Skip to content

Menikmati Hidup

 

Kita harus dapat menikmati hidup dengan cara yang tidak dimiliki oleh anak dunia. Dan ini yang harus kita biasakan untuk menjadi habitat kita, yaitu hidup di dalam kehendak Allah. Dari menit ke menit kita memperhatikan setiap gerak pikiran, perasaan kita, juga setiap kata yang kita ucapkan, setiap perilaku, tindakan, perbuatan kita. Jangan sampai ada yang bertentangan dengan kehendak Allah. Kalau kita membiasakan hal itu setiap saat, maka irama hidup melakukan kehendak Allah itu menjadi irama permanen, irama tetap, yang tidak perlu kita usahakan dengan paksa, karena otomatis menjadi irama hidup kita. Oleh sebab itu jangan ada yang masuk dalam pikiran dan jiwa kita—melalui mata dan telinga—hal-hal yang tidak patut. 

Kita bisa membuangnya dengan sengaja, sampai kita punya seni membuang setiap hal yang tidak patut, yang kita dengar, yang kita lihat, dengan cakapnya. Kalau firman Tuhan mengatakan, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,” itu berarti Tuhan memberi kita kemampuan untuk membuang semua yang tidak patut masuk di dalam pikiran, jiwa, dan hati kita. Kita tidak bisa melarang burung terbang di atas kepala kita, tapi kita bisa menghalau kalau ia mau bertengger dan bersarang di kepala kita. Kita tidak bisa melarang orang bicara dan melakukan hal-hal tertentu yang kita lihat dan kita dengar, tapi kita bisa menghalau jangan sampai hal-hal yang tidak patut itu bertengger di kepala kita, bersarang di kepala kita, yang sama dengan bersarang di hati kita. 

Kita melihat betapa rusaknya manusia sejak kanak-kanak, melihat tontonan-tontonan yang telah membangun bangunan berpikir yang fasik, yang kafir, yang melawan dan menentang Tuhan. Dan semua kita telah menjalani hidup dengan cara yang salah ini sejak kecil. Selain pengaruh orang tua, lingkungan, pendidikan, juga pergaulan, di mana masing-masing kita bergaul, kita menyerap hal-hal yang tidak patut. Ditambah lagi dengan gen orang tua kita yang buruk, menciptakan atau mencetak atau memproduksi manusia duniawi yang melawan atau menentang Allah. Bersyukur kita mengenal Tuhan Yesus, Juru Selamat yang menebus dosa kita, membawa kita ke hadapan Allah dengan membenarkan kita. Tapi keadaan kita belum sungguh-sungguh benar. Itulah sebabnya kita harus dimuridkan. 

Jadi mari kita mulai hari ini menikmati hidup melakukan kehendak Allah. Apa pun keadaan yang sedang kita jalani. Banyak masalah dan kebutuhan mendesak yang menekan kita, tapi semua itu tidak boleh menjadi halangan untuk kita melakukan kehendak Allah. Dinamika hidup yang bagaimanapun tidak membuat kita berhenti melakukan kehendak Allah. Justru semua keadaan yang berlangsung menjadi sarana kita melakukan kehendak Allah. Hanya Roh Kudus yang bisa menolong kita melakukan hal ini. Itulah sebabnya betapa pentingnya ketika kita bangun tidur kita mulai dengan datang kepada Tuhan; doa. Tidak banyak permintaan, kita hanya menyembah. Kalaupun ada permintaan, maka itu hanya seputar bagaimana kita bisa takut akan Allah dengan benar, mengasihi dan menghormati Allah secara benar atau seharusnya. Dan Roh Kudus pasti menolong kita. Betapa indah, mulia dan berharganya kehidupan yang dari menit ke menit melakukan kehendak Allah. 

Pertanyaannya, maukah kita berpikir seakan-akan (tapi tidak demikian), bahwa kitalah orang yang ditunggu oleh Allah di mana tidak ada lagi orang yang menyenangkan hati Allah? Kenyataannya tidak demikian tentu. Banyak orang yang menjadi umat pilihan walau memang juga tidak banyak orang yang sungguh-sungguh hidup menyenangkan hati Allah. Penghuni surga pun akan ikut merasakan ketika Bapa disenangkan. Kita membuat senyum Allah Bapa kita. Karena firman Tuhan mengatakan di Lukas 15, “Jika ada satu orang bertobat, malaikat di surga bersorak-sorai.” Mengapa malaikat di surga bersorak-sorai? Karena Bapa di surga disenangkan, disukakan, dibahagiakan, oleh kejadian adanya satu orang bertobat. 

Kita harus mengalami pertobatan terus setiap hari, semakin hari semakin menyenangkan hati Allah, berarti kita membuat dan menciptakan suasana surga di dalam kehidupan kita dan terasa sampai di surga. Maka, jangan kita menjadi lelah. Ayo, kita bekerja keras. Kita selamatkan generasi muda, kita persiapkan mereka menjadi perwira-perwira tinggi Kerajaan Allah, menjadi anak-anak Allah yang menyenangkan hati Bapa, karena mereka akan memenangkan jiwa-jiwa bagi Kerajaan Surga.