Skip to content

Mengenal Keberadaan-Nya

Saudaraku sekalian yang kekasih,

Dunia kita ini dunia yang sudah terhilang. Sedikit sekali orang yang menemukan Allah yang benar. Allah yang benar itu Allah yang menciptakan langit dan bumi ini. Yang menyimpan berjuta misteri, dan memang tidak akan dapat dikenali secara sempurna, karena Dia Mahasempurna. Tidak mungkin orang bisa mengenali keberadaan-Nya secara sempurna penuh, karena Dia tidak terbatas. Tidak ada yang dapat mengenali Dia seratus persen. Tetapi kita dapat mengenali Dia secara penuh dalam arti sesuai dengan kebutuhan kita. Dan Allah telah mewahyukan pengenalan akan Diri-Nya itu di dalam Alkitab. Apa yang Allah wahyukan mengenai Diri-Nya di dalam Alkitab sebenarnya belum mewakili seluruh keberadaan-Nya yang tidak terbatas. Tetapi itu sudah sempurna, cukup, lengkap untuk kita, untuk manusia. Dan pengetahuan mengenai Allah tersebut sudah cukup membuat kita bisa menempatkan diri secara benar di hadapan Allah dan kita menempatkan Allah secara patut di tempat terhormat.

Dunia yang terhilang adalah dunia yang tidak mengenal Allah dengan benar. Orang-orang beragama pun banyak yang tidak mengenal Allah dengan benar. Bahkan orang-orang Kristen pun belum tentu mengenal Allah dengan benar. Bahkan para pendeta, teolog pun belum tentu mengenal Allah dengan benar. Dan saya mau menegaskan, pengetahuan tentang Allah belumlah menjadi satu bukti orang itu betul-betul mengenal Dia. Mengenal Allah itu berarti benar-benar mengalami perjumpaan dengan Dia. Dan inilah yang terus kita upayakan. Jadi setiap hari kita harus menjadikan ini sebagai agenda satu-satunya bagi kita. Bagaimana kita mengalami Allah yang hidup. Dan pengalaman itu tidak perlu orang lain tahu. Tidak perlu orang lain dengar. Tetapi orang akan merasakan dari pancaran hidup kita yang benar-benar mengenal Allah dan menemukan Allah. Yang akhirnya nanti bukan tidak mungkin kita juga dapat menyaksikannya sehingga orang lain bisa mendengar. 

Di dalam perjumpaan kita dengan Allah akan banyak rahasia iman. Tetapi yang jelas dampak dari perjumpaan dengan Allah itu, hidup kita benar-benar berbeda. Ini kehormatan yang luar biasa. Kita menjadi makhluk manusia bukan menjadi hewan. Kehormatan yang luar biasa karena kita mengenal Allah yang benar. Allah yang benar Allah yang menciptakan langit dan bumi. Allah yang benar Allah yang menyatakan diri kepada Abraham. Allah yang benar Allah yang disebut Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Allah yang benar Allah yang menjumpai Musa. Allah yang benar itu satu-satunya Allah yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir ke Kanaan. Ia bernama Yahweh (Elohim atau Allah Yahweh). Kita mengenal Allah yang benar ini. Kalau Saudara benar-benar belajar mengenal Dia dan mengalami perjumpaan, Saudara akan merasakan kegentaran yang luar biasa. Kegentaran yang dahsyat sekali. Dan itu akan memberikan kita motivasi untuk hidup tidak bercacat tidak bercela. Itu yang memberikan motivasi kita tidak melukai siapa pun. Bukan karena kita takut terhadap manusia, melainkan kita menjaga perasaan Allah Bapa.

Kita akan menjaga mulut kita, tidak mengucapkan kata-kata yang melukai orang lain. Tidak menulis sesuatu di media sosial yang melukai orang lain. Pasti memancarkan keagungan kemuliaan pribadi seorang anak Allah yang agung. Jangan Saudara sembarangan hidup. Kita hidup di dunia di mana ada Allah yang berkuasa, yang hadir, yang memerintah. Kita harus selalu mempertimbangkan apakah sesuatu yang kita lakukan itu menyukakan hati Dia atau tidak. Dan itu kehormatan. Kalau kita bisa memberi potensi diri kita, bakat, talenta, uang, harta, kemampuan, tenaga, yang kita miliki untuk menyukakan hati-Nya, untuk menggenapi rencana-rencana Allah yang Dia sebenarnya bisa tidak membutuhkan apa-apa dari kita, tetapi kalau Tuhan berkenan memakai kita, itu anugerah luar biasa. Tuhan memakai kita, yang untuk itu kita tidak harus ada di lingkungan gereja, atau kegiatan pelayanan rohani, seperti yang kita kenal pada umumnya, tetapi segala sesuatu yang kita lakukan, yang membuat orang di sekitar kita diberkati; itu cukup.

Tetapi kalau kita sungguh-sungguh mau berurusan dengan Allah semesta alam; jaga hati, jangan ada dendam kebencian terhadap orang lain, tolong sesamamu yang membutuhkan pertolongan, menjadi keteduhan bagi semua orang. Itu dulu! Setiap kata ucapan kita, setiap nada ucapan kita. Ayo kita berusaha untuk mengenali Allah. Kita mencari Allah melalui doa, mendengarkan khotbah, melalui sikap hidup. Itu kehormatan. Kita bisa mengenal Yahweh, Allah semesta alam yang menciptakan langit dan bumi, itu agenda kita satu-satunya. Di dalam dan melalui segala hal yang kita lakukan kita memuliakan Dia. Memuliakan Dia dengan ucapan, perbuatan, bukan hanya dengan kata-kata. Dan kalau Allah mau mengambil milik kita untuk orang lain, kita bersedia, dan itu harus kita anggap sebagai kehormatan. Memang bukan hal yang mudah. Tetapi kalau kita ingat suatu hari kita akan bertemu dengan Allah, kita akan bertemu dengan Dia, kita akan berhadapan di depan takhta pengadilan, kita bersedia melakukan apa pun.

Teriring salam dan doa,

Erastus Sabdono

Kita dapat mengenal keberadaan-Nya secara penuh  dalam arti sesuai dengan kebutuhan kita.