Saudaraku sekalian,
Sulit dibantah kenyataan bahwa Tuhan ketika membawa kita kepada persoalan-persoalan berat karena Tuhan mau kita mengalami Dia. Kalau tidak ada masalah-masalah berat, sering kita kurang melibatkan Tuhan karena merasa tidak membutuhkan Dia. Tentu, ini untuk mereka yang belum benar-benar matang atau belum benar-benar dewasa. Tuhan mengizinkan seseorang mengalami persoalan-persoalan yang besar dan berat, supaya ia melibatkan Tuhan. Dan di situ, mereka mengalami Tuhan. Tetapi kalau kita sudah dewasa, kita dipandang Tuhan matang, kita tidak harus mengalami persoalan berat baru melibatkan Tuhan. Sebaliknya, kita membawa diri kepada suatu situasi di mana Tuhan pasti terlibat di dalamnya.
Jadi, ketika kita belum matang, belum dewasa, Tuhan mengajar kita untuk melibatkan Tuhan di dalam kehidupan kita agar kita mengalami Tuhan, yaitu lewat persoalan-persoalan besar, persoalan-persoalan berat, persoalan-persoalan yang rumit, dan sukar, Saudara. Dan itu kenyataannya, bagi orang yang belum benar-benar dewasa atau belum benar-benar matang. Tetapi sejatinya, orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang menerima anugerah. Nah, kalau kita sudah mulai dewasa, tidak perlu kita dibawa ke dalam persoalan berat baru kita melibatkan Tuhan dan mengalami Tuhan. Kita yang membawa diri kita masuk dalam pergumulan di mana Tuhan pasti terlibat di dalamnya, yaitu pelayanan pekerjaan Tuhan.
Kalau tadi kita tidak mencari masalah, Tuhan izinkan kita mengalami masalah, sekarang kita yang cari masalah, yaitu pelayanan. Kita memikirkan bagaimana jiwa-jiwa diselamatkan, bagaimana anak-anak mengenal Tuhan, bagaimana remaja-remaja bisa mengenal Tuhan, bagaimana pemuda-pemuda dipersiapkan menjadi manusia-manusia yang unggul, yang baik di masa depan. Di sini kita terlibat dalam persoalan, dan pasti Tuhan terlibat di dalamnya karena ini pekerjaan Tuhan. Ya, tentu saja, kita harus bertanya kepada Tuhan dengan benar dengan serius: Apa yang harus kita lakukan? Jangan sembarangan kita membuat proyek-proyek pelayanan tanpa rekomendasi dari Tuhan, tanpa konfirmasi dari Tuhan, tanpa persetujuan dari Tuhan. Sejatinya, orang-orang yang melibatkan diri dalam masalah-masalah rohani, masalah pelayanan, atau masalah Tuhan, haruslah orang-orang yang sudah akil baligh, yang sudah dewasa, yang sudah tidak lagi memikirkan dirinya sendiri, tetapi memikirkan orang lain.
Nah, orang-orang seperti ini akan mendapatkan serangan yang hebat dari kuasa kegelapan. Kuasa kegelapan akan membangkitkan orang-orang yang akan menyerang, menghancurkan hidupnya. Dan orang-orang itu dipakai oleh kuasa kegelapan, benar-benar dipakai oleh kuasa kegelapan untuk menghancurkan orang-orang yang sedang melibatkan diri dalam persoalan Tuhan atau pelayanan itu. Nah, kalau Saudara orang yang mendapat serangan, jangan takut! Tetap fokus pada pelayanan. Jangan sampai terganggu. Seperti Nehemia membangun tembok Yerusalem yang rusak. Dia menghadapi musuh Tobias, Sanbalat, dan teman-temannya. Dia tetap bekerja, sementara dia menghadapi orang-orang Yahudi, pemuka-pemuka Yahudi yang tidak loyal, tidak setia, sibuk mengurusi dirinya sendiri, bahkan melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum Tuhan. Nehemia tetap kokoh memandang Tuhan, dan Tuhan menyertai dia.
Saudaraku,
Saya tidak tahu sampai di mana level kerohanian Saudara. Tetapi, sudah saatnya Saudara masuk dalam persoalan, dalam masalah di mana Tuhan pasti terlibat di dalamnya, yaitu pelayanan pekerjaan Tuhan. Saudara tanya kepada Tuhan: Apa yang Saudara harus lakukan? Saudara sungguh-sungguh harus menggumuli hal ini agar menemukan proyek yang dari Tuhan sendiri. Jangan membuat proyek sendiri, jangan mengarang-ngarang pekerjaan Tuhan di dalam pikiranmu. Biar Tuhan yang menyatakan apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan, proyek apa yang masing-masing kita bisa dipercayai oleh Tuhan guna kita tunaikan, Saudaraku. Jangan sampai kita meninggal dunia dalam keadaan tidak tahu apa yang mestinya kita lakukan selama kita hidup di dunia.
Setiap orang pasti memiliki rencana Allah. Rencana yang pertama, harus bertumbuh sempurna seperti Bapa, serupa dengan Yesus, hidup sesuai dengan kehendak Allah. Itu pasti, mutlak demikian, Saudaraku, pasti. Setelah itu, masing-masing harus menemukan rencana Allah di dalam hidupnya. Pasti Saudaraku. Nah, jangan sampai kita meninggal dunia dalam keadaan kita tidak mengerjakan pekerjaan Allah. Pasti ada pekerjaan yang Allah Bapa kehendaki masing-masing kita tunaikan. Masing-masing kita punya tempat khusus untuk mengerjakan pekerjaan khusus yang Allah percayakan kepada kita masing-masing. Dan masing-masing kita memiliki spesifikasi, kekhususan, keistimewaan.
Dan Tuhan tahu apa yang menjadi keistimewaan kita masing-masing bagi kemuliaan Allah. Adalah kehormatan kalau kita diperkenankan mengambil bagian di dalam pekerjaan Tuhan. Tanyakan pada Tuhan, perkarakan, persoalkan dengan serius, supaya kita berkarya bagi Tuhan. Dan suatu kali, ketika kita menghadap Tuhan, kita bisa berkata: “Telah usai tugasku, telah selesai tugasku, Tuhan.”
Teriring salam dan doa,
Dr. Erastus Sabdono
Setiap orang pasti memiliki rencana Allah dan adalah suatu kehormatan kalau kita diperkenankan mengambil bagian di dalam pekerjaan Tuhan.