Skip to content

Roh yang Lemah Lembut dan Tentram 4

1 Petrus 3:4

“Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.”

Saudaraku,

Kita sudah memiliki irama hidup cara berpikir dan gaya hidup yang sudah mengakar, terbentuk selama bertahun-tahun. Kita menikmati irama tersebut. Sekarang setelah kita mengikuti Tuhan Yesus, ktia harus berubah. Saudara harus tahu bahwa perubahan itu sulit sekali. Kalau kita tidak sungguh-sungguh berjuang, fokus kepada hal ini, kita tidak akan pernah bisa berubah secara signifikan. Kalau kita setengah-setengah dalam perjuangan, kita tidak akan pernah bisa berubah secara signifikan. Kita harus berjuang melawan diri kita sendiri sampai kita benar-benar bisa menemukan kelicikan dan kemunafikan diri kita masing-masing. Kita mempelajari kebenaran terkait dengan bagaimana kita harus mengukir secara hidup, melukis secara hidup agar secara hidup kita itu bisa diarsipkan di Kerajaan Allah menjadi catatan abadi.

Dalam Wahyu 14:13 dikatakan, “Berbahagialah orang-orang yang mati dalam Tuhan sejak sekarang ini. …karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Tentu kalau perbuatan seseorang itu jahat, ia tidak diarsipkan dalam Kerajaan Allah. Alkitab menggambarkan sebagai air mata yang disimpan dalam kehidupan Tuhan. Tuhan menyimpan air mata kita, artinya perjuangan kita itu diarsipkan. Tetapi bagaimanapun, Saudaraku, meninggalkan kebiasaan hidup itu tidak mudah. Dan Tuhan berkata, “kamu harus menang seperti Aku menang.” Dalam kitab Wahyu, di setiap surat kepada jemaat selalu ada kata menang. Ini keistimewaan, nilai lebih kita sebagai orang percaya. Dimana orang percaya mengenakan pribadi Kristus, menjadi terkemuka dalam Kerajaan Allah. Sebab Tuhan kita berkata, “siapa yang mau menjadi besar di antara kamu hendaklah dia menjadi pelayan, bukan kepala.” Kalau pun kita menjadi kepala, pemimpin perusahaan, direktur utama, namun kita tidak kehilangan spirit gairah melayani.

Kepercayaan yang Tuhan berikan merupakan kepercayaan yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan Kerajaan Allah. Bukan untuk menimbun, atau membangun harga diri, nilai diri, kehormatan. Ini lebihnya orang percaya. Roh Kudus akan menuntun kita untuk bagaimana kita rela diperlakukan tidak adil, tidak mendendam dan tidak menyimpan kesalahan orang. Membuang kesalahan orang dan menganggap itu tidak pernah terjadi, itu sulit sekali. Biasanya kita menghukum orang yang melukai kita paling tidak hukuman itu adalah mempercakapkan kesalahan orang itu kepada orang lain.

Kita mau membela diri dengan pembelaan yang kita lakukan, gantinya namanya dia harus rusak dulu. Betapa beratnya untuk mengembalikan ini kepada Tuhan dan pengadilan-Nya karena kita tidak sabar menanti Tuhan bertindak. Tapi kalau kita bisa berdiam diri, itu luar biasa, karena Tuhan akan memberikan pembelaan kepada kita. Pembelaan Tuhan bukan hanya berarti Tuhan akan mempermalukan orang yang mempermalukan kita. Namun juga bisa berupa proses yang Tuhan adakan untuk mengubah hidup kita. Ketika kita sampai dalam keadaan titik nadir tidak punya siapa-siapa dan tidak punya apa-apa, di situ sebenarnya kita baru bisa merasakan bahwa memiliki Tuhan adalah segalanya. Sebab kalau kita memiliki nama besar, nama terhormat, Tuhan ‘hanya’ menjadi salah satu harta kita.

Saudaraku,

Yang keempat, orang yang lemah lembut adalah pribadi yang menerima nasihat, teguran, peringatan dan pukulan Tuhan. Saudara harus tahu bahwa Tuhan menegur, mengingatkan kita itu bisa lewat macam-macam cara dan sarana; bisa melalui manusia yang menegur kita, lewat mimpi dan penglihatan, atau melalui peristiwa hidup. Jadi, kejadian-kejadian hidup itu bisa merupakan cara Allah untuk menegur kita. Itulah sebabnya Alkitab berkata bahwa Allah bekerja dalam segala hal mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. Dalam Yakobus 1:21, bukan tidak mungkin mulut suami, mulut istri, mulut orangtua, bahkan mulut anak pun bisa dipakai Tuhan menasihati kita. Hanya sering orang tidak menangkap.

Menerima firman Tuhan seperti ini pun membutuhkan kelemahlembutan. Banyak Saudara yang betul-betul mendengarkan firman, tapi tidak jarang pula yang dengan angkuhnya bersikap menentang firman Tuhan yang ditaburkan. Memang tidak menentang secara terus terang, tapi tidak menerima untuk mengubah dirinya. Jadi penolakan terhadap firman Tuhan berangkat dari hati yang tidak lemah lembut, terutama bagi yang merasa pintar, bijaksana, kaya, terhormat, memiliki kelebihan. Orang yang menolak firman Tuhan ini adalah orang-orang sombong. Maka, sekalipun bertahun-tahun sudah menjadi anggota gereja, tapi mereka tidak bertumbuh, karakternya buruk. Kalau firman Tuhan diterima sungguh-sungguh dia pasti bertumbuh. Jadi seorang yang lemah lembut itu pasti menerima teguran, peringatan, sampai pada pukulan Tuhan.

 

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono