Kita mau menjadi bagian dari angin tornado, gelombang besar, gerakan akhir zaman, dan itu bisa terjadi kalau kita masing-masing mengambil bagian di dalamnya. Kita mengambil bagian dari satu hal mutlak yang harus kita lakukan, yaitu kesucian hidup. Kita benar-benar mulai menggerakkan hidup kita dalam kekudusan. Dan bagi yang sudah menjalani hidup di dalam kekudusan, sudah terbiasa mengalami guncangan, sebab transisi dari kehidupan yang tidak bersih masuk kepada kehidupan yang bersih, itu tidak mudah. Dari kehidupan yang bercela masuk kepada kehidupan yang tidak bercela, itu tidak mudah. Ada guncangan, tetapi kita harus melewati guncangan itu. Jadi kalau kita mengalami semakin merasa banyak salah, banyak cela yang makin kelihatan, itu sungguh merupakan transisi dan sebuah gejala atau simtom di mana kita sedang memasuki pembersihan diri. Sebab kesucian itu tidak pura-pura, bukan nampak suci padahal tidak.
Maka semua yang tidak kudus, semua yang tidak suci dalam diri kita akan dibongkar. Kita akan menghadapi rangsang-rangsang dosa di mana kita memiliki kesempatan banyak berbuat dosa. Mungkin juga ada yang jatuh, tetapi kita bangkit kembali. Bisa saja kita menjadi lemah, putus asa, mengapa hal ini terjadi, tetapi itu merupakan masa perubahan. Dan ketika kita menghadapi keadaan seakan-akan mustahil untuk dicapai, justru itu gejala kita sedang ada dalam proses perubahan. Jangan berhenti, teruslah mendaki gunung yang sangat tinggi, jalan yang sesak, yang sukar dilewati. Dan kita memilih jalan ini. Orang akan menilai kita berlebihan, sombong, dengan tuduhan-tuduhan lain, ketahuilah bahwa ini bukan urusan kita dengan sesama, melainkan urusan kita dengan Tuhan. Kita menjadi bagian dari gerakan akhir zaman, gerakan hidup suci, holiness movement.
Jangan mempertimbangkan apa kata orang, tapi perhatikan apa kata Tuhan dalam hidup kita masing-masing. Jadi jangan kita menjadi lemah dan putus asa, sebab dalam pergumulan kita melawan dosa, kita belum sampai mencucurkan darah. Perubahan hidup yang dimaksud adalah: yang pertama, menanggalkan semua dosa yang biasa kita lakukan. Yang kedua, menanggalkan semua kesenangan, agar Tuhan yang menjadi kesukaan dan kesenangan kita. Dengan cara ini, kita benar-benar dapat menyenangkan hati Tuhan, dan yang pasti ini akan mempengaruhi dunia sekitar kita; dimulai dari keluarga inti, keluarga besar, tempat kerja, tempat sekolah, lingkungan tempat tinggal kita dan lainnya.
Hidup kita harus menyala. Tuhan akan membuat mata orang terbuka. Tidak usah kita buat-buat. Biar Tuhan yang akan mencelikkan mata orang untuk melihat bahwa hidup kita berbeda dengan mereka. Jika Tuhan memberikan kita anugerah, biar kita menggenapi rencana Allah di akhir zaman ini; yaitu apa yang kurang yang harus digenapi oleh jemaat Tuhan, apa yang kurang yang harus dipenuhi oleh orang percaya di akhir zaman ini. Dan inilah gerakan hidup suci, gerakan yang tertinggi, gerakan akhir sebelum gereja dimuliakan. Sebelum gereja diangkat, gereja harus sungguh-sungguh menjadi perawan suci di hadapan Allah, dimulai dari diri kita. Sementara kita minta agar Tuhan menjagai hati kita agar tidak menjadi sombong. Gerakan hidup suci, tentu disertai dengan gerakan hidup di hadirat Allah 24 jam.
Biar pikiran kita hanya diisi oleh kehadiran Tuhan, sampai kita peka mendengar suara Tuhan. Jangan takut, Tuhan pasti memegang tangan kita dan menuntun. Ambil keputusan dulu, nanti suasana hidup kita akan berubah. Memang ketika kita mengambil keputusan hidup suci, tantangan lebih banyak, tapi di situ kita belajar membangun integritas. Kalau kita mengasihi Tuhan, kita bangunkan hati kita untuk tetap memancangkan perhatian kita kepada Tuhan, untuk hidup di dalam kekudusan. Ini pekerjaan yang besar sekali, sangat luar biasa, karena akan mengubah banyak orang dengan perubahan yang signifikan, yang radikal: kejujuran, ketulusan hati, kemurahan terhadap sesama, perhatian terhadap sesama, sikap mengalah, sikap diam, kesucian di mata, di telinga, di pikiran, di hati, di tubuh kita. Sebuah revolusi besar.
Kita bukan hanya cakap berbicara tentang Tuhan, tentang pokok-pokok pengajaran di dalam Alkitab, namun kita memperagakan pikiran dan perasaan Allah. Dan ini yang harus kita lakukan sejak menit sekarang ini. Kita minta pertolongan Tuhan, dan selanjutnya, orang dimenangkan masuk dalam gerakan ini. Sebab pada dasarnya, memenangkan jiwa itu bukan sekadar membuat orang beragama Kristen atau menjadi anggota gereja, melainkan mengentaskan mereka dari kehidupan yang sama dengan dunia, lalu berubah menjadi orang yang hidup dengan pola berpikir anak-anak Allah. Kalau belum berubah menjadi anak-anak Allah yang hidup di dalam kekudusan dan kesucian, maka belum bisa dinikmati Tuhan. Tapi bagaimana kita bisa menjala jiwa untuk bisa dinikmati Tuhan, kalau kita sendiri belum terjala dengan baik?