Skip to content

Kompleksitas

Kuasa gelap akan berusaha membuat hidup kita terasa rumit supaya kita tidak memiliki fokus yang benar. Coba kita renungkan, pada akhir hidup seseorang, apa pun yang telah diperjuangkan dan dimiliki, semuanya akan lenyap dalam sekejap seperti uap. Kompleksitas atau kerumitan hidup benar-benar telah membuat manusia gagal fokus. Manusia mestinya memiliki fokus yang benar, tetapi kuasa gelap berhasil membuat manusia tenggelam dalam segala kegiatan dan kesibukan, sehingga hidupnya menjadi kompleks. Harus diingat bahwa tidak ada orang yang lebih merdeka dari orang yang sampai pada titik dia mengatakan: “sudah selesai.” Manusia memang tidak pernah puas dengan apa yang telah dia capai dan dia miliki. Maka, manusia terus bergerak untuk mencapai apa yang dia rasa, dia pikir belum dimiliki, dan merasa mutlak harus memiliki. 

Apalagi kalau sesuatu itu tampak membahagiakan, dipandang menguntungkan, dan mendatangkan kehormatan. Manusia terus dibuat sibuk dan menggeliat dalam kesehariannya dari satu kerumitan ke kerumitan yang lain, sehingga menjadi tidak pernah fokus kepada sesuatu yang mestinya dia memberikan fokus. Ketika meninggal, barulah ia sadar bahwa ia telah menyia-nyiakan kesempatan yang begitu berharga yang Tuhan berikan untuk memiliki fokus yang benar, dan hidup di dalam fokus itu guna memiliki kekekalan. Tentu kekekalan yang indah, sebab manusia harus memilih: kemuliaan kekal atau kehinaan kekal. Kompleksitas manusia, yaitu kerumitan hidup yang dijalani manusia membuat manusia menuju kehinaan kekal. Bahkan orang-orang yang hidupnya secara ekonomi baik dan terhormat. Mungkin secara finansial dia tidak memiliki kerumitan, tetapi sebenarnya dia memiliki kerumitan yang lain, yang mungkin tidak disadarinya. 

Tetapi yang jelas, dia belum menemukan “pelabuhan,” artinya ia belum bisa berkata “sudah selesai.” Mari kita teduh dan mendengar nasihat Tuhan ini. Jujurlah mengakui keadaan kita, bagaimana kita telah membuat kerumitan yang membuat hidup kita menjadi kompleks karena tidak memiliki fokus yang benar. Kita diajarkan kebenaran supaya memiliki fokus hidup yang benar. Fokus hidup kita hanya satu, yaitu Tuhan. Suatu hari, kita akan dapat membuktikan bahwa ternyata yang kita butuhkan dalam hidup ini hanya satu, yaitu Tuhan. Kalau kita belum memahami kebenaran ini, itu dikarenakan jiwa kita sudah rusak. Sama seperti lidah yang jika rusak bisa mati rasa, artinya tidak bisa mengecap dengan benar. Mestinya asin, tidak merasa asin; mestinya manis, tidak bisa merasa manis. Kalau seseorang terus berproses dikembalikan ke rancangan Allah semula, mendengar kebenaran, dia akan sampai pada satu titik, dan bisa mengerti bahwa yang dibutuhkan hanyalah Tuhan

Kita harus benar-benar menyadari bahwa sesungguhnya yang dibutuhkan itu hanya Tuhan. Tetapi ketika seseorang baru sadar bahwa kebutuhannya hanyalah Tuhan ketika dia sudah meninggal, itu sudah terlambat. Ia pasti tidak memiliki Tuhan secara benar. Dia pasti telah gagal fokus dalam hidup ini. Mestinya sejak kita hidup di dunia, jiwa kita sudah benar-benar menjadi sehat, proper, dan bisa menghayati bahwa yang kita butuhkan sesungguhnya hanya Tuhan. Sebagian besar kita, pada umumnya juga lebih serupa dengan dunia daripada serupa dengan Yesus. Tetapi melalui pemberitaan Suara Kebenaran dan jika kita tekun mengikutinya, maka secara bertahap kita bisa mengerti bahwa yang kita butuhkan dalam hidup ini sesungguhnya hanya Tuhan. Sebab, hanya orang yang sampai pada tahap ini, barulah dia bisa menghormati Tuhan secara patut. 

Orang yang mengerti bahwa yang dibutuhkan hanya Tuhan saja, akan bisa menghormati Tuhan secara patut. Dia bisa mencintai Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi. Barulah orang-orang seperti ini memiliki takut akan Allah secara benar, dan betapa berbahagianya orang-orang yang sampai pada tingkat ini. Pasti kita semua bisa mencapainya. Maka, kita harus bertumbuh dan berjuang terus sampai bisa mencintai Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi secara natural, tanpa perlu dipaksa. Contoh sederhana, kalau kita mencintai seseorang, artinya dia yang paling berharga dalam hidup kita, kita bisa hidup tanpa siapa pun, tetapi jangan tanpa dia. Maka, kita baru tahu bagaimana bisa mencintai dia dengan segenap hati secara natural. Kita juga rela melakukan apa pun demi dia. Mengapa kita tidak menujukan cinta kita kepada Tuhan? Karenanya, kita harus belajar kebenaran Tuhan terus setiap minggu, ikut berdoa bersama agar kita belajar menghayati kehadiran Tuhan. Kita mulai membiasakan bangun setiap pagi untuk berdoa. Secara bertahap, kita akan makin menyadari dan menghayati bahwa kita membutuhkan Tuhan sebagai kebutuhan yang mutlak, sehingga kita bisa mengasihi Dia secara natural.

Kompleksitas manusia, yaitu kerumitan hidup yang dijalani manusia, membuat manusia menuju kehinaan kekal.