Kita berterima kasih kepada Tuhan untuk hari yang baru, yang Tuhan berikan kepada kita. Dan di dalam hari yang baru ini Tuhan menyediakan berkat yang kita perlukan; berkat jasmani maupun berkat rohani. Kiranya kita juga ingat apa yang Tuhan katakan dalam Lukas 12:27-28, “Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya!” Ayat ini menunjukkan bahwa bunga di padang didandani Tuhan lebih indah dari Salomo, tetapi kemudian firman Tuhan menambahkan bahwa orang percaya didandani Tuhan lebih dari bunga, yang keindahannya lebih dari pakaian yang dikenakan Salomo.
Tentu ini bukan hal yang berlebihan atau hiperbola atau dilebih-lebihkan. Firman Tuhan sangat akurat, bahwa Allah memelihara kita lebih dari Salomo. Kalau diperkarakan, apa alasannya? Alasannya, karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Kalau pada zaman Salomo, bait Allah berbentuk bangunan, rumah atau gedung. Tapi di Perjanjian Baru, tubuh kita inilah ‘bait Allah’ dan terlebih lagi, kita adalah anak-anak Allah. Dengan tubuh kita menjadi bait Allah, Allah pasti mendandani bait-Nya ini dengan pemeliharaan yang sempurna, pendandanan yang sempurna. Kita tidak boleh meragukan sama sekali, walaupun sering kita dibawa kepada situasi yang sulit seakan-akan Tuhan tidak memedulikan kita; seakan-akan, tetapi sejatinya Allah memperhatikan kita, Allah membuat kita lebih indah dari bunga di padang. Kita dipelihara lebih dari bunga di padang yang mana bunga di padang lebih indah dari pakaian Salomo.
Kalau Tuhan memelihara kita begitu sempurna, mestinya tidak ada kekhawatiran di dalam diri kita, tidak boleh ada sekecil apa pun kekhawatiran. Kekhawatiran menjadi bahasa yang menunjukkan ketidakpercayaan kita kepada Allah yang hidup. Kekhawatiran adalah bahasa ‘meragukan’ kehadiran Allah, kasih dan pemeliharaan-Nya. Kalau Tuhan membawa kita kepada situasi-situasi yang sulit, seakan-akan Tuhan tidak peduli dengan kita, kita harus tetap percaya bahwa Dia peduli terhadap kita. Alkitab katakan bahwa rambut kepala kita pun terhitung. Dalam teks aslinya menurut tradisi Yahudi, kalimat ‘rambut kepala kita terhitung’ itu berarti setiap lembar rambut kita ditandai oleh Allah. Maka, begitu pentingnya diri kita di mata Allah, sampai rambut kepala kita pun ditandai. Hal ini makin membuat kita harus yakin bahwa kita dipelihara, dijaga Tuhan dengan sempurna.
Dalam Yesaya 49:16 dikatakan, “Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.” Artinya Tuhan menjagai kita. Bersyukur kita memiliki Allah Elohim Yahweh yang setia dan memelihara kita. Mari kita memuliakan dan menghormati Dia dengan hati yang memercayai Dia. Dalam situasi-situasi yang sulit, dalam kondisi dan keadaan kita yang kritis dan krisis, kita memandang Tuhan dan selalu mengatakan, “Aku percaya kepada-Mu.” Kita juga bisa belajar dari apa yang dilakukan Daud di kota Ziklag, ketika dia kehilangan harta, keluarga, bahkan hulubalang-hulubalangnya pun bersikap tidak setia kepada Daud, tapi Daud tetap berkata, “Aku percaya kepada-Mu.”
Daud menguatkan percayanya kepada Allah di situasi di mana tidak ada seorang pun yang ada di pihak dirinya. Hulubalang-hulubalang dan orang-orang yang selama itu menyertai Daud, mau melempari Daud dengan batu. Tapi Daud menguatkan percayanya. Daud tidak tahu ke mana dibawa lari keluarganya, keluarga semua orang yang mengikut dia, benar-benar dalam situasi yang kritis dan krisis, situasi di mana tidak ada secercah cahaya pun, gelap gulita rasanya, tapi Daud menguatkan percayanya kepada Tuhan. Dan Tuhan menuntun Daud. Akhirnya Daud dapat mengambil kembali seluruh harta dan keluarganya serta harta dan keluarga para pengikutnya.
Mari kita memandang Tuhan dan benar-benar memercayai Dia, Allah yang hidup dan menyertai kita. Mungkin saat ini ada masalah-masalah besar, masalah-masalah berat yang kita hadapi, yang mana kita tidak melihat secercah cahaya pun, rasanya semua gelap gulita, namun ketahuilah bahwa Dia setia menyertai kita, dan Bapa tidak akan mengecewakan kita. Ketika di kiri kanan depan belakang mengecewakan dan meninggalkan kita, pandanglah ke atas, Dia tidak akan mengecewakan dan meninggalkan kita. Itulah cara kita menghormati Dia dengan benar, yaitu dengan tetap memercayai-Nya dalam keadaan bagaimanapun.