Skip to content

Manusia Lain

 

Kita harus memiliki gelora, semangat untuk dipenuhi Roh Kudus setiap waktu, karena inilah yang membedakan umat Perjanjian Lama dan umat Perjanjian Baru. Bukan hanya yang membedakan antara kita dengan orang-orang di luar Kristus, melainkan juga yang membedakan kita dengan umat Perjanjian Lama. Di Perjanjian Lama, tokoh-tokoh iman, kekasih-kekasih Tuhan dihinggapi Roh Kudus secara temporal. Tetapi orang percaya, umat Perjanjian Baru mendapat meterai Roh Kudus, artinya Roh Kudus secara permanen menuntun orang percaya. Seperti yang dikatakan dalam Efesus 1:13 bahwa Roh Kudus dimeteraikan di dalam diri kita. Ini yang harus kita benar-benar pahami bahwa yang membedakan kita dengan orang yang bukan umat pilihan di luar orang percaya adalah Roh Kudus. 

Yang membedakan kita dengan umat Perjanjian Lama adalah meterai Roh Kudus, baptisan Roh Kudus, kepenuhan Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus kita tidak bisa hidup suci. Tanpa Roh Kudus kita tidak bisa mencapai kehidupan di mana kita bisa sepikiran dan seperasaan dengan Allah, sehingga kehendak kita selalu sesuai dengan kehendak Bapa. Tuhan Yesus berkata di Yohanes 16:13, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”

Allah hadir memenuhi jagat raya di dalam dan melalui Roh Kudus. Dan Roh Kudus dimeteraikan di dalam diri orang percaya. Roh Kudus adalah cara berada Allah di dalam kehidupan. Kita berkata, “Bapa kami yang di surga,” memang Bapa di surga, tetapi yang di mana-mana adalah Roh-Nya yang meliputi, memenuhi jagat raya. Allah itu multidimensional. Dan Roh Kudus dapat memenuhi kita. Kalau seseorang dipenuhi Roh Kudus, ia menjadi manusia lain. Jadi kita bisa menjadi manusia lain itu bukan karena kita lulus Sekolah Tinggi Teologi bergelar Sarjana Teologi, atau kemudian bergelar Magister Teologi atau Doktor Teologi. Kita menjadi manusia lain karena Roh Kudus memenuhi kita. 

Ada kepenuhan Roh Kudus secara temporal, pada saat-saat tertentu ketika Roh Kudus menghinggapi seseorang, bisa rebah, bisa berbahasa roh misalnya atau bisa mendemonstrasikan karunia-karunia Roh atau melakukan tindakan dan perbuatan yang spektakuler. Dan ada kepenuhan Roh Kudus secara permanen, bukan temporal, yaitu ketika kita memiliki pikiran dan perasaan Allah; itu penuh dengan Roh Kudus. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Yaitu kalau kita memiliki kebenaran dari Tuhan. Setiap hari kita belajar kebenaran, setiap hari kita diperbarui oleh kebenaran (Rm. 12:2), sehingga makin tidak sama dengan dunia. Semakin seseorang penuh dengan kebenaran-kebenaran yang dari Allah, maka semakin seseorang penuh dengan Roh Kudus. 

Orang yang penuh Roh Kudus, orang yang pasti hidupnya suci, tak bercacat, tak bercela. Kebenciannya terhadap dosa itu tinggi sekali. Kesalahan sekecil dan sehalus apa pun akan membuat ia menjadi sangat tidak sejahtera. Ini yang kita rindukan. Jadi kalau kita minta kepenuhan Roh Kudus, artinya agar kita bisa hidup seirama dengan Allah. Sehingga segala sesuatu yang kita pikirkan selalu sesuai dengan Allah. Perasaan kita sesuai dengan Allah. Kita membutuhkan Roh Kudus. Roh Kudus memimpin kita sampai kita diubahkan. Yesus penuh dengan Roh Kudus dan karunia Allah. Roh Kudus itu Roh-Nya Allah Bapa yang selama di dunia menuntun seseorang sampai orang itu memiliki perubahan sehingga berkemampuan berpikir dan berperasaan seperti Allah sendiri. 

Makanya kita harus merasa tak dapat hidup tanpa Roh Kudus. Ini sikap hati yang benar. Kita bergantung kepada Roh Kudus untuk mengubah kita sampai makin hari makin cerdas, makin cerdas, makin cerdas dan kita bisa seirama dengan Roh Kudus, kita bisa mengimbangi kecerdasan Allah atau kecerdasan Roh Kudus. Itu kita menjadi sempurna seperti Bapa. Pertama, kita harus menyadari kita itu tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Roh Kudus. Yang kedua, kita harus menyediakan waktu berdialog dengan Allah. Yang ketiga, kita harus hidup suci. 

Salah satu tekad yang kita harus lakukan untuk dipenuhi Roh Kudus adalah “berani mati.” Orang kalau tidak berani mati, tidak bisa dipenuhi Roh Kudus. Berani mati di sini maksudnya adalah mematikan daging, ambisi, nafsu-nafsu yang salah supaya Roh Kudus bisa memenuhi kita. Kalau kita masih punya ambisi, kebencian, dendam, pikiran jorok, niat-niat jahat, maka Roh Kudus tidak bisa memenuhi kita. Sebab roh jahat yang memenuhi orang-orang seperti itu. Jadi jangan sampai roh jahat yang memenuhi kita.