Skip to content

Mengatur Keadaan

Saudaraku,

Kita menghadapi kuasa kegelapan yang jauh lebih kuat dan lebih cerdas dari kita. Kalau bukan Roh Kudus yang pimpin, kita pasti tidak akan sanggup menghadapinya. Sementara kita masih menghadapi manusia lama yang terus memaksa kita untuk memuaskan hasratnya, dan itu berarti membuat seseorang menjadi mempelai kuasa kegelapan. Tapi banyak orang datang kepada Tuhan bukan karena masalah yang prinsip; hal yang mestinya tidak kompleks, dijadikan kompleks; hal yang mestinya tidak rumit, dijadikan masalah rumit. Masalah pemenuhan kebutuhan jasmani itu tidak kompleks, tapi relatif.

Tetapi hal keselamatan, keberkenanan di hadapan Tuhan itu tidak relatif, tapi mutlak, dan kompleks, rumit. Untuk hal yang mestinya rumit, orang tidak mempersoalkannya, bahkan sering di gereja dikesankan seakan-akan masalah-masalah pemenuhan kebutuhan jasmani merupakan masalah-masalah kompleks. Yang disampaikan di gereja, janji pertolongan Tuhan untuk masalah-masalah pemenuhan kebutuhan jasmani yang tanpa sadar orang diarahkan kepada hal-hal fana. Padahal Tuhan Yesus berkata, “Kumpulkan harta di surga, bukan di bumi.”

Ingat kebenaran ini, “kalau hidup kita benar, tidak akan Tuhan permalukan kita” dan “jangan melawan Tuhan.” Khususnya bagi yang muda-muda, kalian masih punya jalan panjang di depan, dan jalanmu berkabut, sebab dunia ini berkabut, dan makin berkabut. Tapi Tuhan mengetahui hari esok, dan Tuhan cakap menopang. Jangan khawatir, persiapkan dirimu untuk kekekalan. Itu yang namanya mendahulukan Kerajaan Allah, maka semuanya ditambahkan kepada kita.

Ini yang penting, arahkan mata kita kepada kehidupan di balik kubur. Jangan menunda, atau kita direbut Iblis. Kalau kita menunda pertobatan, maka jiwa kita diisi kuasa gelap, sehingga irama hidup kita dan cita rasa jiwa kita rusak, dan kita tidak pernah menjadi rohani. Bagi yang sudah berumur, kita harus mengejar ketinggalan kita. Jangan merasa bahwa kita sudah cukup jadi Kristen. Ketika kita tidak merindukan perjumpaan dengan Tuhan Yesus, ada yang salah. Bahaya jika jiwa kita diwarnai dengan kesenangan-kesenangan, sampai kita tidak membutuhkan dunia yang akan datang. Tidak kepikir. Padahal kalau meninggal dunia, mereka tentu berharap masuk surga. Namun surga bukan tujuan kerinduan, bukan objek kerinduan, surga seperti tempat pembuangan yang nyaman, tapi tidak merindukannya.

Apakah mungkin Allah membawa masuk orang-orang yang tidak merindukan Tuhan? Yang artinya tidak menghargai keselamatan yang begitu mahal yang diberikan Tuhan Yesus agar kita terhindar dari api kekal. Namun untuk terhindar dari api kekal itu, bukan hanya percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat di dalam nalar kita, melainkan dalam perilaku hidup. Sebab hanya orang kudus yang diperkenan masuk Yerusalem Baru. Maka jangan kita menganggap bahwa masuk surga itu mudah, tidak. Tuhan Yesus berkata, “Banyak orang berusaha tapi tidak masuk, karena itu berjuanglah.”

