Skip to content

Sesuai Kebenaran Kita

2 Samuel 22:21-29, “TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku; Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, sebab aku tetap mengikut jalan TUHAN dan tidak menjauhkan diri dari Allahku sebagai orang fasik. Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan dari ketetapan-Nya aku tidak menyimpang; aku berlaku tidak bercela kepada-Nya dan menjaga diri terhadap kesalahan. Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucianku di depan mata-Nya. Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit. Bangsa yang tertindas Engkau selamatkan, tetapi mata-Mu melawan orang-orang yang tinggi hati, supaya mereka Kau rendahkan. Karena Engkaulah pelitaku, ya Yahweh, dan Yahweh menyinari kegelapanku.” 

Ada hal penting yang kita harus pahami, yaitu Allah tidak berubah. Kalau di Perjanjian Baru kita menangkap kesan atau pesan seakan-akan Allah berubah, itu salah. Pemahaman salah ini memang sudah terjadi sejak abad ke-2. Juga akibat dari filosofi Yunani di mana mereka mengenal Allah yang baik dan Allah yang jahat. Allah Perjanjian Lama bagi orang Kristen yang telah tersesat pikirannya dipandang sebagai Allah yang kurang baik. Tetapi Allah Perjanjian Baru adalah Allah yang baik. Allah yang baik, yang bisa dipandang lebih tinggi. Pemahaman seperti itu salah. Allah Perjanjian Lama adalah Allah pekerja, Allah yang martabat-Nya lebih rendah. Yang benar, Allah Perjanjian Lama juga Allah Perjanjian Baru; Allah yang sama, yang hakikat dan sifat-Nya tidak berubah. Jadi, jangan sampai kuasa kegelapan menipu kita. 

Allah tidak pernah berubah; dulu, sekarang, sampai selama-lamanya. Allah Perjanjian Lama—yaitu Elohim Yahweh—sama dengan Allah Perjanjian Baru yang kita panggil Bapa. Maka kita bisa menyebut Bapa Yahweh; Elohim Yahweh, sama. Dari ayat yang kita baca di atas, konsekuensinya kita berurusan dengan Elohim Yahweh; “TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku.” Dan itu konsekuensi yang tidak bisa dihindari, karena kita diciptakan oleh Dia. Jadi, jangan melawan Tuhan. Jangan bersikap tidak patut kepada-Nya. Ini konsekuensinya: “TUHAN, Yahweh membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucianku di depan mata-Nya. Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang suci Engkau berlaku suci, terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.” 

Mungkin ada yang berkilah, mencoba mendebat atau berargumentasi, “Firman Tuhan di Perjanjian Baru mengatakan, walaupun kita tidak setia, Dia tetap setia.” Benar, itu berlaku selama kita masih hidup. Sebab kalau sekali kita tidak setia atau berbuat dosa, lalu Allah tidak setia, mati kita! Jadi, walaupun kita tidak setia, Dia tetap setia. Tetapi kalau terus-menerus tidak setia, akhirnya berarti kita menyangkal Dia. Maka, Dia menyangkal kita juga. Jadi kalau kita sampai akhirnya tidak setia, maka Dia tetap tidak setia juga. Ini kebenaran yang mestinya menggetarkan kita. Jangan melawan Tuhan, sebab TUHAN membalas kepada kita sesuai dengan kebenaran kita. Ini adalah dinamika hidup yang harus kita pahami. Allah tidak berubah.

Berharga sekali kebenaran ini, dan berbahagia bagi kita yang mendengar dan mengerti. Tetapi berbahaya bagi yang tidak mengerti, tidak mau mengerti, dan tidak melakukan. Tidak mungkin Tuhan tidak bertindak. Kalau kita sekarang misalnya berbuat kesalahan dan tetap hidup dalam kesalahan itu, bahaya. Jangan berbuat dosa, jangan melakukan kesalahan. Orang yang hidup di dalam kebenaran, tidak memiliki rasa takut sama sekali terhadap kematian. Bahkan, sangat merindukan kedatangan Tuhan dan perhitungan-Nya di hadapan takhta pengadilan. Dan orang yang hidup dalam kebenaran, pasti tidak egois. Dia akan berbuah selama hidup di dunia, membimbing orang supaya jangan orang ikut terbawa ke dalam kegelapan. 

Mari kita renungkan kebenaran ini, kita hayati, kita serap dengan baik, dan kita mau berubah. Hidup akan dapat kita jalani dengan baik kalau kita mengerti kebenaran dan melakukannya. Dan ini rahasia kebenarannya: TUHAN membalas kepada kita sesuai dengan kebenaran kita. Di ayat 31 dikatakan, “Dia bisa menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung kepada-Nya.” Jangan melawan Tuhan. Apa sulitnya, beratnya, ruginya hidup suci, hidup benar itu? Tidak ada kehidupan yang lebih indah dari hidup dalam kesucian Tuhan. Apa kata orang terhadap kita, jangan itu mengganggu jiwa kita. Sebaliknya, menjadi berkat. Yang penting benar-benar kita hidup tidak bercacat tidak bercela di hadapan Tuhan, hari ini sampai selama-lamanya. Kita yang masa lalunya buruk, jangan ingat lagi karena itu akan mengintimidasi kita. Tuhan mengampuni, Tuhan melupakan. Tuhan memandang siapa kita hari ini, dan bisa menjadi apa kita nanti. Jadi kalau kita punya dosa hari ini, apa pun, akuilah dan bereskan di hadapan Tuhan.

Ini rahasia kehidupan, yaitu TUHAN membalas kepada kita

sesuai dengan kebenaran kita.