Ada kesenangan dan hobi yang menjadi beban dan menghambat perjalanan kita ke surga dan merusak langkah kita berkemas-kemas. Dan tanpa kita sadari, kesenangan dan hobi tersebut pasti akan mencuri uang Tuhan yang Tuhan percayakan kepada kita. Namun bersyukur, Tuhan begitu sabar kepada kita dengan memberi kita kesempatan. Sekalipun kita tidak setia, Dia tetap setia. Dan kalau kita melihat kesetiaan Tuhan, kita berutang. Maka kita tidak boleh tidak setia lagi, kita harus setia.
Larangan untuk tidak mengingini dunia kedengarannya konyol. Tapi kalau kita bisa merebut diri kita untuk Tuhan, kita pasti dibela Tuhan. Tuhan tahu kebutuhan kita. Tuhan tidak akan mempermalukan hidup kita. Walaupun hari ini kita dalam keadaan kelam kabut, Tuhan akan membela kita, asalkan kita pun membela Tuhan. Allah tidak menghendaki jiwa kita binasa dan itu tidak bisa dilakukan oleh Tuhan karena Tuhan punya tatanan. Hal itu harus dilakukan oleh manusia itu sendiri. Ingat, betapa aktifnya kuasa kegelapan mau merebut kita. Iblis bisa menyuntikkan berbagai keinginan di dalam diri kita dan kita menjadi sibuk dengan keinginan-keinginan itu sehingga kita berkhianat kepada Tuhan.
Pelayanan juga tidak boleh menjadi hobi, tapi menjadi kesukaan bagi Tuhan, bukan kesukaan bagi diri kita sendiri. Jadi pada intinya, keinginan yang tidak menyenangkan Tuhan adalah pengkhianatan. Sebab kita telah dibeli dan harganya lunas dibayar, artinya kita bukan milik diri kita sendiri. Hal ini bukan berarti setiap orang harus menjadi pendeta, tapi baik kita makan atau minum atau melakukan sesuatu yang lain, kita lakukan semua untuk kemuliaan Allah. Ini Kristen yang normal. Kurang dari ini, palsu. Kita ke gereja bukan ukuran kita sudah bertuhan. Bertuhan adalah interaksi dengan Tuhan setiap saat, menemukan kehendak Allah dan melakukan kehendak-Nya.
Bagaimana Tuhan mau membela seseorang kalau orang itu tidak membela Tuhan? Ia tidak mau merebut rohnya dan jiwanya untuk Kerajaan Surga. Bagaimana kita mau dibela Tuhan? Kita tidak menjadi anak-anak Allah yang baik, tidak mengarahkan jiwa dan roh kita ke Kerajaan Surga. Kita harus berperang setiap hari melawan keinginan-keinginan yang ada di dalam pikiran kita dan kalau kita menurutinya, itu akan berbuah dalam perbuatan. Sejujurnya, masih banyak orang yang berfantasi tentang Tuhan, mereka belum sungguh-sungguh mengalami Tuhan, lagu-lagu yang begitu indah yang dinyanyikan sering itu hanya menjadi hiasan bibir semata.
Tapi ketika kita berjuang untuk merebut roh dan jiwa kita untuk Tuhan, baru kita bisa merasakan kehadiran Tuhan. Sakitnya menanggalkan keinginan lama untuk tunduk kepada Tuhan akan membuat kita bisa merasakan kehadiran Tuhan. Kita akan mengalami realitas Allah, kalau kita berani menyembelih keinginan daging untuk mengikuti kehendak Allah. Ironis, banyak orang tidak mau berjuang. Ketika kita mendengar firman, kita dilatih Tuhan untuk mulai melihat ada dua manusia di dalam diri kita. Manusia lama yang harus dimatikan sampai menjadi manusia baru. Pemisahan ini harus terjadi.
Namun, sering kita tidak berusaha untuk mencabut manusia lamanya. Yang berusaha mencabut saja kadang masih kalah, apalagi yang tidak mau berusaha mencabut, maka itu akan melekat terus sampai tunduk dan dikalahkan. Itu namanya hidup menurut daging, tidak hidup menurut roh. Jadi, kita harus menemukan bahwa yang paling membahayakan yang melekat dalam diri kita adalah manusia lama kita yang kuat, menyatu, dan tahu momentum. Tuhan memberikan kita masalah, kesempatan berbuat dosa, sejatinya di situlah kesempatan kita merebut manusia lama. Kalau tidak ada itu, tidak ada proses pelepasan atau pemisahan. Masalahnya, saat kesempatan itu datang, apakah kita sanggup melepaskan diri dan berkata “tidak” terhadap keinginan daging?
Kalau kita menghadapi satu kasus yang menekan perasaan, sejatinya itu adalah proses pencabutan manusia lama, pemisahan manusia lama kita. Jadi kasus-kasus itu membuat kita harus terpisah dari manusia lama. Maka firman mengatakan, “Allah bekerja dalam segala hal mendatangkan kebaikan.” Jadi, kalau saat ini kita ada dalam situasi yang menyakitkan, itu bisa merupakan berkat abadi. Maka tidak ada yang perlu kita sesali. Kalau kita merespons suatu keadaan dengan benar, maka hal itu menjadi sarana untuk memisahkan manusia lama kita supaya kita hidup dengan manusia baru yang makin hari makin dibarui. Sebab tidak ada kata kecelakaan dalam kamus hidup orang Kristen, kecuali terpisah dari Allah.
Keinginan yang tidak menyenangkan Tuhan adalah pengkhianatan.