Makin hari ke depan, makin sedikit orang yang setia kepada Tuhan. Ada seleksi alam, yang natural yang terjadi dalam kehidupan orang percaya. Mereka yang kurang apalagi tidak bersungguh-sungguh di dalam Tuhan, maka satu per satu akan tumbang, akan tersingkir. Karena dunia makin kuat menarik orang untuk masuk dalam persekutuan dengan kuasa kegelapan. Pengaruh dunia makin kuat, keindahan dunia makin memikat, makin mempesona. Manuver dan gerakan kuasa kegelapan makin intens, makin aktif. Dan inilah yang akan membuat banyak orang Kristen berguguran. Kalau Tuhan Yesus berkata di Injil Matius 24:12b, “Kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin,” artinya karena pengaruh dunia yang jahat, yang terjadi di sekitar orang percaya, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Kalau bicara mengenai kasih, ini memang bisa juga terjadi atas orang-orang di luar Kristen. Tetapi lebih besar kemungkinan, ayat ini hanya ditujukan kepada orang Kristen. Sebab ayat yang berikut, di dalam Matius 24:13, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Jadi ini konteksnya adalah orang percaya yang bertahan sampai kesudahannya, yang bertekun sampai pada kesudahannya, yang tetap gigih, merekalah yang akan sampai pada akhirnya karena mereka tetap setia.
Kita harus membuka mata hati kita dan minta pertolongan Roh Kudus untuk bisa melihat setiap api panah yang ditujukan kepada kita. Dan itu bisa melalui teman, persahabatan, hobi, pekerjaan dan berbagai keadaan di sekitar kita. Kita harus berani sungguh-sungguh melawan dan berkata, “tidak!” Jadi kita harus memiliki persekutuan yang benar dengan Tuhan. Maka kita tidak boleh tidak menyediakan diri bertemu dengan Tuhan. Fokus harus ditujukan kepada acara yang berlangsung atau pemberitaan firman Tuhan yang berlangsung. Kita harus benar-benar mengalokasikan waktu untuk itu, sehingga kita menerima firman Tuhan yang merupakan pemeliharaan rohani kita. Dan kita bisa menjadi peka terhadap api panah kuasa kegelapan yang ditujukan kepada kita.
Iblis dalam kelicikan dan kecerdikannya, menyerang kita dengan api panah kuasa gelap. Dan pengaruhnya, sering tidak kita sadari. Banyak hal yang Iblis lakukan agar kita tidak bernyala-nyala dalam Tuhan, agar kita akhirnya menjadi dingin dan tawar. Kita harus benar-benar peka, karena Iblis menjadikan banyak hal sebagai kendaraan untuk memadamkan iman kesetiaan kita kepada Kristus. Dan kita harus serius dalam perjuangan ini. Jangan anggap remeh kuasa kegelapan! Bukan berarti kita takut, tetapi jangan anggap remeh kuasa kegelapan, supaya kita alert, aware terhadap api panah kuasa kegelapan yang bisa ditujukan kepada kita.
Rasul Paulus berkata dalam 2 Korintus 11:3, “Aku takut kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” Jadi beralasan sekali Paulus mengatakan ini, karena kuasa kegelapan bermanuver begitu aktif, intens, cerdas dan tentu jahat, supaya orang percaya menjadi tawar hati dan ikut jalan dunia atau terpengaruh jalan dunia ini. Tapi dengan duduk diam di kaki Tuhan, mendengarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh secara berkesinambungan, kita menjadi kokoh, kuat, dan selalu waspada terhadap kuasa kegelapan.
Dan kita bisa melihat gerak-gerik dari kuasa kegelapan yang mau memengaruhi kita dan manusia lama kita yang mau dipancing untuk kembali dapat dihidupkan dan menguasai kita. Ini peperangan! Jangan anggap remeh! Kalau Tuhan Yesus berkata, “… akan tetapi jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk. 18:8), sejatinya itu adalah kalimat yang memuat ancaman. Bukan Tuhan yang mengancam kita, tapi dunia yang akan mengancam kita. Berhati-hatilah! Seperti misalnya orang tua berkata, “Aku takut, kamu itu bisa lulus tidak dari ujian ini?” Bukan orang tua yang mengancam, tapi orang tua mengingatkan bahwa ujian yang anaknya akan hadapi adalah ujian yang sulit, yang berat.
Dengan pernyataan itu, Tuhan Yesus mau mengingatkan kita, agar kita berhati-hati! Agar kita sungguh-sungguh alert, aware terhadap kuasa kegelapan yang bisa menghancurkan kehidupan rohani kita. Siapa pun kita, harus berhati-hati. Karenanya kita harus saling mendoakan—khususnya untuk para hamba Tuhan, supaya mereka tetap menjaga kekudusan dan kesucian, dan bisa menjadi saluran berkat Tuhan untuk jemaat. Jadi ingatlah, dunia akan mengalami keguncangan terus. Pada masa penampian ini mulai dipisahkan antara gandum dan lalang. Kristen yang tidak sungguh-sungguh, akan tersingkir. Yang kudus, bertambah kudus. Jangan berhenti! Kita harus tetap bertekun mencari Tuhan.