Untuk menjadi manusia pilihan, seseorang harus memenuhi persyaratan. Kita tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa ada semacam persyaratan. Persyaratan tersebut tidak boleh dianggap sebagai jasa, di mana seolah-olah manusia layak dengan jasanya itu untuk menjadi manusia pilihan secara otomatis, tanpa anugerah penebusan darah Tuhan Yesus Kristus. Sejatinya, manusia tidak layak selamat. Manusia tidak bisa menyelamatkan diri. Tuhan yang berinspirasi, beraspirasi dan memprakarsai keselamatan itu serta mengerjakan. Manusia hanya merespons. Persyaratan tersebut adalah respons yang bernilai penghargaan atas anugerah yang Tuhan sediakan bagi manusia yang mau memberi diri dicintai-Nya. Kita harus menghargai anugerah yang disediakan oleh Tuhan bagi orang yang mau mencintai-Nya.
Pertanyaannya, apakah kita sudah menghargai anugerah itu? Penghargaan terhadap anugerah itu bukan hanya, “Aku percaya Tuhan Yesus,” lalu berpikir sudah selamat. Itu bodoh dan picik. Tapi kita mau mengikut Dia. Mengikuti apanya? Gaya hidup-Nya, pola hidup-Nya dan kebenaran-Nya. Maka kita harus mempertaruhkan seluruh hidup kita untuk belajar. Di dalamnya termasuk tidak boleh materialistis dan juga memindahkan hati di Kerajaan Bapa di surga. Penyesatan yang dahsyat hari ini adalah memberitakan nama Yesus, kuasa Tuhan Yesus, kebaikan-Nya, tetapi tidak diajarkan apa yang diajarkan atau Injil-Nya. Akibatnya mereka pasti tidak menghasilkan kebaikan yang sesungguhnya dari Tuhan Yesus. Hal ini tidak akan dapat membuat seorang menjadi manusia pilihan.
Apakah karena berkarakter, bermental baik di mata masyarakat, lalu ekonominya baik, bahkan juga sukses dalam studi karier, berarti orang yang dipilih Tuhan? Ternyata ada orang-orang non-Kristen jauh lebih baik karakternya dan juga lebih kaya secara materi, bagaimana dengan mereka? Nama Yesus tidak berkuasa mengubah hidup seseorang tanpa ia mengerti apa yang diajarkan-Nya. Berusaha mengerti firman Tuhan dan menjadi pelakunya adalah wujud respons tersebut. Injil bagai pakaian yang harus dikenakan. Injil akan membawa seseorang kepada kesucian hidup seperti yang dikehendaki oleh Bapa di surga, yang melayakkan orang tersebut masuk pesta Anak Domba.
Roma 1:16 mengatakan, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.” Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik. Kita diselamatkan karena anugerah dan respons kita terhadap anugerah itu membuat kita menjadi orang baik. Kalau tidak ada anugerah dalam penebusan Yesus Kristus, Injil-Nya, dan Roh Kudus-Nya, maka kita tidak akan bisa menjadi baik apalagi selamat, sekalipun kita hidup 1000 tahun. Kalau tidak ada penebusan dalam darah Yesus Kristus, kita masih dimiliki Iblis. Tanpa meterai Roh Kudus, tanpa firman dan tanpa penggarapan Tuhan (Allah bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia), kita tidak akan bisa baik.
Kalau kita belajar Injil dengan benar, barulah kita bisa menjadi orang baik, menjadi orang suci. Dan kita juga tidak bisa sombong, karena kebenaran itu akan mencegah kita dari keangkuhan. Kita juga tidak akan menghakimi orang. Ingat, undangan atau panggilan tidak otomatis membuat seseorang masuk pesta perjamuan, tetapi respons dengan menyiapkan pakaian pestalah yang membuat seseorang masuk pesta tersebut. Dalam perumpamaan ini, respons itu pakaian pesta. Dan pakaian pesta adalah kesucian hidup seperti yang dikehendaki Bapa. Jadi bukan kebaikan menurut kita, tapi kebaikan menurut Tuhan. Jangan mematok harga sendiri, harganya harus dari Tuhan. Mengerti apa yang baik, apa yang berkenan, dan yang sempurna yakni tidak sama dengan dunia ini.
70 tahun umur hidup kita, berarti 70 tahun kita berjuang untuk itu. Dalam zaman Perjanjian Baru, menjadi manusia pilihan artinya menjadi makhluk yang dilayakkan sebagai manusia seperti yang dikehendaki Tuhan sejak semula. Ingat, keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan kita kepada rancangan-Nya semula. Dan dalam zaman Perjanjian Baru ketika anugerah keselamatan dalam Yesus Kristus eksis atau ada, manusia dimungkinkan untuk menjadi manusia seperti design semula, menjadi makhluk surgawi; dalam 1 Timotius 6:11 diistilahkan “menjadi manusia Allah.”
Mengapa pada zaman Perjanjian Baru? Sebab hanya pada zaman inilah Injil diberitakan ada penebusan oleh darah Yesus Kristus dan Roh Kudus dimeteraikan. Di zaman ini pulalah Tuhan menggarap dengan sempurna setiap individu supaya Yesus menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Inilah indahnya menjadi orang Kristen. Dan gereja harus punya fokus proyek ini. Jadi, hanya pada zaman Perjanjian Baru oleh penebusan dalam Yesus Kristus manusia bisa menjadi manusia rancangan semula.