Skip to content

Rencana Allah Tidak Berubah

Saudaraku,

Mengamati perjalanan panggilan hidup dan iman Abraham, sebagai bapa orang percaya, nampak sekali bagaimana sesungguhnya Allah tidak berubah. Tidak berubahnya Allah bukan hanya pada kuasa dan mukjizat-Nya saja, tetapi justru yang harus diperhatikan adalah rencana besar-Nya atau rencana utama-Nya yaitu menyiapkan umat yang layak bagi Dia di Kerajaan Surga. Hal ini sudah dirintis sejak Allah memanggil Abraham untuk menjadi nenek moyang bangsa yang melahirkan Mesias. Adapun kalau kemudian anak cucu Abraham tidak mengerti bagaimana menjalani hidup Abraham, nenek moyangnya, sebab ada selaput yang menutup mata hati dan pikiran mereka (2Kor. 3:14-18). Pikiran mereka masih tertutup untuk dapat melihat kemuliaan Injil, karena pikiran mereka tertuju kepada perkara-perkara duniawi.

Kalau sekarang ada orang-orang Kristen menjadikan kehidupan bangsa Israel sebagai model hidup orang percaya, ini suatu kesalahan fatal. Hal ini bisa dikatakan penyesatan. Sebab orang percaya bisa kehilangan tujuan dan isi imannya. Percaya orang Kristen harus mengacu pada iman Abraham. Bangsa Israel hanya menjadi alat untuk melahirkan Mesias. Untuk itu Tuhan memelihara kelangsungan hidup mereka. Kelangsungan hidup mereka hanya menjadi sarana Tuhan memenuhi rencana penyelamatan seluruh umat manusia. Itulah sebabnya Tuhan menyatakan bahwa dari keturunan Abraham semua kaum dan bangsa akan diberkati (Kej. 12:1-3).

Selain Israel menjadi alat Tuhan melahirkan Mesias, bangsa itu juga harus menjadi salah satu saksi. Saksi pertama adalah orang percaya kepada Tuhan Yesus untuk menunjukkan jalan keselamatan, bagaimana manusia dikembalikan ke rancangan semula dilayakkan masuk Kerajaan Allah. Saksi kedua adalah bangsa Israel untuk menunjukkan bahwa Allah yang benar adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Sampai akhir zaman nanti, bangsa Israel yang sebenarnya harus punah bersama dengan bangsa Moab, Amon, Filistin, Median, Amalek dan bangsa Kanaan lain, ternyata masih tetap ada. Bangsa yang meninggalkan negerinya selama lebih dari 2000 tahun bisa kembali membangun negaranya. Jika dihitung sejak pembuangan, selama lebih dari 2500 tahun, tidak pernah ada suatu kerajaan atau negara yang pernah berdiri di wilayah tersebut. Bangsa Israel membangun kembali negaranya pada tanggal 14 Mei 1948, tiga setengah tahun setelah usai perang dunia kedua. Ini merupakan keajaiban Allah Israel. Dengan hal ini mata dunia dicelikkan terhadap kenyataan siapakah Allah yang benar.

Saudaraku,

Pada akhirnya, orang Kristen yang hanya menjadikan kekristenannya sekadar agama akan menunjukkan kehidupannya yang tidak berbeda dengan orang yang tidak mengenal keselamatan dalam Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang yang sudah puas memiliki kebaikan moral umum, pergi ke gereja mengikuti liturgi dan melakukan berbagai kegiatan rohani lainnya. Tetapi mereka tidak sungguh-sungguh mau belajar mengenal Tuhan. Padahal, pengenalan tersebut sangat menentukan kesucian hidupnya dan bisa luput dari hawa nafsu dunia yang membinasakan (2Ptr. 1:3-4).  Untuk bisa menghindarkan diri dari pengaruh dunia yang jahat ini, tidak bisa tidak, orang percaya harus sungguh-sungguh mengenal Tuhan dengan benar, peka terhadap kehendak Tuhan dan berlatih untuk dapat melakukannya.

Karakter seseorang sangat ditentukan oleh keyakinan agama serta hukum yang dipahaminya. Orang percaya seharusnya diwarnai oleh karakter Tuhan sebagai hukumnya, sebab orang percaya harus menjadikan Tuhan sebagai hukumnya, artinya selalu hidup dalam kehendak-Nya. Inilah keistimewaan keselamatan dalam Yesus Kristus. Yesus adalah perlengkapan senjata terang. Hukum tidak bisa menopang manusia menjadi baik, tetapi kehidupan yang dimatikan dari keinginan duniawi dan dosa, dan selanjutnya mengenakan kehidupan Tuhan Yesus adalah satu-satunya jalan terhindar pengaruh dunia yang jahat. Demi keselamatan umat, gereja harus mengajarkan kebenaran ini dengan jelas. Gereja tidak boleh hanya menjadi tempat menyelesaikan masalah-masalah fana seperti kemiskinan, sakit penyakit dan problem-problem lainnya.

Problem terbesar dalam kehidupan ini adalah ketika seseorang tidak mengenal kebenaran. Sebab dengan kebutaan terhadap kebenaran, seseorang berjalan dalam gelap. Mereka pasti menjadi sama dengan dunia ini. Menjadi sama dengan dunia ini berarti menjadi anak dunia. Dalam hal ini jelas apakah seseorang anak Tuhan atau anak dunia, sangat nampak dari cara hidupnya. Seseorang bisa saja mengaku anak Tuhan, tetapi kalau gaya hidupnya tidak berbeda dengan lingkungannya berarti ia anak dunia yang sama dengan anak setan. Itulah sebabnya dibutuhkan pembaharuan pikiran yang mengubah seseorang untuk menjadi sama seperti Tuhan, bukan sama seperti dunia ini. Rencana Allah yang kekal inilah yang harus kita selesaikan, menyiapkan umat yang layak di Kerajaan Surga.

 

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono