Skip to content

SERAKAH

Saudaraku,

Tuhan tidak berkenan atas orang-orang yang serakah (greedy), orang yang maunya selalu banyak, limpah, yang tidak puas dengan jumlah sedikit. Tuhan pasti tidak berkenan. Pada umumnya manusia di dunia memiliki gairah itu; sejak masa kanak-kanak, memasuki masa pra-remaja, memasuki masa remaja, pemuda dan seterusnya, sampai tua. Biasanya orang serakah mau punya banyak, lebih dari yang lain. Dan itu yang menjadi belenggu, itu yang menjadi ikatan, sampai pada titik tertentu orang tidak bisa tidak serakah. Uang mau banyak, harta mau berlimpah, pangkat mau setinggi-tingginya, kekuasaan mau seluas-luasnya. Dan hal itu membelenggu manusia menjadi rantai Setan yang menariknya masuk ke dalam api kekal.

            Seharusnya, kita serakah yang lain; kita tidak serakah untuk perkara-perkara dunia, bukan serakah untuk hal-hal materi, kekayaan, pangkat, gelar, kekuasaan. Tapi kita mau banyak dalam arti berkenan kepada Tuhan; bagaimana kita bisa mencapai puncak setinggi-tingginya dalam hal berkenan kepada Tuhan, bagaimana kita bisa menjadi manusia yang sebanyak-banyaknya menyerap berkat rohani yang membuat kita sempurna seperti Bapa, memiliki kecerdasan rohani yang di dalam segala hal yang kita lakukan presisi, tepat seperti yang Allah kehendaki. Kita tidak mau sedikit dan kita tidak mau menunda lama-lama; secepat-cepatnya, sebanyak-banyaknya kita menyerap berkat rohani dari Tuhan dan menjadi orang-orang yang benar-benar berkenan kepada Tuhan. Dengan demikian kita tidak akan mengingini dunia, apalagi menjadi serakah, tidak akan; serakah untuk hal-hal materi, serakah untuk hal-hal duniawi.

            Kita membakar hati kita, bagaimana kita bisa mencapai puncak kesucian di hadapan Allah, puncak keberkenanan di hadapan Allah. Kita membakar diri kita, bagaimana kita menjadi orang-orang yang berkenan di antara manusia di sekitar kita, berkenan di hadapan Allah, di antara manusia di sekitar kita. Inilah yang dimaksud Alkitab dalam Ibrani 12:1, “Perlombaan yang wajib.” Orang berlomba untuk menjadi orang paling kaya, punya harta sebanyak-banyaknya, kehormatan sebanyak-banyaknya, pangkat setinggi-tingginya, kekuasaan seluas-luasnya; tapi kita memilih, bagaimana kita menjadi anak-anak Allah yang benar-benar berkenan. Ibrani 12:1-2; bagaimana kita bisa mencapai ketaatan yang sempurna atau iman yang sempurna seperti Tuhan kita Yesus Kristus.

            Jadi kita tidak menunda besok atau nanti. Saat ini juga. Kalau kita dosa, ada kesalahan, kita minta ampun kepada Tuhan. Setelah itu kita berusaha untuk menjaga pikiran, hati, perkataan, perbuatan kita agar tidak melanggar kehendak Allah, agar tidak bertentangan, agar tidak bertabrakan dengan pikiran dan perasaan Allah. Yuk, kita bakar. Kita buat membara. Betapa indahnya hidup seorang yang menyenangkan hati Allah, yang berkenan di hati Allah. Banyak masalah yang kita hadapi. Tetapi hal itu tidak boleh mengganggu perjuangan kita untuk berkenan kepada Allah. Perjuangan untuk berkenan kepada Allah menjadi sempurna seperti Bapa, serupa dengan Yesus haruslah hal utama, apa pun yang terjadi dalam hidup kita tidak boleh menjadi persoalan. Persoalan kita adalah bagaimana kita dapat mengerti kehendak Allah untuk kita lakukan, rencana Allah untuk kita penuhi.

            Banyak orang Kristen tidak diberkati, karena Tuhan tahu kalau berkat jasmani melimpah, dia tambah serakah. Dia menjadikan itu berhala. Sehingga orang-orang seperti ini tidak bisa dipercayai Allah. Hidupnya akan selalu di dalam kekurangan dan kemiskinan, karena karakter, wataknya pasti buruk. Kalau watak orang baik, diberkati dengan berkat jasmani, dia gunakan itu untuk kemuliaan Allah, untuk pekerjaan Tuhan. Tuhan pasti memercayainya. Ini bukan berarti kalau orang banyak uang, hartanya melimpah, pasti orang yang dipercayai Tuhan. Belum tentu. Bisa dipercayai Iblis supaya lebih cepat meluncur masuk neraka. Tetapi kalau orang Kristen yang benar, kita tidak akan dibuat Tuhan susah, tidak akan dibuat Tuhan menyusahkan orang lain. Pasti Tuhan memberkati agar dia menjadi berkat bagi orang lain.

            Itulah sebabnya, yang harus kita lakukan bagaimana terus membenahi diri, bagaimana menjadi manusia yang berkenan di hadapan Tuhan. Sikap hati, pikiran, ucapan, perbuatan kita harus benar-benar kudus. Kita hidup hanya untuk kesukaan hati Allah. Maka Tuhan akan memercayakan kita berkat-berkat-Nya. Dan Tuhan akan memercayakan kepada kita pekerjaan Tuhan untuk memenuhi rencana Allah di bumi ini. Jangan keraskan hati, jangan sombong, jangan malas. Ayo, kita bertekun mencari Tuhan.

 

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono

Seharusnya, kita serakah untuk hal lain, yaitu bagaimana kita bisa mencapai puncak setinggi-tingginya dalam hal berkenan kepada Tuhan.