Skip to content

Pengenalan akan Allah

 

Salah satu penyesatan Iblis yang berhasil dalam kehidupan orang percaya dan sangat merugikan adalah ketika di dalam pikiran kita ada konsep, ada persepsi, ada asumsi atau pandangan, bahwa Allah itu misteri total. Artinya, Allah itu tidak akan pernah dapat dijangkau sama sekali. Tentu Allah yang tidak terbatas menyimpan lebih dari berjuta misteri, tetapi Allah menyediakan, atau dengan kata lain, menyisakan pengenalan akan diri-Nya. Yang tentu tidak seberapa dibanding kemahakuasaannya yang tidak terbatas. Namun pengenalan yang disediakan itu cukup membuat manusia—dalam hal ini orang percaya, umat pilihan, anak-anak Allah—untuk bisa mengenal Dia dan berinteraksi.

Jadi jangan kita berpikir bahwa begitu misterinya Allah sampai tidak bisa dikenali sama sekali. Banyak orang Kristen seperti prajurit yang kalah sebelum berperang. Mereka belum melangkah untuk mencari Tuhan, karena sudah memiliki persepsi salah bahwa Allah tidak bisa dikenali sama sekali. Padahal, ada porsi yang disediakan Allah untuk umat pilihan atau orang percaya yang adalah anak-anak-Nya. Dan setiap orang memiliki porsi yang tentu berbeda-beda. Tuhan bisa memiliki banyak ‘wajah` sebanyak jumlah manusia. Kalau dalam konteks orang percaya, Allah memiliki wajah sebanyak jumlah umat pilihan yang kepada setiap individu Tuhan memperkenalkan diri-Nya. Dan setiap orang mengenali Allah secara istimewa atau eksklusif, yang pengenalan itu tidak dimiliki orang lain. 

Pengenalan Allah secara umum yang bisa dikenali dan dipelajari dari Alkitab didefinisikan dalam format sistematika teologi dan dogmatika atau pengajaran. Ini bisa dipelajari di perpustakaan-perpustakaan, khususnya perpustakaan Kristen atau perpustakaan Sekolah Tinggi Teologi. Dan biasanya setiap denominasi, setiap aliran gereja maupun setiap sinode memiliki ajaran atau doktrinnya sendiri. Tentu hal ini mengakibatkan semua pejabat gereja yang di bawah naungan sinode tersebut memiliki kesamaan. Untuk nilah, banyak mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi mempelajarinya dan memiliki pengetahuan tentang Allah yang disebut teologi. Teos artinya Allah, logia artinya ilmu pengetahuan atau studi mengenai Allah.

Tetapi kepada setiap masing-masing individu, Tuhan memiliki wajah yang eksklusif untuk orang tersebut. Jadi, ada pengenalan Allah secara umum yang Allah sediakan untuk diserap oleh orang Kristen atau orang percaya melalui pendidikan teologi. Tetapi ada porsi pengenalan Allah untuk setiap individu yang Tuhan sediakan secara khusus. Jika porsi pengenalan Allah yang khusus itu diserap, diteguk, diperoleh, maka semakin banyak pengenalan akan Allah yang dimiliki setiap individu, sehingga interaksinya dengan Allah menjadi harmoni.

Tetapi masalahnya, orang sudah berpikir picik dan naif karena sudah dikungkung/dipasung atau dipenjara dengan pengertian bahwa Allah itu misteri. Kemudian mereka memandang bahwa yang memiliki pengetahuan tentang Allah itu hanyalah mereka yang belajar di Sekolah Tinggi Teologi. Dan konyolnya, memang secara terang-terangan, secara eksplisit maupun secara implisit, atau disiratkan, seakan-akan pengenalan akan Allah itu hanya bisa diperoleh melalui studi formal di perguruan tinggi keagamaan Kristen. Hal itu dikesankan begitu ketika terjadi perdebatan-perdebatan teologi atau adu argumentasi. Sehingga, apa yang tersirat di situ seakan-akan pengetahuan tentang Allah hanya dimiliki oleh mereka yang studi di Sekolah Tinggi Teologi.

Lalu, jemaat merasa miskin pengetahuan tentang Allah dan kemudian yang menjadi lebih rusak adalah merasa tidak bertanggung jawab untuk mengenal Allah yang misteri tersebut. Ini adalah pekerjaan iblis. Padahal, seorang ibu sederhana di sebuah kampung terpencil, yang mungkin hanya lulus SD atau kurang bisa baca tulis dengan lancar, bisa menemukan Allah di dalam kehidupannya, saat ia memberi ruangan hidupnya untuk bergaul dengan Allah. Jadi, kebersamaan dengan Allah bukan hanya pada waktu kita berdoa, melainkan pada waktu dalam pergaulan, pada waktu pertemuan dengan keluarga besar, bahkan di mana pun kita berkegiatan, Tuhan pasti memberikan pengetahuan tentang Dia di dalam hidup kita. Di dalam pergumulan hidup itulah, Allah memperkenalkan siapa Dia bagi setiap perjalanan hidup kita.

Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan di Roma 8:28, “Allah bekerja dalam segala sesuatu.” Dan ayat yang lain mengatakan, “Baik kau makan atau minum atau melakukan sesuatu yang lain, lakukan semua untuk kemuliaan Allah.” Itu berarti Allah hadir di dalam seluruh pergumulan hidup. Di Mazmur 1, firman Tuhan mengatakan agar kita merenungkan firman itu siang dan malam. Kita tidak mungkin merenungkan firman Tuhan tanpa merenungkan kehadiran-Nya atau tanpa memikirkan Tuhan yang memiliki firman itu. Jadi, ibu yang tinggal di desa terpencil tadi, jangan-jangan lebih kaya dari seorang teolog yang bergelar doktor. Sebab, dengan pengalaman pergaulannya dengan Tuhan, dia menemukan keharmonisan hubungan dengan Allah. Eksklusivitas hubungan dengan Allah membuat si ibu itu bisa menikmati Tuhan dan Tuhan menikmati dia, bahkan sekalipun ibu itu tidak bisa memberi uang dalam jumlah besar dan hanya bisa memberi singkong dari hasil kebunnya ke gereja.