Sampai saat ini, banyak orang yang merasa tidak punya kesempatan besar untuk memiliki petualangan hidup yang hebat. Karena mereka merasa gagal menjadi ibu rumah tangga, gagal sebagai pebisnis, mahasiswa, karyawan, belum lagi kalau sakit-sakitan, atau berpenampilan buruk di mata manusia. Apalagi kalau mereka melewati tahun-tahun di mana mereka direndahkan dan mendapat label yang buruk dari keluarga dan orang lain. Mereka merasa bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa, padahal sesungguhnya mereka memiliki Allah Bapa yang sangat mengasihinya.
Sejatinya, apa pun dan bagaimana pun keadaan kita hari ini, kita tetap bisa memiliki petualangan hidup yang hebat. Yang kehebatannya tidak dapat dinilai oleh mata manusia, tetapi dinilai oleh Allah. Petualangan hidup yang hebat itu adalah petualangan hidup orang yang dinikmati oleh Sang Pemilik Kehidupan, yaitu Allah. Kita akan dilestarikan di keabadian. Makhluk manusia seperti kita—yang memiliki kehidupan yang berjalan dengan Tuhan—dinikmati Tuhan dan akan terus dilanjutkan di kekekalan. Jadi, ayo kita mulai hari ini dengan semangat hidup yang baru karena kita masih memiliki kesempatan hidup yang hebat. Kesempatan hidup untuk membangun kehidupan yang sangat berkualitas.
Waktu adalah anugerah. Di dalam waktu, kita memiliki momentum atau kairos; atau kesempatan yang tepat untuk melakukan apa yang Allah kehendaki. Jadi, petualangan hebat kita itu ketika kita melakukan apa yang Allah kehendaki di dalam hidup kita masing-masing dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Setiap orang pasti memiliki pekerjaan khusus dan khas dari Allah, dan setiap orang harus memperkarakannya. Maka, kalau seseorang mau mengerti apa rencana Allah dan pekerjaan Allah yang dipercayakan kepadanya, tentu ia harus mulai dari melakukan kehendak Allah di dalam setiap kasus hidup yang dialaminya setiap hari.
Dan pada akhirnya, setiap orang akan harus memilih, haus akan Allah atau haus akan dunia; haus hidup suci atau haus melakukan hal-hal yang memuaskan diri sendiri. Jadi, di dalam setiap momentum ada kesempatan untuk melakukan kehendak Allah atau menolak. Namun, kalau kita memandang Tuhan, maka kita melihat apa yang dapat kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan. Dari hal ini, kita mengalami proses kepenuhan Allah. Kebiasaan hidup melakukan kehendak Bapa itu membuat kita menjadi berkodrat ilahi (Yun. theios). Dan Yesus, Tuhan kita, telah berhasil mencapai itu. Maka, Dia menjadi pokok keselamatan atau aitios; penggubah, komposer, atau penyebab suatu keadaan.
Jadi, keselamatan yang dikerjakan Yesus, pada intinya itu untuk mengubah kita. Tentu Yang Mulia Tuhan kita, Yesus Kristus, harus menjadi modelnya. Maka, jangan kita mendengar fitnah dari Iblis yang berkata, “Kamu tidak berguna. Kamu tidak berharga. Allah melupakan kamu.” Jangan didengar. Yang benar adalah kita berharga dan Allah mengasihi kita. Kita masih punya kesempatan untuk menjadi orang hebat di hadapan Allah. Jangan hanya mengaminkan renungan ini, tetapi berikanlah respons yang baik, dan berubahlah. Namun, hal ini tergantung dari niat kita. Jangan terjebak dalam apa yang disebut pasivitas; pasif. Kita harus membuat diri kita itu hidup; aktif. Yang kita arahkan kepada perkara-perkara rohani; aktif.
Ingat perkataan Tuhan Yesus di Matius 5:20, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih dari hidup keagamaan ahli Taurat dan orang Farisi, kamu tidak masuk surga.” Pernyataan Tuhan Yesus ini sebenarnya memuat panggilan agar kita memiliki hidup yang luar biasa. Lebih dari ahli Taurat dan orang Farisi, lebih dari tokoh-tokoh agama samawi. Maka, jangan padamkan suara Tuhan ini. Di sisa umur hidup kita, jadikanlah hidup kita ini bernilai, agar menjadi petualangan yang hebat. Kita mulai dengan berjalan bersama Tuhan setiap hari. Tidak ada kehidupan yang lebih bernilai dari kehidupan yang berjalan dengan Tuhan. Hal ini memang abstrak, tetapi tidak menjadi abstrak kalau kita melakukan dan mengalaminya.
Kalau kita haus akan Tuhan, rindu berubah, kita pasti mendapatkan konfirmasi dari Roh Kudus. Ingat, Tuhan itu hidup. Tuhan itu nyata. Walau dalam penilaian dunia, hidup kita tragis, tetapi tidak menjadi tragis kalau kita mengungsi ke Tuhan. Sebab Tuhan berkuasa mengubah tanah liat menjadi bejana yang indah; Tuhan berkuasa mengubah kita. Jangan tidak berubah. Dunia kita satu-satunya adalah Tuhan, tidak ada yang lain. Ini adalah tingkat rohani yang tinggi, tetapi kita harus mencapainya.
Apa pun dan bagaimana pun keadaan kita hari ini, kita tetap bisa memiliki petualangan hidup yang hebat.