Saudaraku,
Pasti kita mengenal istilah ‘product knowledge;’ pemahaman produk. Kalau satu perusahaan atau pabrik memproduksi suatu barang, maka bagian penjualan harus memiliki product knowledge yang mumpuni, menguasai produk dari perusahaan atau pabrik tersebut. Tahukah Saudara bahwa setiap gereja sebenarnya menawarkan Allah atau Tuhan sesuai dengan product knowledge yang mereka miliki? Kalau barang yang bisa kelihatan, yang nyata; mudah untuk dibuktikan kualitasnya, walaupun ada barang yang juga sulit dibuktikan apakah ini barang palsu atau barang aslinya. Seperti obat kalau bungkus atau kemasannya mirip sekali sampai tidak bisa dibedakan, ini asli atau palsu. Sampai obat itu harus dikonsumsi, lalu baru kelihatan dampaknya. Dan biasanya yang dipalsukan itu obat-obat yang mahal dan laku.
Sebagai hamba Tuhan, kita punya tanggung jawab untuk memiliki product knowlegde, karena ini menentukan ‘keaslian’ Tuhan yang kita tawarkan. Dan masing-masing pendeta bisa mengklaim bahwa product knowledgenya itu paling benar. Dan masing-masing punya hak untuk itu. Yang mengerikan, Tuhan diam. Jadi pendeta-pendeta, gereja-gereja menawarkan dengan product knowledge-nya masing-masing; Tuhan itu begini, yang lain Tuhan itu begitu. Maka betapa besar tanggung jawab seorang pendeta untuk memiliki product knowledge yang benar supaya Tuhan yang ditawarkan adalah benar-benar yang murni, yang original, yang genuine, yang benar.
Maka yang harus kita lakukan adalah mencari dan menemukan Tuhan. Sehingga Yesus yang benar yang kita tawarkan. Jangan sampai yang ditawarkan itu namanya Yesus, tapi bukan Yesus yang Alkitab ajarkan. Yang di 2 Korintus 11:4 dikatakan, “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain daripada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain daripada yang telah kamu terima atau Injil yang lain daripada yang telah kamu terima.” Demikian pula di dalam Galatia 1:6-10 juga dikemukakan, adanya Injil yang sebenarnya bukan Injil; “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.”
Ini keras! Sebab dampak dari Injil yang palsu itu ngeri, sehingga harus dapat ganjaran, ‘terkutuklah dia.’ Apa hubungannya antara Injil yang benar dan injil yang tidak benar? Dengan pernyataan Paulus, “Apakah aku cari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Apakah aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia atau tidak? Jika aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia aku bukanlah hamba Kristus,” artinya Injil yang benar membuat banyak orang tidak suka. Dan Paulus harus konsekuen memberitakan Injil yang murni, walaupun orang tidak suka; “Sebab kalau aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia (kompromi), aku bukanlah hamba Kristus.”
Sekarang kita harus memilih, pendeta mana, gereja mana yang kita anggap memiliki product knowledge yang benar tentang Allah atau tentang keselamatan atau tentang Alkitab. Jika seorang hamba Tuhan kita pandang memiliki product knowledge—yang benar, yang bisa menjadi obat menyembuhkan, menjadi kebenaran yang menyelamatkan—ayo kita dengarkan dia. Tentu kita harus cari Tuhan mati-matian atau gila-gilaan, harus! Jadi kita juga tidak perlu mengurusi pandangan orang, itu product knowledge masing-masing.
Dengan hal ini, kita bertanggung jawab untuk mengenal Allah dengan benar, bukan berdasarkan buku atau hasil studi. Sehingga yang kita perkenalkan adalah Allah yang hidup, Allah yang berperasaan, Allah yang berpribadi. Maka, temui Dia! Jangan hanya teori, begini begitu. Semua orang juga mengaku bahwa dirinya benar. Tapi kita harus membuktikan apakah product knowledge kita itu benar. Dan itu diuji dengan kehidupan kita berubah!
Teriring salam dan doa,
Dr. Erastus Sabdono
Kita harus membuktikan bahwa product knowledge kita tentang Allah adalah benar; dan itu diuji dengan kehidupan kita berubah