Kenyataan yang kita dapati, banyak orang memiliki mental blok, merasa tidak sanggup hidup melakukan kehendak Allah, tidak akan mampu hidup dalam kekudusan dan kesucian, merasa tidak mungkin bisa hidup tak bercacat, tak bercela di hadapan Allah, disebabkan mereka melihat kehidupan manusia di sekitarnya yang hampir semua tidak hidup benar, dan juga mengingat perjalanan hidup masa lalunya yang buruk, yang selalu gagal hidup dalam kekudusan dan kesucian. Mungkin mereka tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar moral umum, tetapi tidak hidup di dalam ketepatan yang sempurna seperti yang dikehendaki Bapa.
Di satu sisi kita percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan kita perintah yang tidak bisa kita lakukan. Dia Maha Bijaksana, Maha Agung, Maha Kudus, Maha Mulia. Tuhan tidak licik, Dia tidak menipu. Kalau Tuhan memberikan kita perintah, Tuhan tahu kita dapat melakukannya, karena Tuhan memperlengkapi kita dengan Roh Kudus. Jadi, kalau firman Tuhan mengatakan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp. 2:5), artinya agar kita serupa dengan Yesus. Dan ayat yang sama dalam Roma 8:28-29, agar kita menjadi serupa dengan Yesus sehingga Yesus menjadi yang sulung bagi kita semua, itu pasti bisa kita penuhi, jalani, dan alami.
Ayo, kita jangan bermental blok, jangan tertipu oleh diri kita sendiri oleh suara manusia lama yang ditunggangi oleh kuasa kegelapan. Kita pasti bisa, karena Tuhan yang memerintahkannya. Kalau Tuhan berkata, “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1 Ptr. 1:16), pasti Tuhan mampu menolong kita untuk melakukan kehendak-Nya. Pasti Tuhan menyanggupkan kita. Kalau Tuhan Yesus berkata, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” (Mat. 5:48), pasti kita juga bisa melakukannya. Inilah yang menjadi penghiburan, sukacita, dan kebahagiaan kita, kalau kita menjadi umat terpilih yang dilengkapi Bapa dengan Roh Kudus. Yang firman Tuhan berbunyi, “Roh Kudus akan menuntun atau membawa kita kepada seluruh kebenaran Allah” (Yoh. 16:13).
Mungkin kita dianggap sombong atau berlebihan, tapi kita tidak peduli apa kata orang. Kita mau peduli dengan perasaan Tuhan. Kita sendiri sadar bahwa untuk menjadi orang-orang saleh atau orang-orang kudus Tuhan, sangat-sangat-sangat berat dan sukar! Tetapi inilah keindahan hidup, yaitu jika kita memiliki kekudusan seperti yang Allah kehendaki. Dan yang membuat kita berarti dan bernilai adalah jika kita menjadi manusia sesuai dengan yang Allah inginkan. Allah sangat peduli dengan kita, yang karena-Nya Dia memberikan Putra-Nya Yang Tunggal, Tuhan Yesus Kristus, yang menebus dosa kita di kayu salib. Karena Dia ingin agar kita yang menjadi anak-anak Allah oleh penebusan darah Yesus, menjadi serupa dengan Yesus. Dan itu kemutlakan! Itu hal yang mesti kita penuhi!
Namun, yang membuat kita tidak sungguh-sungguh berurusan dengan Allah untuk memenuhi maksud keselamatan yang Allah berikan adalah karena kita banyak kesibukan yang tidak mengarah kepada pertumbuhan menuju kesempurnaan seperti Bapa. Banyak hal yang menjadi fokus kita. Kita memang harus fokus dalam kerja, studi, mengurus rumah tangga, tetapi semua fokus itu pada akhirnya berujung untuk kemuliaan Allah. Sejujurnya, melihat manusia di sekitar kita, bisa membuat kita menjadi lemah; “Siapa yang dapat kucontoh? Siapa yang dapat menjadi teladanku, melihat kehidupan manusia hampir semua rusak?” Kita melihat hidup yang mengalami jatuh bangun, dan tidak pernah mencapai kesempurnaan; selalu gagal.
Tapi jangan karena melihat keadaan-keadaan ini—keadaan orang lain dan keadaan diri kita—membuat kita bermental blok lalu mencurigai Tuhan dan tidak memercayai Dia. Kita mencurigai Dia seakan-akan Dia bohong, menipu, kejam, semena-mena memberikan perintah yang tidak bisa kita lakukan. Mari kuatkan hati kita, sebab dengan cara inilah kita memuliakan Allah Bapa. Jadi kalau kita mau menghormati Tuhan Yesus, kita bukan hanya menaruh hal-hal agung dan mulia terhadap Dia di dalam pikiran atau memiliki konsep-konsep untuk meninggikan Tuhan Yesus dalam pikiran kita; itu semua adalah tipuan Iblis yang berhasil ditanamkan dalam otak banyak orang Kristen dan para teolog.
Kalau kita sungguh-sungguh menghormati Tuhan, maka kita mengenakan hidup-Nya di dalam hidup kita. Kita mau menghidupkan Yesus dalam hidup kita. Berarti hidup di dalam kekudusan dan kesucian, benar-benar hidup tak bercacat dan tak bercela. Kita menjadikan Yesus sebagai Tuhan kita, bukan di dalam nalar dan pikiran, melainkan menjadi Tuhan di dalam kehidupan. Dengan cara itu, kita benar-benar menghargai dan menghormati Dia. Dan itu tidak ada yang mustahil! Mari, kita tetap membakar, membuat membara tekad kita untuk 24 jam di hadapan Tuhan, dan kita membuat gerakan kekudusan (holiness movement). Ini berat sekali untuk kita, tetapi tetapkan hati kita untuk hidup kudus, maka Roh Kudus menolong kita.