Kita pasti pernah menghadapi perlakuan tidak adil dari orang-orang yang bermaksud jahat kepada kita. Jangan takut. Kalau kita sungguh-sungguh bertekad untuk hidup suci, mencintai Tuhan, kita mau bertumbuh terus dalam kehidupan yang tidak bercacat, tidak bercela, kita menyenangkan hati Tuhan, maka Tuhan pasti melindungi kita. Jangan takut sama sekali. Jangan gentar sama sekali, karena Allah yang hidup, pasti Allah yang akan menopang dan melindungi kita. Orang yang memberhalakan masalah adalah orang yang tidak layak dilindungi. Kalau seorang Kristen yang baru Kristen; Kristen yang belum dewasa, punya masalah dan memberhalakan masalah, Tuhan bisa tolong segera menyelesaikan masalah itu. Tetapi masalah itu tidak efektif mendewasakan orang tersebut.
Kalau kita sudah Kristen lama, sudah dewasa rohani mestinya, memiliki persoalan lalu memberhalakan masalah, maka hidup kita sengsara. Selain masalah itu tidak mendewasakan, kita juga menyiksa diri. Jangan sampai kita malah menjadi hancur karena masalah tersebut. Jadi kalau kita sudah mestinya dewasa, lalu ketika kita menghadapi masalah maka jangan bersungut-sungut dan marah kepada Tuhan. Bahkan kita jangan memaksa Tuhan menyelesaikan masalah kita, seperti yang ada di dalam skenario hidup kita. Serahkanlah seluruh hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Tuhan cakap, dan Tuhan berkuasa untuk menyelesaikan masalah kita dengan sempurna, yang akhirnya mendewasakan kita.
Tidak mungkin masalah yang kita hadapi itu tidak ada ujungnya. Kalau kita mau, kita boleh seperti menantang Tuhan, tetapi menantang dalam arti positif, yaitu menantang yang baik. “Tuhan, apa yang Kau kehendaki dalam hidupku, di dalam dan melalui masalah ini? Silakan, Tuhan. Silakan, Tuhan kerjakan. Aku menurut saja apa yang Tuhan kehendaki harus kujalani atau kualami, aku menyerah saja, asal Tuhan senang.” Itu bentuk menantang Tuhan yang positif. “Pokoknya, aku berserah.” Jangan memberhalakan masalah, karena dengan memberhalakan masalah, artinya kita tidak menghormati Tuhan, tidak menghargai Tuhan. Bagaimana kita dapat layak dilindungi Tuhan? Bagi orang Kristen baru, mungkin dia segera akan ditolong Tuhan. Tetapi, masalah itu tidak membuat dia dewasa. Kalau kita sudah menjadi dewasa, lalu punya masalah, tetapi masih saja mengatur Tuhan, memaksa Tuhan, maka apa yang terjadi? Masalah itu tidak membuat kita dewasa, dan masalah itu bisa malah menghancurkan kita, karena kita tidak menghormati Tuhan.
Sekarang mungkin kita sedang tidak memiliki masalah, tetapi kita harus tetap berkata, “Tuhan, pegang tanganku. Sertai aku, Tuhan. Kalaupun aku harus menghadapi masalah ke depan, ajar aku untuk bersikap benar.” Jadi apa pun yang terjadi, kita tidak anggap itu sebagai beban yang mencuri pikiran, perasaan, perhatian kita. Sebaliknya, apa pun yang terjadi, itu membuat kita lebih mengasihi Allah. Membuat kita lebih bertumbuh hidup suci, lebih bertumbuh hidup tidak bercacat, tidak bercela. Ini sebenarnya hanya untuk orang Kristen yang dewasa. Kalau tidak dewasa, sulit. Sebab biasanya Tuhan itu menjadi objek, tempat orang memiliki pertolongan, jalan keluar. Tetapi dengan mempelajari kebenaran ini, maka Tuhan menjadi Majikan, menjadi Tuan kita.
Kalau kita kedatangan pejabat tinggi, seorang walikota, apalagi gubernur, apalagi jabatan yang lebih tinggi, masalah yang kita miliki menjadi tidak besar. Masalah-masalah menjadi tidak mencuri perhatian kita. Demikian pula kalau kita berurusan dengan Tuhan. Kalau kita berurusan dengan Tuhan, masalah-masalah kita juga menjadi tidak ada artinya sama sekali. Karena Allah yang besar, Allah yang layak kita puji, kita muliakan, kita agungkan. Jadi firman Tuhan yang mengatakan “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku,” di situ termasuk pengertian “Jangan memberhalakan masalah.”
Orang yang memberhalakan masalah adalah orang yang tidak bisa memuliakan Tuhan, tidak bisa menyembah Tuhan. Bagaimana orang bisa memuliakan Tuhan atau menyembah Tuhan, sementara hatinya terikat dengan sesuatu? Dalam hal ini, masalah. Zaman purba, zaman Alkitab Perjanjian Lama, di dalam kebiasaan negara-negara atau bangsa-bangsa kafir, menghadap raja dengan muka muram, itu hukumannya bisa mati, karena dianggap tidak menghormati. Maka, kalau kita menghadap Tuhan semesta alam jangan dengan hati yang terbelenggu atau terikat. Sebab dengan hati yang terbelenggu dan terikat, berarti kita tidak menghormati Tuhan.
Jadi orang yang terbelenggu dengan masalah adalah orang yang tidak bisa menyembah Tuhan. Penyembahannya tidak disampaikan dengan hati sukacita, tetapi dengan hati yang meratap. Karena kita tahu, masalah diizinkan Tuhan untuk mendewasakan kita. Sebab kita percaya Tuhan lebih besar dari semua masalah yang kita hadapi. Kita yakin bahwa Allah yang hidup pasti menolong dalam seluruh masalah kita. Jangan memberhalakan masalah. Serahkan dalam tangan Tuhan. Firman Tuhan mengatakan, “Serahkan segala kuatiranmu, Dia yang akan memedulikan kamu.”
Orang yang memberhalakan masalah adalah orang yang tidak layak dilindungi