Jujur kita akui, betapa sulitnya mengenakan hidup Yesus, betapa sulitnya menyembah, memberi nilai tinggi sampai kita benar-benar mengakui bahwa tidak ada sesuatu yang kita anggap bernilai selain Allah. Emas, kemenyan, dan mur bicara soal kekayaan kemuliaan dunia yang harus kita lepaskan. Bukan berarti kita harus memberi uang ke gereja atau rumah yatim piatu. Kita harus mendengar suara Roh Kudus tentang apa yang patut kita lakukan dan jangan terikat dengan harta. Dan kalau sudah begitu, kita akan rela berbuat apa pun.
Kalau seandainya para majus itu kedapatan lewat jalan lain, bisa mati mereka karena tidak menurut perintah Herodes. Tetapi bagi mereka, demi pertemuan dengan Yesus, apa pun mereka lakukan. Maka salah satu ciri orang yang benar-benar menemukan Yesus di dalam hidupnya adalah dia rela melakukan apa pun untuk Tuhan. Baginya, adalah suatu kehormatan bisa membela pekerjaan Allah. Maka, ketika para majus itu diperingatkan untuk tidak kembali ke jalan yang sama, tidak ada perbantahan, tidak ada adu argumentasi. Persis seperti Abraham, ketika diperintahkan menyembelih anaknya, Ishak, tidak ada perbantahan.
Kita akan menyesal kalau bertemu dengan Maha Raja dan kita belum tidak berbuat apa-apa untukNya. Dengan renungan ini tidak dimaksud kita harus memberi uang, sama sekali tidak. Tapi perkarakan apa yang sudah kita lakukan untuk membela Tuhan. Kita yang mestinya mencium-cium kaki Tuhan dan berkata, “Apa yang harus kulakukan Tuhan? Sebelum waktuku usai, sebelum kesempatan ini berlalu?” Ironis, dari muda kita dilatih untuk memanfaatkan Tuhan, mengeksploitasi Tuhan, menghisap Tuhan. Tapi kita tidak berpikir bagaimana kita dapat berguna bagi pekerjaan Tuhan.
Melalui jalan lain, tidak hanya ditandai dengan rajin ke gereja, menjadi aktivis, bahkan jadi pendeta, namun ketika kita mengenakan hidup Yesus di dalam diri kita. Memberi uang juga bukan hal terutama, bukan, namun ketika kita berjalan dari waktu ke waktu di dalam penurutan terhadap kehendak Allah. Bagaimana setiap kata yang kita ucapkan, kalimat, narasi, setiap perbuatan, tindakan, keputusan pilihan kita selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Dan itu yang memuaskan hati Allah, itu yang bisa dinikmati oleh Tuhan. Itu yang membuat Bapa di surga bisa berkata, “Ini anak-Ku yang Kukasihi kepadanya Aku berkenan.”
Di antara kita adalah orang-orang Kristen sejak kecil. Betapa malangnya kalau kita yang sudah Kristen sejak kecil ternyata kita tidak menjadi satu pribadi yang memuaskan hati Allah. Betapa menyedihkan. Sering kita frustrasi kalau memikirkan hal ini. Lapar dan haus itu frustrasi. Bukan lapar dan haus makanan, tapi lapar dan haus akan kebenaran. Bagaimana kita melakukan kehendak Allah? Ayo kita bertobat. Kita harus berani “memilih jalan lain,” yaitu jalan yang berbeda dengan jalan dunia.
Percayalah, kita tidak akan dipermalukan, bahkan anak cucu kita akan dipelihara Allah, dan Allah akan membuktikan, Dia setia kepada orang yang setia. Jangan ragukan Tuhan, Dia Allah yang hidup. Ingat, keselamatan bukan harga yang murah. Itulah sebabnya ketika ada orang yang berkata, “Tuhan apa yang harus kulakukan supaya aku beroleh hidup yang kekal, hidup yang berkualitas?” Yesus berkata, “Ikut Aku, jangan terikat dengan dunia.” Banyak orang berusaha, tapi tidak masuk surga. Jangan kita disesatkan dengan konsep seakan-akan surga itu cara mudah, jalan pintas.
Kita harus berani mengambil keputusan. Jadikan hal menemukan Tuhan dalam hidup kita sebagai, bukan hanya utama dalam hidup, melainkan satusatunya. Selalu kita bertanya kepada diri kita sendiri setiap hari, “Apakah aku sudah berkenan?” Tapi yang dilakukan banyak orang adalah “Nanti kalau aku sudah beres dengan masalah ini.” Setan menipu, dan masalah kita tidak pernah beres, setiap hari ada saja masalah yang kita hadapi. Jadi, setiap hari kita harus memeriksa diri kita. Jika ada dosa yang kita lakukan, kita minta ampun. Kalau ada hal yang mestinya kita lakukan, namun tidak kita lakukan, maka itu akan menjadi ikatan yang berkepanjangan dan tidak pernah membuat kita keluar dari belenggu dosa.
Jadi tiap hari kita terus memperbaiki diri, dan jalan kita semakin lain dari dunia ini. Hidup ini menjadi luar biasa ketika kita berinteraksi dengan Allah, mengerti dan melakukan kehendak-Nya. Dan itu dimulai dari perkara-perkara sederhana setiap hari. Jangan ikut jalan kemarin, tapi kita ikut jalan yang baru. Dan Tuhan tidak menunjukkan kita jalan baru dalam satu hari, namun satu langkah demi satu langkah. Itulah sebabnya, Alkitab mengatakan, “Pergunakan waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat.”
Jadikan hal menemukan Tuhan dalam hidup kita sebagai, bukan hanya utama dalam hidup, melainkan satu-satunya.