Kedatangan Tuhan Yesus adalah untuk membela hidup kekal kita. Artinya, fokus dari keselamatan adalah hidup kekal; yaitu bagaimana kita terhindar dari api kekal, dan kita harus sungguh-sungguh memperhatikan hal ini. Suasana sukacita, suasana euforia di dalam ibadah kiranya tidak mengaburkan dan tidak membutakan mata kita terhadap maksud kedatangan Tuhan Yesus. Ia membela hidup kekal kita. Itulah sebabnya, menjadi satu persoalan penting yang harus benar-benar kita persoalkan bahwa perjalanan hidup ini ada akhirnya. Dan satu hal yang kita minta kepada Bapa adalah berkenan di hadapan-Nya, supaya kalau suatu saat kita meninggal dunia, maka kita benar-benar diterima di dalam Kerajaan Surga.
Untuk itu, kita masing-masing harus serius mempersiapkan diri untuk layak masuk ke dalam Rumah Bapa, layak masuk ke dalam Kerajaan kekal Tuhan agar tidak sia-sia apa yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Kedatangan-Nya di bumi dan penderitaan-Nya, sampai pada kematian di kayu salib, menjadi tidak sia-sia. Dan suatu saat nanti, dengan bala tentara yang lebih besar, Tuhan Yesus akan datang kembali sebagai Raja. Dan firman Tuhan mengatakan, “Dan mereka yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah kemari, bunuh di depan mataku.” Orang yang tidak mengakui Yesus sebagai Raja, pasti ditolak.
Kalau saat ini kita mengaku Yesus sebagai Juruselamat, dan merayakan hari kelahiran-Nya secara besar-besaran, tetapi jangan hanya memberi Dia tempat di hati sebagai “Bayi kecil.” Biarlah Yesus menjadi Tuan, Majikan, Kristus, Seorang yang menguasai hidup kita sebagai Raja. Sebab firman Tuhan mengatakan, “Dia harus bertambah-tambah, dan kita berkurang-kurang.” Sampai kita memiliki pengakuan seperti pengakuan Paulus di dalam Galatia 2:20, “Hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.” Artinya, Tuhan makin berkuasa mengubah cara berpikir kita, gaya hidup kita, dan manusia batiniah kita.
Seperti juga yang dikatakan oleh Paulus di dalam 2 Korintus 4:16, “… meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, …” Makin tua, fisik kita pasti akan makin merosot, tetapi manusia batiniah kita diperbarui. Diperbarui ke mana? Tentu harus ke arah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus yang bukan hanya lahir, tetapi makin berkuasa dalam hidup kita. Dan pada akhirnya, semua kita mesti berwajah Kristus. Kalau sekarang kita jujur bercermin, wajah siapa yang terpampang di dalam batin kita? Firman Tuhan mengajarkan kepada kita agar kita menyelidiki hati kita dan kita membawanya kepada Tuhan dan berkata, “Selidikilah aku, Tuhan.”
Setiap hari, mestinya kita datang kepada Tuhan dan berkata, “Selidikilah aku, Tuhan. Ya Bapa, beri aku mengerti keadaanku di mata-Mu. Masihkah ada dosa? Masihkah ada percintaan dunia?” Di situ kita bercermin. Dan Roh Kudus tidak mungkin tidak memberitahu kepada kita. Roh Kudus pasti memberitahukan hal-hal yang harus kita tanggalkan, kita tinggalkan, agar kita dapat mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui. Seperti yang dikatakan di dalam Firman Tuhan Efesus 4:23, “Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
Kita harus mengalami transformasi supaya kita memiliki wajah Tuhan, serupa dengan Yesus, bukan serupa dengan dunia. Kalau hidup kita masih melakukan apa yang sama dengan anak-anak dunia, pasti hidup kita busuk. Kita harus percaya Tuhan itu ada dan hidup. Maka kita harus periksa diri benar-benar. Kita bisa berubah, makanya kita harus menetapkan hati kita untuk mencintai Tuhan: “Yes, I do!” Di dalam Injil Matius, Tuhan Yesus berkata, “Bukan orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! yang masuk Kerajaan Surga, tetapi yang melakukan kehendak Bapa.” Artinya, “Kamu mengaku percaya bahwa Aku adalah Juruselamat, itu baik. Tetapi, kalau kamu tidak melakukan kehendak Bapa, seperti yang Kulakukan; kalau kamu tidak ‘berwajah’ seperti wajah-Ku, engkau tidak dikenal Tuhan.”
Jadi, nanti yang masuk surga itu wajahnya wajah Kristus; yaitu orang-orang yang memiliki lifestyle, gaya hidup, cara berpikir seperti Yesus. Maka, kita harus mengejar ketinggalan kita. Semua kita juga orang berdosa, tetapi kita bisa berubah. Setiap hari ada waktu berdoa, tinggalkan dosa, tinggalkan kejahatan, hidup suci, dan melakukan kehendak Bapa. Itu artinya, memiliki wajah Tuhan Yesus. Ketaatan kita setiap saat akan mengubah wajah hidup kita. Tidak cukup satu kali, tetapi terus-menerus. Maka, jangan berhenti mendengar khotbah, jangan berhenti ke gereja, jangan berhenti berdoa, karena itu adalah proses yang harus berkembang terus sampai kita menjadi orang-orang yang memiliki wajah Tuhan. Untuk hal yang satu ini, lakukanlah tanpa batas.
Ketaatan kita setiap hari akan mengubah wajah hidup kita; menjadi semakin segambar dan serupa dengan-Nya.