Skip to content

Tegas Terhadap Diri Sendiri

 

Kita harus benar-benar tegas terhadap diri sendiri; mengambil posisi yang jelas, tidak mendua hati; apakah kita benar-benar mengikut Yesus dan bermaksud untuk bersama dengan Tuhan Yesus di kekekalan atau tidak? Dulu kita pernah menjadi orang yang tidak tegas, tidak memilih posisi dengan jelas, gamang, bias. Masuk neraka tentu tidak mau, namun masuk surga pun tidak rindu. Sekarang maunya apa? Itulah yang terjadi dalam kehidupan banyak orang. Kita komunitas pecinta Suara Kebenaran dan khususnya para hamba Tuhan, kita jelas memiliki pilar langit baru bumi baru, artinya fokus kita harus tertuju ke sana. 

Namun itu pun tidak membuat kita benar-benar punya posisi yang kokoh, karena kita masih memiliki banyak kesenangan. Tetapi seiring berjalannya waktu, Tuhan proses sehingga kita semakin menghayati perkataan Tuhan Yesus, bahwa kita bukan dari dunia ini. Dan kita semakin bisa menempatkan diri pada posisi bahwa, “Aku adalah warga Kerajaan Surga. Dunia bukan rumahku.” Bersyukur kalau kita sampai bisa pada penghayatan yang benar akan hal ini, dan mengarahkan diri kita ke Kerajaan Surga. Tuhan mengadakan banyak kejadian di dalam hidup kita. Sampai pada titik di mana kita patah hati dengan dunia. Kita hayati betapa jahatnya dunia ini, betapa rusaknya manusia.

Dan itu menjadi cermin untuk kita, artinya jangan kita melakukan kesalahan, jangan membuat bencana atau penderitaan bagi orang lain. Melewati pengalaman hidup, akhirnya kita memilih, “Aku pulang saja.” Ini bukan berarti lalu kita menjadi pesimis, tidak bergairah hidup; kita optimis! Optimis kita adalah kehidupan yang akan datang, yaitu di langit baru bumi baru. Dan sekarang kita kerja keras, bagaimana kita bisa menyelamatkan jiwa sebanyak mungkin dan bagaimana kita menjaga kesucian, tidak mencintai dunia sama sekali. Dengan cara demikian, kita menyelamatkan jiwa-jiwa. 

Lalu, apa sekarang tugas kita? Yang pertama, hati kita harus dipindahkan ke surga, karena dunia bukan rumah kita. Kita sedang menanti kedatangan Tuhan Yesus yang menjemput kita dan yang berkata, “… supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Yoh. 14:3). Tuhan Yesus menghendaki di mana Ia berada, kita pun ada. Jadi kalau sampai kita tidak merindukan bertemu dengan Tuhan Yesus, ada yang salah dalam hidup kita. Mari kita tegas, terutama kita harus tegas terhadap diri sendiri, bahwa dunia bukan rumah kita. Kita mempersiapkan diri untuk pulang ke surga. Jangan berbuat dosa lagi. Hidup sekudus-kudusnya, hidup sesuci-sucinya. Jangan terikat dengan hiburan dan tontonan dunia ini. Kita harus perbanyak waktu kita duduk diam di kaki Tuhan. 

Kekhawatiran kita bersama adalah banyak orang tidak sanggup untuk memindahkan hati ke surga karena hatinya terikat dengan dunia. Masih merasa bahwa dirinya itu penduduk bumi, mau menikmati dunia atau bumi ini seperti orang lain menikmati. Pada kesempatan ini, kita mau bersikap tegas kepada diri sendiri. Pancangkan perhatian kita di dunia akan datang, di langit baru bumi baru. Tegas terhadap diri sendiri bahwa dunia bukan rumah kita. Dan tidak ada yang kita nantikan lagi dari apa yang ada di bumi ini. Kita hanya menantikan kedatangan Tuhan Yesus di awan-awan permai menjemput kita atau kalau waktu itu belum datang, kita meninggal dunia, kita dijemput malaikat masuk Rumah Bapa. 

Yang kedua, kita harus hidup sekudus-kudusnya, sesuci-sucinya. Jangan melukai hati Tuhan. Dan itu, bisa. Adalah sebuah keniscayaan untuk hidup suci, hidup tak bercacat tak bercela. Jangan setengah-setengah, jangan bimbang hati. Hanya orang yang sungguh-sungguh memindahkan hati di Kerajaan Surga dan meletakkan seluruh pengharapan kebahagiaannya hanya nanti di langit baru bumi baru merupakan orang yang terbebas dari ikatan percintaan dunia, orang yang makin takut akan Allah, takut berbuat dosa, dan orang-orang ini pasti mencintai Tuhan dengan benar. Ayo, kita militan!