Skip to content

Menjadi Besar di Mata Allah

Saudaraku,

Dalam kehidupan ini, kita sering bertemu orang yang dianggap orang besar. Orang besar itu bisa karena dia punya kedudukan, konglomerat yang hartanya banyak, perusahaannya besar, punya gedung-gedung megah. Itu ukuran besar menurut manusia. Dan di setiap tempat selalu ada orang besarnya. Orang-orang besar menurut ukuran manusia, belum tentu besar menurut ukuran Tuhan. Saya mengajak Saudara, untuk menjadi besar di mata Allah. Ketika Yohanes Pembaptis lahir, dikatakan bahwa dia akan menjadi orang besar. Dan kenyataannya, memang dia menjadi besar menurut Tuhan, walaupun Yohanes tidak tinggal di dalam komunitas imam-imam yang dianggap terhormat. Tapi, dia tinggal di padang, pakaiannya kulit unta. Tetapi, dia berseru-seru untuk mengajak orang bertobat.

Kita bisa menjadi orang besar Tuhan, yaitu jika kita yang melakukan kehendak Bapa. Ini adalah masalah paling prinsip dalam hidup. Maka kita harus bisa meneliti, menandai kelemahan-kelemahan kita. Memang kita tidak berzina, tidak mencuri, tidak membunuh, tidak melakukan pelanggaran moral umum seperti yang dilakukan orang-orang yang dianggap biadab, melawan orang tua, bohong, memberi saksi dusta. Tetapi ada dosa-dosa yang kelihatan remeh, dan itu melukai Tuhan. Kita harus menandai ketika kita gagal hidup suci, gagal menaati Tuhan dari perkara-perkara sederhana itu. Dan kita harus selalu minta ampun. Dan di setiap kali kita minta ampun, kita berkata, “Tuhan, ini terakhir. Aku tidak akan lakukan ini.” Namun kenyataannya, terjadi lagi. Dan kita berkata lagi, “Ini terakhir, Tuhan,” dengan hati yang sedih.

Kalau untuk kesekian kalinya kita berkata, “Ini terakhir, Tuhan,” hati kita hancur. Kita berkata, “Mengapa aku melukai Engkau?” Rasanya mau mengutuki diri. Bukan dosa besar, tapi mestinya kita bisa melakukan segala sesuatu tepat seperti yang Allah kehendaki. Dan hidup ini menjadi asyik ketika kita bisa lewat dari kesalahan-kesalahan dan tidak melakukannya lagi. Kita begitu yakin bahwa kita sedang bersama dengan Tuhan. Sampai kita bisa minta ruangan untuk bersama-sama Tuhan sejak sekarang ini sampai selama-lamanya. Tidak ada yang bisa melarang kita untuk melakukan kehendak Allah. Dan kalau kita sudah melakukan kehendak Allah, kerinduan kita akan mengalir, bagaimana menyukakan hati Tuhan. Dan itu menjadi kesukaan. Kita akan bisa merasakan bagaimana Allah disukakan. Bukan fantasi, Allah itu Allah yang hidup, Allah yang bisa berbicara dan memberitahu perasaan-Nya kepada kita.

Saudaraku,

Kita bisa merasakan perasaan Tuhan waktu kita berbuat dosa dan melukai Dia. Tapi, juga bisa merasakan perasaan Tuhan waktu kita melakukan apa yang Dia kehendaki. Akhirnya, merupakan suatu kehormatan dan kemuliaan bila kita mengenakan hidup Yesus; yaitu bagaimana melakukan kehendak Bapa. Dengan demikian, kita bisa memancarkan kemuliaan Allah seperti Yesus yang menjadi teladan kita. Dan kita bisa menyaksikan kepada dunia bahwa Allah yang benar itu Allah dan Bapa Tuhan Yesus Kristus, Allah dan Bapa-Nya Tuhan Yesus, yaitu Elohim Yahweh. Kita bisa menyaksikan bahwa Tuhan dan Juru Selamat adalah Yesus Kristus. Orang-orang seperti ini adalah orang besar. Sebab, orang-orang seperti ini akan dipercayai Tuhan untuk pekerjaan besar.

Kita mungkin ada yang sudah putus asa, tawar hati melihat pengalaman masa lalu yang buruk, yang selalu saja salah, selalu jatuh dalam dosa. Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk bisa berubah. Yang penting, kita punya kerinduan dan kesediaan untuk berubah. Dan Roh Kudus pasti menolong. Kita pasti akan mengalami perubahan. Kita belajar untuk sungguh-sungguh memeriksa diri, kalau-kalau ada dosa yang kita masih lakukan, ada suatu yang tidak patut yang kita berperbuat. Setiap hari kita meneliti diri kita, supaya makin hari kita makin bersih, makin berkenan di hadapan Tuhan dan makin menjadi orang besar di hadapan Tuhan. Dan tujuan kita bukan menjadi orang besar untuk dipuji-puji orang. Tapi, kita mau menjadi orang besar di mata Allah yang menyukakan hati Allah. Dan orang besar di mata Allah adalah orang yang pasti dipakai Tuhan untuk pekerjaan-Nya. Tuhan tidak mungkin membiarkan kita menjadi orang yang tidak berguna.

 

Teriring salam dan doa,

Pdt. Dr. Erastus Sabdono

 

 

Kita bisa menjadi orang besar Tuhan, yaitu jika kita melakukan kehendak Bapa.