Skip to content

Menjadi Prajurit Kristus

 

Untuk menjadi anggota Kerajaan Allah, kita harus memiliki keadaan sebagai anak-anak Allah yang modelnya adalah Tuhan Yesus. Ini yang harus kita upayakan sungguh-sungguh. Dan mestinya orang yang betul-betul bertumbuh dengan benar—makin serupa dengan Yesus—pasti punya perasaan terbeban terhadap jiwa-jiwa yang terhilang, pasti memiliki belas kasihan. Seperti Yesus menyerahkan nyawa-Nya untuk kita, kita pun bisa menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Bukan hanya waktu, pikiran, tenaga, atau uang. Nyawa, standarnya itu nyawa. Betapa jauh keadaan banyak orang Kristen hari ini. Jangankan nyawa, sedikit perasaan tersinggung saja, sudah tidak mau. Bagaimana bisa memenangkan jiwa? 

Kita bisa meninggal setiap saat, dan kalau saat menghadap Tuhan kita datang dengan tangan kosong, karena kita tidak melakukan apa-apa untuk Tuhan, maka Tuhan akan berkata, “Kamu Kutebus supaya Kumiliki, Kuubah karaktermu, dan kau bisa mengubah karakter orang menjadi prajurit Kristus, tapi kamu tidak berbuat apa-apa.” Mungkin Tuhan juga tidak memandang kita lagi, karena kita langsung digiring ke api kekal. Di mata manusia, kita memang orang baik-baik, tapi di mata Tuhan, kita jahat, tidak tahu diri. Sebab kita adalah milik Tuhan. 

Dan kalau Tuhan memanggil kita wajib militer, maka tidak ada kata “tidak.” Lagipula kalau kita menjadi prajurit Kristus, tersedia mahkota bagi kita. No crown without cross; tidak ada mahkota tanpa salib. Kok bisa kita sibuk sendiri? Orang yang sibuk sendiri tidak akan pernah sibuk untuk Tuhan. Kalau orang yang mau sibuk untuk Tuhan, Tuhan akan membuat dia tidak perlu sibuk dengan diri sendiri. Kenapa? Kalau kita sibuk dengan kepentingan Tuhan, maka Tuhan akan mengurusi kepentingan kita. 

Roma 8:17, “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus.” Artinya kita dimuliakan bersama Yesus. Kalau kita tidak ingat janji Tuhan ini, mungkin kita jadi lemah. Maka kita harus tanya Tuhan apa yang harus kita lakukan. Kita harus menemukan tempat kita di mana, harus buat apa. Dan Tuhan pasti berbicara, Tuhan tidak mungkin tidak berbicara. Tapi masalahnya, kita yang tidak pernah bertanya. Yang kita tanyakan adalah hal-hal yang fana yang pada umumnya orang ributkan; “Kapan aku menikah, kapan aku punya anak, kapan aku punya uang, kapan aku punya rumah, kapan …?” Banyak yang kita tanyakan ke Tuhan untuk kepentingan kita sendiri.

Jadi, jangan tanya, “Bagaimana masalahku selesai, Tuhan, kapan?” Namun, yang kita tanya sekarang adalah “Apa yang harus aku lakukan?” Jangan menunggu kita hidup tenang baru melayani Tuhan. Jadi, jangan menunggu keadaan baik—punya uang banyak—baru membantu Tuhan. Tuhan tidak butuh bantuan sebenarnya, sebab kita adalah milik-Nya. Pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk Tuhan, tanpa menunggu keadaan baik. Tidak harus bicara soal uang. Hati kita harus mengerti bahwa kita berutang kepada Tuhan. Ketika kita melayani Tuhan, tidak harus uang, tidak harus harta. Buatlah sesuatu yang Tuhan kehendaki, maka orang-orang yang kita kasihi pun dilindungi Tuhan. 

Melayani Tuhan itu luar biasa. Kita jadi pegawai Tuhan. Kalau pegawai kita susah, sebisa mungkin kita lindungi, karena ia telah berjasa. Apalagi Tuhan. Maka kita harus mengambil bagian. 2 Timotius 2:3-4, “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.” Jadi, ada prajurit yang tidak baik. “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” Mungkin kita bertanya, “Lalu siapa yang akan memusingkan dengan kehidupan saya?” Tuhan yang akan mengaturnya. 

Kasihan, kalau kita sampai tidak melakukan pekerjaan Tuhan, celaka! Tidak sulit, kita tidak harus punya uang, harta, berpendidikan tinggi, atau berpenampilan menarik. Kita cukup berkata “Apa yang harus kulakukan, Tuhan?” Tuhan pasti beritahu, dan di situ kita melatih untuk menjadi anggur yang tercurah, roti yang terpecah. Jangan menjadi sampah abadi. Masalah tidak akan pernah selesai, tapi Tuhan akan selesaikan pada waktunya. Belajar yang baik adalah mengajar. Ketika kita mengubah orang lain, kita bisa lebih mengubah diri kita. Ketika kita mengajak orang melayani Tuhan, hidup suci, diubahkan, itu akan menjadi bumerang yang lebih tajam mengubah diri kita. Daftarkan diri kita sebagai prajurit Kristus. Kita berutang kehidupan, kita mau balas kebaikan Tuhan.