Saudaraku,
Amsal 4:23 mengatakan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Ayat ini sudah kita dengar sejak kita muda, bahkan dari kanak-kanak ketika kita Sekolah Minggu, ini menjadi salah satu ayat hafalan. Tetapi heran, manusia itu keras kepala. Tidak sungguh-sungguh menjaga hati. Kita sembarangan dengan melihat, menonton, menyaksikan film-film, yang kita merasa itu tidak membahayakan kita. Kita tidak memagari hati kita dengan baik. Hati kita seperti taman yang mana Tuhan mau menumbuhkan tanaman-Nya, yaitu kebenaran-kebenaran-Nya yang jika bertumbuh akan terekspresi dan terwujud dalam tindakan dan perbuatan. Tetapi, kita membiarkan taman hati kita dimasuki binatang-binatang najis yang menabur benih-benih yang salah. Inilah yang terjadi dalam kehidupan banyak orang.
Dan itu bisa terjadi karena sejak kecil dia melihat apa yang tidak perlu dilihat. Dia mendengar apa yang merusak hatinya, memberi selera, menumbuhkan pohon yang namanya pohon perzinaan, pohon percabulan, yang kemudian menuntut untuk dipuaskan. Saya biasanya menasihati, selain doa tekun, doa pribadi, mendengar firman, tinggalkan teman-teman pergaulan yang buruk dan juga buang semua hobi dan kebiasaan yang tidak membangun.
Kita jaga hati kita, Saudara, dari masukan-masukan yang membuat kita tidak menerima benih kebenaran. Taman hati kita harus kita jaga, seperti firman Tuhan mengatakan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan.” Dengan segala kewaspadaan mengisyaratkan bagaimana kita memaksimalkan kewaspadaan kita. Jadi, tidak bisa dianggap remeh. Menjaga hati ini sesuatu yang tidak mudah, tidak remeh. Jangan anggap sepele. Mungkin waktu itu seperti tidak berdampak, tapi lain waktu akan tumbuh dari benih kecil jadi besar dan bisa menguasai pikiran kita. Oleh sebab itu, Saudara, menjaga hati dengan segala kewaspadaan, kita mulai dengan hidup di hadirat Tuhan. Kita biasa membersihkan pikiran kita dari semua hal yang Tuhan tidak kehendaki. Karenanya, kita bawa hati kita di hadapan Tuhan untuk diperiksa, diteliti.
Saudaraku,
Jika ada hal-hal yang Tuhan tidak berkenan, kita minta Tuhan beritahu. Kita minta ampun, lalu kita membereskannya di hadapan Tuhan. Kita membereskannya di hadapan Allah. Dan kalau kita membiasakan diri dengan hati yang bersih, maka kalau ada sesuatu yang tidak pantas masuk dalam pikiran kita, kita lebih waspada. Ibarat sepotong kain bersih, kalau ada noda kecil pasti segera terlihat. Sebaliknya, kalau kain itu kotor, jika ada noda baru, tidak kelihatan. Maka kita harus sering ada di hadirat Allah, memeriksa diri. “Periksa aku Tuhan, selidiki aku Tuhan.”
Bahkan mungkin kita belum melakukan perbuatan salah, belum ada tindakan nyata perbuatan salah atau perbuatan dosa, tetapi potensi itu ada di dalam diri kita. Itu pun sudah harus kita kenali. Potensi itu ada. Belum menjadi satu tindakan atau perbuatan, tapi potensi itu ada. Kesucian hidup itu, bukan hanya tidak berbuat salah, namun potensi untuk berbuat dosa itu pun harus dihilangkan. Jadi, tidak heran kalau ada orang berkata, “Aku mau hidup suci, tapi kok gagal terus, kenapa tidak bisa ya hidup suci? Kok gagal terus?” Karena di dalam dirinya banyak benih yang salah, yang ditabur oleh kuasa kegelapan. Benih-benih inilah yang membuat seseorang tanpa sadar melakukan kesalahan terus-menerus. Dan membuat kita tidak memiliki kerinduan akan Tuhan dan tidak bisa mengecap Tuhan sebagai kebahagiaan dan kesukaan. Tinggalkan semua kesenangan dunia, dan hobi yang tidak membuat kita bertumbuh dalam Tuhan.
Situasi yang membuat kita jatuh dalam dosa adalah ketika kita tidak menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, sehingga Iblis bisa menaburkan benih-benih kejahatannya di dalam diri kita. Ayo, kita sadar, mari kita jaga hati kita dengan segala kewaspadaan. Kita selalu ada dalam satu penghayatan bahwa kita bisa mati setiap saat. Dan ketika kita menutup mata, kita akan menghadap takhta pengadilan Tuhan. Bagaimana keadaan hati dan batin kita? Akan dibuka, kita tidak bisa menutup-nutupi. Kita tidak bisa munafik. Semua akan telanjang di hadapan Tuhan. Karenanya, hari ini kita bereskan. Orang yang takut akan Allah dan mencintai Tuhan akan mengatakan, menyatakan, mengakui dosa-dosa serta kesalahannya. Dan semakin kita mengakui setiap kesalahan, semakin hati kita bersih. Dan jika ada sesuatu yang tidak patut, kita semakin peka menyadarinya.
Teriring salam dan doa,
Pdt. Dr. Erastus Sabdono
Situasi yang membuat kita jatuh dalam dosa adalah ketika kita tidak menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, sehingga Iblis bisa menaburkan benih-benih kejahatannya di dalam diri kita.