Skip to content

Menemukan Tuhan

Salah satu hal yang telah menipu banyak orang Kristen adalah ajaran yang mengatakan bahwa untuk menemukan Tuhan adalah suatu hal yang mudah. Maka, banyak orang yang menunda dan berpikir, “Nanti saja aku sungguh-sungguh mencari Tuhan, mudah kok.” Ini sebenarnya menipu. Firman Tuhan mengatakan, “Carilah Aku, maka kamu akan mendapatkan Aku.” Ayat itu bukan sebuah janji kemudahan untuk mendapatkan atau memperoleh Tuhan. Melainkan janji bahwa pasti kita akan menemukan Tuhan kalau kita sungguh-sungguh mau mencari Dia. Namun, harga yang harus kita bayar atau jalan yang harus kita lalui, itu mahal dan berat. Orang yang sudah melewati tahun-tahun mencari Tuhan, tentu mengerti bagaimana frustrasinya memperoleh atau mendapatkan Tuhan atau mencapai Tuhan. Benar-benar frustrasi. Sampai pada pertanyaan, “Bagaimana ya Tuhan itu, mengapa Dia sulit sekali didapatkan? Saya sudah ke gereja, doa, puasa, tetapi Tuhan seperti tidak keluar dari persembunyian-Nya. Seakan-akan Dia berada di tempat tinggi yang tak terhampiri dan tidak turun.” 

Hal ini tidak bermaksud membuat kita menjadi ber-mental block dan berkata, “Ya sudah, kalau begitu tidak usah mencari Tuhan.” Namun, hal ini supaya kita tahu, betapa berharganya Tuhan itu. Sebab kita tidak bisa menggapai, mendapatkan Tuhan, sementara kita masih membagi hati kita kepada dunia. Kita tidak bisa berjalan dengan Tuhan, sementara kita masih hidup di dalam dosa atau ada hal-hal yang Tuhan tidak berkenan. Jadi, masalahnya bukan terletak pada Tuhan yang bersembunyi, melainkan terletak pada kita yang tidak layak memperoleh atau mendapatkan Dia. 

Tuhan berfirman dalam 2 Korintus 6:17-18, “Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.” Juga di Yesaya 59:1-2 dikatakan, “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”

Masalahnya bukan terletak pada Tuhan, melainkan pada kita. Ini yang harus kita ingat! Sering hati kita belum bulat. Kita masih menyukai hal-hal yang tidak patut di hadapan Allah dengan segala bentuk. Sebenarnya kita belum sungguh-sungguh mencari Tuhan. Ketika kita berharap masih memiliki atau bisa memiliki kesenangan-kesenangan di luar Tuhan, berarti kita belum segenap hati untuk menemukan dan mengalami Tuhan. Padahal, ukuran yang harus kita kenakan adalah “Jika kamu tidak membenci ayah, ibu, saudaramu laki-laki dan saudaramu perempuan, bahkan nyawamu sendiri, kamu tidak layak bagi-Ku.” Seakan-akan kita tidak punya dunia lagi. Sebab harganya yaitu seluruh hidup kita tanpa batas. Sampai kita dapat berkata, “Kulepaskan semuanya dan kuanggap sampah supaya aku memperoleh Kristus.”

Bukan bermaksud menzalimi orang-orang yang ada di Sekolah Tinggi Teologi, tetapi ironis, justru orang-orang yang ada di Sekolah Tinggi Teologi yang mengisyaratkan bahwa mengenal Allah atau enemukan Allah itu gampang. Itu yang kemudian menipu jemaat. Seakan-akan pengetahuan tentang Allah yang dicapai itu sama dengan mencapai Allah. Padahal, ciri orang yang mencapai Tuhan, hanya satu saja, yaitu ‘seperti Tuhan;’ berkarakter Tuhan Yesus. Penuh belas kasihan, penuh kasih terhadap sesamanya, rendah hati, tidak melukai, tidak berduri. 

Bahkan di lingkungan Sekolah Tinggi Teologi, di lingkungan gereja, ternyata masih penuh dengan ambisi di mana orang mau memperoleh sesuatu yang dapat memuaskan dan menyenangkan dirinya dengan berbagai fasilitas. Bayangkan, jadi apa jemaat? Kalau para pendeta masih mencoba untuk memperoleh sesuatu yang dari dalamnya mereka merasa punya kesenangan, keuntungan, kebahagiaan, justru ini yang membuat kita benar-benar gusar. Jadi, setelah mengerti kebenaran ini, kita tidak akan memberikan ruangan untuk siapa pun selain Tuhan. Siapa pun kita, ingat hal ini! Kita akan sangat menyesal kalau kita tidak memberikan seluruh ruangan hati kita untuk Tuhan.

Dunia sudah menuju kegelapan, menuju kebinasaan kekal, kegelapan abadi, dunia sudah luar biasa rusak, maka dibutuhkan bukan hanya orang-orang baik, melainkan orang-orang sempurna. Dibutuhkan bukan hanya orang-orang yang cakap berbicara tentang Tuhan, melainkan orang yang telah menemukan Tuhan. Ingat, ciri orang yang menemukan Tuhan adalah menjadi seperti Tuhan. Kurang dari itu, berarti belum menemukan Tuhan. 

Dunia sudah menuju kegelapan, menuju kebinasaan kekal, maka dibutuhkan bukan hanya orang-orang yang cakap berbicara tentang Tuhan, melainkan orang yang telah menemukan Tuhan.