Matius 13:23
“Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”
Mempersiapkan jalan bagi Tuhan adalah kebenaran yang telah nyaris hilang dari gereja. Padahal, Alkitab jelas menunjukkan adanya kebenaran ini. Banyak orang Kristen, termasuk para teolog Kristen, yang perhatiannya luput terhadap kebenaran Alkitab mengenai hal ini: “mempersiapkan jalan bagi Tuhan.” Ketika kebenaran ini diangkat kembali atau diserukan, bisa saja banyak orang Kristen memandangnya sebagai asing, bahkan kemudian berprasangka buruk, menuduhnya sebagai ajaran sesat. Hal ini terjadi karena mata hati mereka telah menjadi gelap. Tidak bisa menerima kebenaran yang begitu jelas, yang nyata-nyata Alkitab kemukakan. Sejatinya, sebagian besar orang Kristen hari ini tidak mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Inilah yang mengakibatkan mereka tidak pernah mengalami dan memiliki keselamatan. Mereka hanya menjadi orang-orang Kristen yang baik, tampak saleh, kelihatannya rohani secara lahiriah, dan santun di mata manusia. Padahal, mereka tidak pernah menjadi anak-anak Allah yang sah, atau tidak pernah memiliki kehidupan Kristen yang sejati, yang diajarkan dan yang dikenakan oleh Tuhan Yesus.
Pemikiran hampir semua orang Kristen bahwa Tuhan menerima orang berdosa apa pun dan bagaimanapun keadaannya, dikesankan bahwa Tuhan tidak memedulikan keadaan keberdosaan mereka sesudah mengaku percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Adalah benar bahwa Tuhan memang menerima apa pun keadaan seseorang, tetapi Tuhan tidak menginginkan keadaan orang itu tetap sebagai orang berdosa. Jangan sampai dikesankan bahwa Tuhan tidak memedulikan keadaan keberdosaan mereka sesudah mereka mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Ini adalah bangunan berpikir yang salah yang harus diubah, tepatnya harus diluruskan. Jadi, Tuhan menerima keberdosaan seseorang. Tuhan mau menghapus, sebab memang Tuhan telah menyalibkannya di kayu salib. Tetapi ke depan ini tidak boleh salah lagi. Hidupnya harus berubah. Ya, memang tidak sekaligus berubah, tapi lewat proses.
Jadi jangan kita berpikir bahwa Tuhan tidak mempersoalkan keberdosaan seseorang sebelum menerima Yesus atau sebelum mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, dan selanjutnya Tuhan pun tidak terlalu mempersoalkan keberdosaan seseorang. Kalau berpikir begitu, sesat. Dan ini membuat seseorang bisa binasa. Yesus mati di kayu salib memikul semua dosa manusia, artinya semua manusia yang dilahirkan di bumi ini tanpa kecuali, dengan keadaannya yang berdosa, rusak, bejat, atau bagaimanapun keadaannya, semua dosa dipikul-Nya di kayu salib. Jadi, benar bahwa Yesus menerima orang berdosa dan memikul semua dosa mereka, dan menerima keadaan mereka yang berdosa itu. Tetapi hal ini tidak membuat orang berdosa lalu begitu mudah masuk surga. Mereka harus berhenti berbuat dosa.
Tidak berhenti dari perbuatan dosa berarti tidak percaya Yesus. Oleh sebab itu, setiap orang yang mau menerima keselamatan harus mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Ini yang menjadi fokus kita. Yang ini harus dipahami dulu, sebab banyak orang Kristen yang keadaannya sekarang dan ke depan masih carut-marut. Justru setelah mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kita harus memasuki proses menjadi sempurna seperti Bapa, atau serupa dengan Yesus. Kehadiran Yohanes Pembaptis sebelum Yesus datang memberitakan Injil untuk mengubah kodrat manusia agar manusia dikembalikan ke rancangan Allah semula, Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Jadi, sebelum seseorang mengikut Yesus, ia harus memiliki pertobatan yang benar sebagai persiapan mendengar kebenaran Injil. Hal ini dimaksudkan agar mereka memiliki kehidupan yang dapat menerima kebenaran Injil dan menerima keselamatan. Jadi, medianya itu, kehidupan mereka itu dipersiapkan.
Jadi, pertobatan yang benar membuat hati dan kehidupan mereka menjadi media untuk dapat menerima kebenaran Injil atau menerima keselamatan. Makanya dipersiapkan dulu medianya. Matius 13:23 mengatakan, “Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” Ini soal benih yang ditabur, dan medianya baik, benar, lalu bisa bertumbuh. Jadi, Yesus tidak menutup mata terhadap dosa mereka sesudah mereka mengaku percaya Yesus. Mereka harus bertobat. Yesus membuka mata, melihat keberdosaan mereka, dan Tuhan mau menyelesaikan itu, dan orang-orang harus mau menyelesaikannya. Jadi sebelum ikut Tuhan Yesus, mereka itu sudah bertobat. Dalam hal ini, kesediaan bertobat itu sampai memberi diri dibaptis. Sebab kalau mereka tidak bertobat, artinya tidak meninggalkan perbuatan dan kebiasaan dosa mereka, mereka tidak dapat diubah untuk menjadi manusia yang sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus.
Itulah sebabnya dalam pemberitaan Injil, Yesus selalu berkata, “Bertobatlah kamu, karena Kerajaan Allah sudah dekat,” seruan yang juga disampaikan Yohanes Pembaptis. Ingat, kepada wanita yang kedapatan berzina mau dilempari batu, Yesus berkata, “Pergilah, Aku juga tidak menghukum kamu. Jangan berbuat dosa lagi.” Allah membenci dosa. Ini yang diajarkan oleh Yesus kepada umat. Yesus tidak akan menumpang di rumah Zakheus kalau Zakheus tidak bertobat dan tidak mau mengalami perubahan.