Skip to content

Teman Interaksi Tuhan

 

Kita bisa bertumbuh dalam kedewasaan kepekaan rohani sehingga kita bisa menjadi teman interaksinya Tuhan, apabila moral manusia kita baik dan kalau hidup kita sepenanggungan atau satu keterbebanan dengan Tuhan. Kalau orang sungguh-sungguh memiliki moral yang bertumbuh, nanti akan berkembang lagi menjadi satu keterbebanan mencintai jiwa-jiwa yang terhilang, yaitu bagaimana menyampaikan berita Injil supaya orang diselamatkan. Orang seperti inilah baru menjadi teman interaksi Tuhan. Jadi, kalau kita belum punya beban, mungkin karena kita belum dewasa rohani. Namun, kalau umur kita sudah di atas 50-60 tahun, dan masih tidak punya beban, itu gejala kita tidak dapat menjadi teman interaksi Tuhan selamanya. 

Ironis, banyak orang tertipu, sehingga sesungguhnya mereka belum diselamatkan. Mereka belum termasuk seperti apa yang dikatakan 1 Yohanes 2:19, “Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita.” Jadi ada orang-orang yang memang di dalam ukuran manusia, tidak ada alasan untuk membawanya ke luar dari hukuman penjara. Tetapi, jangan berpikir orang yang tidak dipenjara, mereka tidak akan masuk neraka. Sedangkan di ayat 15 tertulis, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.” Ini ucapan Tuhan! 

Menurut sejarah tradisi gereja, surat Yohanes itu ditulis paling akhir dari semua surat para rasul dan itu ditulis dari sebuah doa bersama para rasul, lalu menugaskan Yohanes membuat surat itu. Bisa benar bisa tidak, tapi tidak masalah, karena pasti ini Tuhan yang memberi ilham. Selanjutanya, “Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”

Jika kita baca ayat seterusnya, kita akan sampai pada pembahasan tentang antikristus. Surat Yohanes ini ditulis pada kira-kira tahun 100 Masehi, ketika orang-orang Yahudi sedang frustasi, sebab bait Allah yang dianggap sebagai simbol kehadiran Tuhan dan persatuan bangsa Yahudi, hancur, diratakan tanah oleh kekuatan tentara Roma. Menurut sejarahnya, pada waktu itu muncul orang-orang yang mengaku sebagai mesias dan menyeret orang-orang Kristen kepada penyesatan itu. Kalau orang-orang Kristen abad pertama terseret oleh bujukan orang-orang yang mengaku mesias, padahal antikristus, maka zaman kita hari ini, ada banyak orang yang terseret karena percintaan dunia. Orang-orang yang mengasihi dunia ini adalah orang-orang yang akan tertolak bersama-sama dengan orang yang memusuhi Yesus.

Matius 24:45-51, Tuhan Yesus mengemukakan adanya hamba-hamba yang senasib dengan orang-orang munafik, orang-orang yang memang tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Surga. Memang mereka adalah orang-orang Kristen yang tidak melakukan kejahatan yang dapat mengakibatkan masuk penjara. Akibatnya, orang-orang seperti ini mungkin berpikir bahwa Tuhan tidak punya alasan membawanya ke neraka. Tetapi dia tidak tahu bahwa menjadi Kristen itu diproyeksikan, disetting, direncanakan untuk menjadi Man of God, manusia Allah. Orang-orang seperti ini biasanya tidak menghargai anugerah Tuhan. Anugerah Tuhan memang cuma-cuma, tetapi tidak murahan, dan anugerah ini harus diresponi dengan tanggung jawab.

Sekali kita berkata, “Aku percaya Tuhan Yesus, aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamatku,” maka kita akan disekolahkan untuk menjadi Man of God, kita akan diproses Tuhan untuk menjadi anak-anak Allah yaitu pangeran-pangeran Kerajaan Surga yang memiliki moral dan karakter bangsawan surga. Di sinilah letak mahalnya anugerah itu. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang yang mau mengikut Dia, “Hitung dulu anggarannya.” Mau ikut Yesus, itu mahal. Benar kita mendapat anugerah itu cuma-cuma, sebab tidak ada cara lain untuk bisa menemukan Allah yang benar dan memiliki hubungan kembali dengan Pencipta kita tanpa kurban Yesus di kayu salib. Tetapi begitu seorang menerima kurban Yesus di kayu salib, jadi dia harus menjadi anak-anak Allah yang pantas disebut sebagai anak-anak Allah.

Maka firman Tuhan katakan, “selamatkan dirimu dari angkatan yang jahat ini” (Kis. 2:40). Dalam teks aslinya, kata jahat adalah skolia (σκολιός), yang artinya keruh, tidak lurus, tidak jujur, bengkok. Yaitu orang-orang yang tidak jujur dengan dirinya sendiri atau yang tidak mengenal dirinya sendiri dengan benar, sehingga tidak pernah mengalami pertobatan. Dia tidak mengenal dirinya sendiri dengan benar karena dia tidak melihat standar yang harus dia capai.