Skip to content

Pertaruhan

 

Apakah kita yakin bahwa Yesus itu Tuhan dan Juru Selamat? Apakah kita yakin bahwa Dia akan datang kembali dan menjadi Raja di atas segala raja? Yakin! Berapa banyak pertaruhan kita untuk apa yang kita yakini tersebut? Harusnya 100%. Namun selama ini, berapa persen? Kita harus punya positioning sampai orang-orang di sekitar kita tahu bahwa kita itu bukan di pihak mereka, kita tidak bisa bersama mereka lagi, dan mereka pun tidak akan nyaman jalan dengan kita. Sebaliknya, kalau kita masih bisa tune—nyambung atau sejalan—dengan orang-orang yang tidak takut akan Allah, pasti ada yang tidak beres dengan kita. Kalau kita ada di positioning seperti ini, kita pasti tidak akan pergi ke dukun dan tidak akan kompromi dengan kuasa gelap. Positioning kita ini akan membuat kita semakin ekstrem dengan Tuhan.

Firman Tuhan mengatakan bahwa di akhir zaman, orang jahat bertambah jahat, orang fasik akan makin berlaku fasik, namun ingat orang kudus akan semakin dikuduskan juga. Kita mau di pihak yang mana? Makin dikuduskan atau makin terang-terangan fasik? Menjadi sahabat Allah atau seteru Allah? Sekutu Allah atau musuh Allah? Untuk itu kita harus menunjukkan positioning kita itu lewat memetakkan hidup kita setiap hari. Kita tidak bisa ada di pihak Tuhan tanpa memetakan hidup kita. Setiap hari harus ada waktu bertemu dengan Tuhan. Kita bisa membangun satu frekuensi di mana kita bisa mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Seperti dulu, pertama kali kita kenal seseorang yang sekarang jadi pasangan hidup kita, awalnya biasa saja tapi lama-lama ada ikatan sampai tidak bisa berpisah. Ada ikatan asmara, ada ikatan cinta.

Dengan Tuhan pun harus ada ikatan itu. Allah bisa menciptakan hukum-hukum yang berlaku di dunia; jalannya kapal di air (Archimedes), jalannya rajawali di atas udara (aerodinamika), jalannya laki-laki dengan perempuan yang merupakan hukum yang luar biasa. Kalau Allah bisa menciptakan hukum hubungan pria dan wanita, Allah bisa menciptakan hukum hubungan pribadi-Nya dengan kita. Maka kita harus menemukan relasi itu, frekuensi itu, dan hal itu akan meneguhkan positioning hidup kita; yaitu kita di pihak siapa.

Dalam 1 Korintus 11:2-3 Paulus mengatakan, “Aku mempertunangkan kamu dengan Kristus sebagai perawan suci.” Sedangkan dalam Efesus 5 Paulus mengatakan, “Rahasia ini besar …” Hubungan mengenai suami istri itu rahasia; bagaimana Allah mengikat mereka. Karenanya, laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya, lalu bersatu dengan istrinya. Ada relasi yang luar biasa yang bisa dikatakan misteri. Kemudian dikatakan, “Tetapi yang kumaksud adalah hubungan Kristus dan jemaat.” Ada misteri juga yang bisa dirasakan setiap individu dengan Dia atau dengan Allah. Jelas kita tidak bisa memiliki dua tuan; satu tuan atau tidak usah sama sekali. Dan tuan kita adalah Tuhan, majikan kita adalah Tuhan, kekasih kita adalah Tuhan. Positioning kita jelas, yaitu: “Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.”

Banyak orang memang tidak bermaksud untuk mengganggu, namun kenyataannya mengganggu. Tidak bermaksud melawan Tuhan, tapi kenyataannya melawan, karena mereka tidak memiliki sikap atau integritas. Banyak orang percaya yang tidak mau masuk neraka, tapi mereka tidak berniat juga untuk ke surga. Kalau kita tidak serius mencari kebenaran Tuhan, kita mau kemana kalau bukan di pihak setan? Sejatinya, ini adalah peringatan untuk kita semua. Bahwa kita bisa ada diposisi melawan Tuhan, mengganggu pekerjaan Tuhan dan bahkan sampai kesetanan. Memang setan tidak muncul, dia tidak kelihatan. Namun, siapa duga Petrus kesetanan? Tuhan bisa melihat ide setan itu dari pikiran Petrus. Karena itu Tuhan berkata, “Enyahlah Iblis!”

Setan yang cerdik adalah setan yang masuk dalam pikiran orang, setan yang tidak kelihatan manuvernya. Pertanyaannya, apakah kita memiliki pikiran Kristus dan membuat orang lain selamat dan bertobat dari perbuatan kita? Itu harus kita perkarakan dengan serius. Kalau kita punya niat benar-benar ke surga, kita mau melakukan firman ini.