Skip to content

Menyelamatkan Diri

Saudaraku,

Iblis menawarkan keindahan dunia kepada kita seperti menawarkan keindahan kepada Tuhan Yesus, “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku” (Mat. 4:9). Orang yang mengingini kemuliaan dunia sama dengan menyembah Iblis. Makanya, kalau tidak radikal dan militan, kita tidak pernah bisa menjadi kekasih Tuhan atau mempelai Tuhan. Jangan kita hanya mendengar dan setuju apa yang kita baca ini, tapi kita harus mengambil keputusan. Kita harus keras terhadap diri sendiri, paksa diri kita untuk merindukan Tuhan dan tidak mengingini dunia. Sebab kalau tidak demikian, dunia akan keras kepada kita. Dunia akan mempengaruhi dan membelenggu kita; seperti apa yang dikatakan dalam kitab Wahyu, “larikan dirimu dari Babel dunia.”

Ironis, banyak orang Kristen berpikir bahwa dirinya tetap setia menunggu antikris dan berpikir kalau antikris datang, dia tidak akan menyangkal Yesus. Sejatinya, kita tidak usah menunggu antikris, sebab hari ini ketika hati kita melekat pada dunia, berarti kita menyangkal Tuhan. Yang dengan demikian sebenarnya kita tidak mengakui bahwa Tuhan itu Raja dan kekasih jiwa kita. Oleh sebab itu, kosongkan bejana hati kita. Karena kita tidak bisa mengabdi kepada dua tuan. Namun manusia pada umumnya sama, mereka mencari apa yang menurut mereka bisa membuatnya merasa lengkap, bahagia, dan aman. Dunia menipu kita. Maka kita harus berpikir dan percaya bahwa hanya Tuhan jawaban seluruh kebutuhan kita.

Sangat disayangkan kalau kesempatan yang berharga ini tidak kita gunakan untuk menjadi kekasih Tuhan. Pasti sebagian besar orang percaya tidak pernah terpikirkan betapa indahnya berkasih-kasihan dengan Tuhan itu, mengalami Allah Pencipta langit dan bumi hadir di dalam hidup kita dan berkasih-kasihan dengan Dia. Itu luar biasa. Saudara tidak akan pernah duga betapa indahnya berkasih-kasihan dengan Tuhan ini. Kalau keaktifan atau kesibukan pelayanan kita menjadi lebih menyenangkan daripada berkasih-kasihan dengan Tuhan, pasti ada yang salah dalam hidup kita. Kalau ada kegemaran, hobi, atau sesuatu yang membuat kita merasa bahagia, lengkap dan nyaman, pasti ada yang salah dalam hidup kita.

Waktu kita baru menjadi Kristen, yang kita pikirkan hanya Tuhan. Rasanya mau setiap hari ke gereja, baca Alkitab tidak pernah bosan, tidak menarik lagi membaca novel, komik, nonton film, hanya Tuhan, Tuhan, Tuhan. Tetapi kita belum memiliki cinta yang permanen. Ada saat di mana kemudian kita membagi hati untuk yang lain dan setan mulai bermanuver, bagaimana menawarkan kesenangan-kesenangan. Lalu, kita mulai tidak memiliki cinta mula-mula seperti itu lagi. Tapi kita bersyukur jika  melewati pergumulan dan persoalan berat, Tuhan membawa kita kepada cinta yang mula-mula dan permanen.

Makin banyak kita isi pikiran kita dengan doktrin dan sistematika teologi, semakin kering kita. Tuhan kita rumuskan, Tuhan kita nalar, tapi Tuhan tidak kita temui dan tidak kita rasakan. Maka, lawan persoalan kita dengan kesucian.” Sebab kalau kita suci, kita menjadi perawan di hadapan Tuhan dan menjadi kekasih-Nya. Kalau kita menjadi kekasih Tuhan, Tuhan berdiri di pihak kita. Dan kalau Tuhan di pihak kita, tidak ada yang bisa melawan kita. Tenanglah, Tuhan akan membela kita.

Jangan khawatir sama sekali, karena kekhawatiran kita itu berarti meremehkan tanggung jawab Tuhan, meremehkan kebesaran dan keagungan pribadi-Nya. Tuhan ingin keadaan kita baik-baik, tetapi kita tidak bisa berkeadaan baik-baik kalau kita tidak hidup di dalam kekudusan. Dan seiring dengan itu, kita bertekad hidup hanya untuk menjadi anak kesukaan Tuhan yang membahagiakan hati Tuhan. Tidak ada yang bisa menyelamatkan kita kecuali Tuhan, dan Tuhan tidak bisa menyelamatkan kalau kita tidak menyelamatkan diri kita sendiri dengan menjadi kekasih Tuhan.

 

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono

 

Tidak ada yang bisa menyelamatkan kita kecuali Tuhan,

dan Tuhan tidak bisa menyelamatkan kalau kita tidak

menyelamatkan diri kita sendiri dengan menjadi kekasih Tuhan.