Hidup kita harus sungguh-sungguh membuat surga menjadi nampak, kelihatan, tentunya kelihatan bagi orang yang nuraninya masih bisa diperbaiki, bagi orang yang masih bisa berbalik dan bertobat, tetapi tidak akan terlihat oleh mereka yang nuraninya sudah gelap, yang pikirannya jahat. Jika kita sungguh-sungguh mau mengikut Yesus, kita mohon Tuhan menolong kita untuk mengikut jejak Yesus. Maka surga akan nampak, dan ini merupakan atribut atau ciri dari anak-anak Allah yang mengikut Yesus, seperti yang dikatakan di dalam Matius 5:14-15, “Kota yang terletak di atas bukit mustahil tersembunyi,” jadi pasti surga itu nampak. Mengapa selama ini banyak orang Kristen yang tidak membuat surga itu nampak? Karena mereka tidak memancarkan terang Kerajaan Allah. Orang Kristen yang tidak memancarkan terang Kerajaan Surga, artinya kehidupan mereka tidak berbeda dengan manusia lain.
Roh Kudus akan menolong jika kita sungguh-sungguh mau mengikut Yesus dan memiliki atribut atau ciri ini: “Kota yang terletak di atas bukit mustahil tersembunyi,” artinya pasti terlihat. Kehidupan yang dipisahkan dari dunia, walaupun kita ada di tengah-tengah dunia, tapi warna kita harus makin hari makin berbeda, sehingga orang akan berkata, “Manusia macam apa kamu ini? Beragama, ya, beragama, tapi jangan terlalu begini. Kristen, ya, Kristen, tapi kok kamu seperti ini?” Makin hari kita makin berbeda. Dan hidup kita akan menjadi alat pemisah; ada yang sungguh-sungguh akan ikut, tetapi di pihak lain kita akan diserang. Entah bagaimana, orang memiliki gairah mau membunuh nama baik, merusak damai sejahtera, membuat kita kesal, marah, frustasi. Tanpa disadari oleh mereka, sesungguhnya, mereka dipakai oleh kuasa kegelapan.
Dan “mereka” bisa pasangan hidup, keluarga dekat, atau aktivis di gereja, bahkan bisa saja itu pendeta; pendeta yang atmosfernya beda. Dan jangan kecewa kalau hampir-hampir tidak ada orang yang ikut kita. Kita akan dicari-cari salahnya, tapi kita tidak boleh menjadi lemah. Justru itu yang membuat kita, tanpa disadari, memiliki pertaruhan. Memang tidak diucapkan, tetapi kita memiliki pertaruhan. Siapa yang benar-benar anak-anak Allah, pengikut Yesus Kristus, dan yang bukan. Sebab banyak orang mengikut Yesus Kristus dalam bayangan dan fantasinya. Kita tidak boleh ikut Yesus dalam bayangan, fantasi, dan pengetahuan teologi mengenai Dia di otak kita, tapi kita mau berjumpa langsung. Kita mau bertemu dengan Tuhan heart to heart, dan kalau kita bertemu dengan Tuhan, tempatkan diri kita seakan-akan kita tidak punya teologi, tidak punya pengetahuan apa-apa tentang Dia.
Tapi di situlah kita akan punya pengalaman yang tidak pernah didapat dari buku mana pun, dari sekolah atau seminar mana pun. Pertaruhan ini akan mendesak kita untuk semakin meninggalkan dunia, hidup dalam kekudusan, kesucian, rela tidak punya keinginan, kebanggaan apa pun, rela tidak punya martabat, harga diri, atau apa pun. Berat, tapi inilah yang akan menyempurnakan kita. Kalau kita masih tersinggung, marah, merasa direndahkan, masih merasa dihina, berarti kedagingan kita belum mati; kita harus matikan semua perasaan negatif. Kita menjadi manusia cemerlang. Bagi orang yang nuraninya masih bisa diluruskan, yang masih bisa bertobat, terutama orang yang rendah hati, mereka bisa bersama kita, tapi orang yang sombong, merasa pintar, cakap, pasti menilai kita sesat.
Kita mau mencari jalan, minta hikmat Tuhan bagaimana kita menjadi orang-orang Kristen yang benar. Kita berjuang untuk menemukan habitat baru, habitat Kerajaan Allah. Sekalipun kita sudah belajar teologi dengan prestasi akademis summacumlaude, namun sekarang yang kita cari adalah bagaimana kita heart to heart ketemu Tuhan. Sebab kenyataannya, teologi, sekolah Alkitab, gereja, tidak membuat mata dunia melihat langit baru bumi baru, tidak membuat orang melihat Yerusalem baru, karena banyak orang Kristen pun tidak tertarik pulang ke Rumah-Nya, tidak memiliki kerinduan bertemu dengan Tuhan Yesus.
Masih banyak yang diharapkan dari dunia ini untuk bisa membahagiakan dan menyukakan hati. Kita memilih jalan yang benar-benar membawa kita kepada kehadiran Allah, kehadiran Kerajaan Surga, habitat baru yang hilang. Kita minta pertolongan Bapa di surga, mohon pendampingan Tuhan Yesus dan Roh-Nya yang menuntun kita. Kita mau mengalami Tuhan, menghadirkan Tuhan dalam hidup kita, yang nanti buah-buah hidup kita akan nyata; keterbebanan kita terhadap jiwa-jiwa, belas kasihan kita kepada orang lain, tidak sibuk dengan urusan sendiri. Dan setiap orang yang kita sentuh melalui pelayanan kita, hari demi hari akan melihat Kerajaan Surga.
Hari demi hari kita akan membunuh manusia lama, mematikan kedagingan. Kita tidak menjadi aneh, nyentrik, kita masih santun hidup di tengah-tengah masyarakat, tapi dengan warna anggota Kerajaan Allah yang benar-benar nampak pengharapannya tertaruh di Kerajaan Surga, dan langkah-langkah hidupnya yang benar-benar nampak berkemas-kemas. Kita tidak menyisakan, meninggalkan hati kita di bumi ini.