Skip to content

Konsekuensi Percaya

Saudaraku,

Kata ‘percaya’ merupakan kata yang sudah sangat sering kita dengar, juga kata yang sering kita ucapkan. Kata percaya ini harus kita pahami dalam konteks yang tepat, sesuai dengan penggunaan di mana kata itu berada. Jadi kalau kita berkata, “Aku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus,” itu artinya kita percaya, yang pertama, Dia adalah Tuhan dan Juru Selamat kita yang mengurbankan diri-Nya mati di kayu salib menebus dosa-dosa kita. Oleh kurban-Nya, maka dosa kita bisa dihapus, dan kita bisa menerima pengampunan. Tidak ada keselamatan di luar Tuhan Yesus Kristus dan ini harga mati. Kalau kita tidak percaya Yesus sebagai Juru Selamat berarti kita berhenti jadi orang Kristen. Karena inti keselamatan adalah keyakinan dan penerimaan bahwa Yesus adalah Juru Selamat. Tapi ada konsekuensi, ada urusan di dalam kata percaya itu.

Kalau ada seorang berkata, “Baiklah, aku percaya padamu,” kita harus tanya urusan apa sampai dia mengucapkan kalimat itu. Bisa urusan bisnis, pinjam-meminjam dan lain sebagainya. Jadi, ada urusan. Kalau kita mengatakan, “aku percaya Yesus adalah Juru Selamat,” artinya ada urusan mengenai keselamatan dengan Yesus. Jadi bukan hanya sekadar mengaku Yesus Juruselamat dengan mulut, namun ada konsekuensi, ada tanggung jawab, ada urusan di dalamnya. Untuk itu kita tentu harus tahu apa itu selamat atau apa itu keselamatan. Secara harfiah, kata ‘selamat’ artinya terhindar dari sesuatu yang mencelakai, sesuatu yang merusak, sesuatu yang membinasakan. Apa itu yang mencelakai kita? Nah, kalau kita kaitkan dengan Yesus sebagai Juru Selamat, yang mencelakai adalah neraka. Yesus Juru Selamat berarti Yesus menghindarkan kita dari neraka.

Lalu persoalannya, kalau kita percaya Yesus Juru Selamat yang menghindarkan kita dari neraka, bagaimana proses percaya itu? Apakah dengan mengucapkan kalimat, “Yesus Juru Selamat,” otomatis kita terhindar dari neraka? Wah, kalau begitu berarti tidak ada urusannya. Urusannya hanya nyalar, pikiran yang berkata percaya. Namun harus dengan langkah-langkah konkret mengikuti jejak Tuhan Yesus, mengikuti jalan yang ditunjukkan-Nya supaya selamat. Selama ini banyak orang yang tidak mengerti konsekuensi percaya Yesus sebagai Juru Selamat dan merasa sudah selamat. Sebab orang yang percaya Tuhan Yesus harus menjalani hidup seperti hidup yang dijalani Yesus. Yang bagaimana itu?

Makanya gereja harus membina, mengkhotbahkan firman yang menuntun jemaat untuk menjalani jalan hidup yang dijalani Yesus. Dan gereja harus memiliki contoh hidup yang dijalani Yesus. Supaya kebutuhan jemaat untuk meneladani Yesus itu dapat terwujud, dan berlangsungnya proses perubahan yang dialami jemaat. Jadi, orang Kristen yang benar adalah orang Kristen yang pasti mengalami perubahan setiap hari. Tidak ada satu hari dimana tidak ada perubahan. Kalau bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan menempuh jarak, tapi kalau kita menempuh perubahan. Jadi, percaya kepada Tuhan Yesus artinya memercayai Dia sebagai jalan satu-satunya yang dapat membuat kita masuk surga, diperdamaikan dengan Allah, dan mengikuti jejak-Nya, yang berarti ada urusan dengan Tuhan setiap hari dimana Tuhan Yesus memuridkan kita. Dan Dia berfirman, “Jadikan semua bangsa murid-Ku,” lalu Tuhan memerintahkan murid-murid-Nya untuk memuridkan yang lain dan terus estafet sampai zaman kita ini.

Sejatinya, persoalan hidup kita sebagai umat pilihan cuma satu, yaitu berubah, berubah, berubah, berubah sampai kita menjadi serupa dengan Yesus. Serupa dengan Yesus artinya kehidupan yang tidak dibelenggu oleh dosa sama sekali. Jadi, benar-benar bisa hidup di dalam kekudusan dan kesucian. Itu baru benar. Kalau suatu hari nanti kita lihat kemuliaan Allah yang begitu dahsyat, kita baru mengerti bahwa memang satu-satunya tujuan hidup di bumi ini hanyalah berubah untuk menjadi serupa dengan Yesus. Tidak ada tujuan lain. Jika kita makin serupa dengan Yesus berarti kita makin mengalami keselamatan. Setiap kita harus perasaan krisis seakan-akan hari kematian kita sudah dekat, sehingga selalu muncul pertanyaan: kalau nanti saya meninggal dunia, apakah saya sudah memiliki sifat-sifat Allah atau keserupaan dengan Yesus di dalam hidup saya ini? Ini masalahnya. Mengerikan, kalau kita sampai menutup mata, lalu kita punya keadaan masih carut-marut begini, tidak ada wajah Yesus di dalam batin kita, malah wajahnya wajah anak dunia. Itu berarti tidak percaya Yesus.

Jadi, jangan heran kalau ada orang-orang Kristen yang kelakuannya lebih buruk dari orang non-Kristen, ya. Karena mereka tidak benar-benar percaya kepada Yesus. Tiap hari kita harus menerima lawatan Tuhan. Hidup orang percaya itu seperti organisme, sesuatu yang hidup yang harus mengalami progresivitas. Kita harus menempuh perubahan demi perubahan yang membuat kita makin hidup tidak bercacat, tidak bercela.

 

Teriring salam dan doa,

 

Dr. Erastus Sabdono

 

 

 

Percaya Yesus adalah Juru Selamat artinya memercayai Dia sebagai jalan satu-satunya yang dapat membuat kita masuk surga, diperdamaikan dengan Allah, dan kita harus mengikuti jejak-Nya; yang berarti ada urusan dengan Tuhan setiap hari, dimana Tuhan Yesus memuridkan kita.