Tuhan menegur, Tuhan menegur dalam kelembutan. Terkesan sebagai Allah yang diam (The silent God); bukan Allah yang tidak bergerak apa-apa, tetapi seakan-akan Allah itu tidak ada.
Kalau kita mau berurusan dengan Tuhan, kita harus berurusan secara serius, sungguh-sungguh, karena Tuhan tidak mau setengah-setengah. Dan kita harus cerdas untuk dapat melihat manifestasi atau penyataan-pernyataan kuasa kegelapan dalam berbagai bentuk. Itulah sebabnya, dibutuhkan gereja yang mimbarnya harus menjadi suara Tuhan yang memberitahu kepada jemaat bahaya-bahaya yang dapat membuat jemaat celaka atau terhilang. Jadi, ingat kedua hal ini:
Yang pertama, ada dua oknum; Tuhan yang Maha Baik, dan setan yang maha jahat.
Keuntungan dan kebaikan yang kita peroleh dari Tuhan itu bukan hanya kita nikmati dan kita terima dalam kehidupan kita pada waktu di bumi, melainkan terutama nanti di kehidupan yang akan datang, di kekekalan. Justru itu yang penting. Namun, banyak orang yang tidak tahu jalan hidupnya. Usahanya maju, berkembang terus, tetapi hidupnya hanyut, tenggelam, sibuk dengan urusan demi urusan. Apalagi kalau sudah menjadi konglomerat, sibuk sekali. Tetapi ketika mati, dia tidak membawa apa-apa. Malang sekali.
Memang mereka bukan orang jahat, bisa juga orang baik, tetapi tidak berurusan secara benar dengan Tuhan. Mungkin ke gereja juga, kalau dia Kristen, bisa juga dia menyumbang, memberi uang ke gereja, memberikan perpuluhan. Bahkan bisa jadi mereka adalah aktivis. Sejatinya, orang-orang seperti ini kasihan, sebab biasanya mereka tidak bisa diingatkan lagi karena sudah percaya diri. Dan mereka juga sangat terhormat.
Dunia kita hanya satu; yaitu, Tuhan. Artinya kita harus bekerja baik-baik, harus bekerja. Kalau tidak bekerja, Tuhan tidak berkenan. Malas itu dosa. Makan juga harus diperhatikan, apa yang kita makan. Tidak memiliki kebencian terhadap orang, jujur sejujur-jujurnya dan mengalah dengan tulus. Roh Kudus pasti akan tolong setiap kita. Hadiri atau ikuti jam-jam kebaktian, bangun pagi, berdoa. Inilah bukti bahwa kita menjadikan Tuhan satu-satunya dunia kita. Namun nanti, kita mungkin akan dimusuhi orang, sebab setan akan menggerakkan orang memusuhi kita dan Tuhan mengizinkan itu. Supaya kita belajar mengasihi musuh, mengasihi orang-orang yang membenci kita. Dan kita akan melihat pembelaan Tuhan, supaya bisa melihat kemuliaan Tuhan.
Yang kedua, ubah hidup kita sekarang.
Jangan nanti, apalagi menunggu di pengadilan Tuhan, terlambat sudah. Bersyukur dengan apa yang ada, tidak takut menghadapi bahaya, makin yakin bahwa Allah itu nyata, tidak takut menghadapi kematian. Dan ini perlu proses, yang dimulai di rumah, di tempat kerja, dalam perjalanan hidup kita masing-masing. Lakukan apa yang Tuhan perintahkan, ini obat. Jiwa kita sembuh, karena kita menyenangkan Tuhan. Sementara itu, Iblis memberi ‘obat’ lewat mulut banyak orang, lewat gadget, lewat tontonan, lewat percakapan. Itu obat dari Iblis yang jika kita tidak hati-hati, kita telan karena kita pikir itu obat, padahal itu racun.
Kita menonton film silat, lalu diajari balas dendam. Maka ketika di tempat pekerjaan kita disakiti dan dilukai orang, kita balas dengan lebih menyakitkan lagi. Akan tetapi,Tuhan mengajar kita, “Jika kamu ditampar pipi kanan, beri pipi kiri.”Dalam Alkitab kita membaca orang-orang yang dilindungi Tuhan pada akhirnya tetap berjaya. Hidup memang selalu ada masalah, dan semua itu merupakan pergumulan hidup, di mana setan mau mengalihkan perhatian kita dari Tuhan. Jangan sampai fokus kita bisa dialihkan oleh setan. Perhatian kita harus tetap kepada Tuhan. Kita tidak akan celaka jika kita berurusan dengan Tuhan.
Kita tidak akan celaka jika kita berurusan dengan Tuhan.