Saudaraku,

Yang kompleks itu bukan pemenuhan kebutuhan jasmani, yang kompleks itu perubahan karakter, sehingga kita layak menjadi kudus di hadapan Allah dan diperkenan masuk Kerajaan Surga. Orang berpikir mencari uang lebih sulit dari mencari Tuhan; hidup kudus lebih mudah daripada menjadi orang kaya. Itu penyesatan, sehingga orang mencari dulu kerajaan dunianya, bukan Kerajaan Allah. Padahal, kalau kita mendahulukan Kerajaan Allah, Tuhan tambahkan semua. Jangan mimpi berubah kalau Anda tidak mengubah diri. Mulailah dengan mengubah rutinitas; jam bangun pagi, berdoa, beri waktu bertemu Tuhan, jangan bergaul dengan orang yang salah, jangan mengotori pikiran dengan apa yang tidak patut kita dengar dan lihat.

Banyak hal yang bisa memenuhi pikiran kita. Jadi, jangan heran kalau orang bisa tidak ingat Tuhan. Tetapi prinsip kita hari-hari ini, dan kita sudah ucapkan, “Siang malam memikirkan Tuhan.” Ini tidak membuat kita menjadi aneh. Saudara tetap memiliki etos kerja yang baik. Kalau seorang jatuh cinta, dia bisa mengerjakan semua pekerjaan dengan pikiran yang terus tercengkerami oleh sosok yang dia cintai. Kenapa kita tidak memikirkan Tuhan siang dan malam? Sampai kita bisa begitu mencintai Tuhan, sampai kita tidak bisa hidup tanpa Dia. Kita yang harus sengaja memikirkan Tuhan siang dan malam.

Mungkinkah orang yang tidak hidup di hadirat Tuhan, lalu waktu meninggal, bisa hidup di hadirat Tuhan? Tidak bisa. Kalau orang tidak hidup di hadirat Tuhan, pasti di hadirat dunia. Jadi, jika kita memikirkan Tuhan siang dan malam, maka kita pasti tercengkerami oleh kehadiran-Nya. Mestinya kita hidup dalam pengurapan Tuhan setiap saat, dalam kesucian Tuhan setiap saat, di hadirat Tuhan setiap saat, baru bisa mengamalkan firman yang mengatakan, “Baik kau makan atau minum atau melakukan suatu yang lain, lakukan semua untuk kemuliaan Tuhan.” Latih itu.

Jadi, Saudara harus melihat peta hidup Saudara setiap hari. Jangan kita diatur oleh keadaan, sebaliknya, kita yang harus mengatur keadaan. Namun, banyak orang tidak mengatur keadaan. Jadi, ketika Alkitab berkata, “Datanglah Kerajaan-Mu,” dalam Doa Bapa Kami, artinya hidup di dalam habitat Kerajaan Allah, hidup di hadirat Tuhan. Ironis, banyak orang merasa sudah nyaman jadi orang Kristen, walaupun di bumi juga susah, tapi tetap tidak merindukan langit baru, bumi baru. Benar-benar mengerikan.

Kalau kita ingat masa gereja mula-mula dimana Tuhan izinkan penganiayaan terjadi, yang ternyata penganiayaan itu membuat mereka harus memilih Kristen sejati atau tidak usah sama sekali. Tidak bisa menjadi orang Kristen abu-abu. Dan itu adalah cara Tuhan memelihara gereja-Nya. Walaupun jumlahnya tentu tidak banyak, tapi berkualitas. Hari ini, entah berapa ratus ribu kali jumlah orang Kristen, tapi dalam situasi yang sangat membahayakan, karena dunia terbuka pintunya, dan orang-orang Kristen masuk ke dalamnya. Sampai orang tidak kenal dirinya, apakah dia layak atau tidak layak masuk Kerajaan Surga. Apalagi pemberitaan firman membuat orang “tenang;” dijanjikan kenyamanan di bumi dan kepastian masuk surga tanpa perjuangan.

 

 

 

Teriring salam dan doa,

Dr. Erastus Sabdono

 

Jangan kita diatur oleh keadaan,

sebaliknya, kita yang harus mengatur keadaan.