Matius 3:10
“Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” ”
Seruan Yohanes Pembaptis kepada bangsa Israel agar mereka bertobat dan memberi diri dibaptis sebagai mempersiapkan jalan bagi Tuhan, menunjukkan dengan sangat jelas bahwa mereka harus memiliki hati yang sungguh-sungguh, yang benar-benar bersedia bertobat dengan buah-buah pertobatan yang sesuai dengan kehendak Allah, sebelum mereka mendengar Injil, sebelum ditawarkan kepada mereka anugerah keselamatan. Jadi harus ditegaskan di sini, pertobatan dengan buah-buah pertobatan yang sesuai dengan kehendak Allah. Selama ini kalau seseorang memberi diri maju pada waktu altar call, ditantang siapa yang mau bertobat lalu maju ke depan mengaku bertobat, biasanya mereka sudah merasa bertobat dengan benar. Makanya kalau ditanya, “Kapan Anda bertobat?” maka bisa dijawab “Tahun sekian pada waktu KKR di gereja itu.”
Menjadi pertanyaan yang tidak terjawab selama bertahun-tahun, mengapa banyak orang Kristen sudah mengaku bertobat, tapi tidak pernah menjadi Kristen yang benar? Bahkan sekalipun mereka menjadi orang Kristen yang rajin ke gereja, menjadi aktivis, bahkan menjadi pendeta. Mengapa? Karena mereka tidak memiliki pertobatan yang benar; pertobatan dengan buah-buah pertobatan yang sesuai dengan kehendak Allah. Pertobatan yang Allah kehendaki itu bukan sekadar pertobatan formalitas seperti orang-orang Farisi, yang karenanya ketika orang-orang Farisi minta dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, ditolak. Kemudian Yohanes Pembaptis berbicara mengenai buah-buah pertobatan di Matius 3:7-9; Lukas 3:8-14. Pemungut cukai tidak boleh lagi memungut cukai lebih dari apa yang sudah ditentukan. Prajurit-prajurit Roma tidak boleh memeras, harus mencukupkan diri dengan gaji.
Pertobatan dengan buah pertobatan maksudnya adalah kehidupan yang sungguh-sungguh berubah, dengan kualitas yang tentu melebihi pertobatan umum. Ingat, pada waktu Yohanes Pembaptis menyampaikan seruannya, orang-orang Yahudi itu sedang dalam suasana keberagamaan puncak yang baik, karena mereka trauma terhadap sejarah nenek moyang mereka yang jatuh ke tangan kekuasaan dari satu bangsa ke bangsa yang lain karena mereka tidak dengar-dengaran kepada Elohim Yahweh. Sekarang, pada zaman ketika Yesus mengenakan tubuh daging, mereka sungguh-sungguh mau belajar Taurat, rutin datang ke sinagoge, ke bait Allah. Tetapi Yohanes Pembaptis berkata, “Bertobat, lalu dibaptis,” kurang apa? Rupanya harus ada pertobatan dengan buah-buah pertobatan.
Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis dalam seruannya berkata, “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” Ini berarti harus ada perubahan secara maksimal, semampu-mampunya orang itu meninggalkan semua hal yang tidak berkenan di hadapan Allah, dan mengenakan kebaikan moral yang lebih dari orang beragama. Maka Tuhan Yesus berkata bahwa hidup keberagamaan kita harus lebih dari hidup keberagamaan ahli Taurat dan orang Farisi. Berubah secara maksimal, artinya seseorang harus menyerahkan seluruh upaya dirinya untuk bisa benar-benar berkeadaan bersih di hadapan Allah, harus berusaha mencapai puncak kesalehan yang bisa dicapai oleh manusia. Kalau kita sudah berusaha mencapai puncak kesalehan yang bisa kita capai, maka selanjutnya Roh Kudus akan menuntun kita untuk bertumbuh menuju kesempurnaan seperti Bapa, atau serupa dengan Yesus.
Tapi kita harus bertobat dulu dengan sungguh-sungguh. Menghasilkan buah-buah pertobatan; ini pertobatan yang lebih dari pertobatan agama pada umumnya, bisa mencapai puncak kesalehan yang bisa dilakukan manusia, lebih dari itu harus dikerjakan, dibantu atau dituntun Roh Kudus. Jangan lupa, jangan tidak tahu. Kita harus bertobat sungguh-sungguh dengan buah-buah pertobatan yang Allah kehendaki. Harus berusaha mencapai puncak kesalehan yang bisa dilakukan atau dicapai manusia. Setelah itu baru selanjutnya Roh Kudus yang pimpin. Kalau belum sampai puncak, berarti belum serius bertobat. Jadi kalau pertobatan seseorang masih setengah-setengah, sekadar formalitas agama, maka dia tidak akan bisa mengikut Yesus dan diubah oleh Yesus.
Maka, kalau orang menerima atau memberi diri datang ke dekat mimbar (altar call), mengaku bertobat, itu banyak yang hanya legalitas, formalitas. Mungkin ada perubahan, dari suka judi jadi tidak judi; dari ke tempat pelacuran sekarang tidak lagi. Itu masih umum. Harus lebih dari itu; kesalehan puncak yang bisa dicapai manusia. Itulah sebabnya Yesus berkata agar seseorang yang mau mengikut Dia harus meninggalkan segala sesuatu. Banyak orang Kristen yang berpikir bahwa seiring dengan percaya kepada Yesus, dirinya juga bersedia bertobat, tidak lagi hidup seperti hidup yang pernah dia jalani, pokoknya berbeda, mereka berpikir bahwa hidupnya sudah berubah. Tetapi tidak mempersoalkan perubahan yang bagaimana yang Allah kehendaki. Sebelum mendengar Injil, sebelum mengenal anugerah keselamatan sudah harus bertobat. Maka, persiapkan jalan bagi Tuhan dengan buah-buah pertobatan.