Mencari Tuhan itu bukan hal yang sulit atau sampai tidak bisa kita lakukan. Kita pasti bisa melakukannya. Dan setiap kita harus mengalami dalam konteks hidup kita masing-masing, karena Allah itu nyata sebab Dia hidup. Tidak mungkin bumi yang begini sempurna—dengan iklim, siklus alam, tumbuhan, hewan dengan habitatnya, juga jagat raya yang luas, planet-planet yang begitu banyak tapi tidak bertabrakan—tidak diciptakan oleh satu Pribadi Agung yang sangat cerdas. Metabolisme tubuh kita ini juga luar biasa. Allah itu hidup. Kita pasti bisa mencari-Nya. Namun setan membuat kita tidak fokus. Memang kita sibuk dengan segala aktivitas hidup—mengurus rumah tangga, bisnis, olahraga, juga pelayanan—tapi kita harus punya porsi untuk Tuhan yang harus kita perhatikan.
Pengalaman dengan Tuhan itu luar biasa, maka kita harus mengalaminya secara pribadi. Namun banyak yang berkata tidak bisa, mengapa? Kalau kita punya tekad, pasti bisa. Orang bisa bangun pukul 03.00 subuh demi nonton sebuah pertandingan bola. Apalagi jika yang bertanding adalah tim favoritnya. Bahkan di halaman rumahnya ada bendera dari tim favoritnya itu, walau belum tentu mengibarkan Bendera Merah Putih? Kalaupun tim itu berhasil menang, sejatinya, mereka tidak dapat apa-apa. Jadi kenapa untuk dunia kita bisa begitu tekun, tapi untuk Tuhan kita tidak tekun?
Firman Tuhan berkata, “Carilah Aku selama Aku berkenan ditemui.” Ayo, kita mencari Dia dengan sungguh-sungguh. Jangan hanya datang kebaktian, lalu pulang, dan lupa semua. Siapkan waktu minimal 30 menit untuk kita duduk di bawah kaki-Nya. Dan kalau anak-anak melihat ketekunan orang tuanya membaca Alkitab dan berdoa, maka anak-anak mendapat warisan yang sangat berharga, sangat mahal dan yang tidak bisa dinilai dengan harta. Mereka jadi mengerti dan mengalami bahwa Tuhan itu sangat berharga, lewat perbuatan kita. Ketika kita di ujung maut, dan ketika kita tidak punya kesempatan untuk menghampiri Tuhan, kita baru tahu betapa dahsyatnya perjalanan waktu itu! Mengerikan! Kekekalan itu mengerikan! Maka mengapa kita tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan hari ini? Membangun hubungan yang eksklusif dengan-Nya?
Mencari Tuhan artinya berusaha untuk mengalami Tuhan di dalam perjumpaan dengan Allah yang hidup dan nyata itu, serta berjalan bersama dengan Dia setiap hari. Dalam hal mencari Tuhan, pada dasarnya sama dengan berusaha untuk mengerti apa yang Tuhan kehendaki dan apa yang Tuhan rencanakan untuk kita lakukan dan kita penuhi dalam hidup ini. Tentu kehendak dan rencana Allah dalam hidup masing-masing kita itu berbeda. Maka setiap orang, setiap individu harus menemukan apa kehendak Allah dalam hidup kita masing-masing, dan apa yang Allah rencanakan dalam hidup kita masing-masing untuk kita penuhi. Jadi, ketika kita hidup dalam kehendak dan rencana kita sendiri dan kita tidak mengalami perjumpaan dengan Allah, itu artinya kita sedang terhilang.
Walaupun kita ada di lingkungan pelayanan, kalau kita tidak mengerti apa kehendak Allah untuk kita lakukan, tidak mengerti apa rencana Allah untuk kita penuhi, dan tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan serta tidak berjalan bersama dengan Dia, sejatinya kita terhilang. Seperti anak sulung yang terhilang di dalam rumah. Ada anak yang hilang di luar rumah, itu si Bungsu; yang jelas melakukan kejahatan dan berbagai pelanggaran moral, dan nyata-nyata melawan bapaknya. Sementara si Sulung sekilas tidak melawan bapaknya dan dia ada di rumah. Tetapi tidak ada kesatuan hati dengan bapak. Ia terhilang di dalam rumah. Jadi sampai pada titik tertentu, keterhilangannya terlihat.
Ketika si Bungsu pulang, ayahnya menyambutnya dan mengadakan pesta yang meriah sebab anak bungsu yang dipandang telah mati ternyata hidup kembali. Si Sulung tidak mau menerima hal itu. Ia tidak mau masuk rumah. Ia unjuk perasaan atau demo. Dan itu mempermalukan ayahnya di depan para tamu-tamu yang hadir dalam pesta dan hamba-hamba dari ayahnya itu. Tamu-tamu saja menghormati. Hamba-hambanya apa lagi, pasti menghormati. Anak sendiri tidak menghormati, karena merasa keinginannya tidak dipuaskan. Ketika kita melakukan sesuatu di luar kehendak Allah, kita sedang keluar dari persekutuan dengan Allah. Itu terhilang.
Oleh sebab itu, kita yang hari ini mendengar atau membaca firman, mari kita betul-betul berubah. Mulai sediakan waktu untuk sungguh mencari Tuhan. Ketika kita ada di ujung waktu kehidupan kita, baru mengerti betapa berharganya waktu. Sebab di dalamnya ada kesempatan menemui dan menemukan Allah. Dan cepat atau lambat akan terjadi pada kita masing-masing. Ini adalah realita hidup dan hanya Tuhan yang bisa menjadi jawaban. Temui dan alami Tuhan. Sebab hanya saat kita menemukan dan mengalami Tuhan, kita punya hubungan eksklusif yang mempersiapkan kita pulang ke rumah Bapa.