Allah akan mempersiapkan segala sesuatunya, sehingga kita benar-benar menjadi orang yang berarti bagi Allah. Apa pun dan bagaimanapun keadaan kita hari ini, Tuhan bisa membuat kita menjadi keharuman bagi Tuhan. Maka, berperkaralah, berurusanlah dengan Tuhan. Ketika kita berdoa, kita bisa mendengar suara Tuhan. Apalagi ketika kita menyiapkan waktu khusus di hadapan Allah, pasti Roh Kudus bicara dan menuntun bagaimana kita harus mengisi setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun hidup kita. Namun, betapa sulitnya menjelaskan ini kepada manusia modern hari ini yang sudah terjebak dalam egoisme, egosentris, akusentris. Karena standar yang dikenakan hampir semua orang adalah hidup untuk diri sendiri. Standar hidup manusia sudah rusak. Bahkan dalam kehidupan gereja, kehidupan aktivis, kehidupan pendeta pun ikut rusak.
Pada umumnya, orang merasa memiliki hak untuk punya keinginan. Padahal kalau dia mengerti bahwa dirinya telah ditebus oleh darah Yesus dan dimiliki Tuhan sepenuhnya, maka hidup di Bumi yang sementara hanyalah persiapan untuk kehidupan yang sesungguhnya nanti. Maka di dunia ini standarnya hanyalah “Asal ada makanan, pakaian, cukup.” Hal ini bukan berarti kita jadi miskin, tapi supaya kita jangan terbelenggu oleh keinginan apa pun. Kita harus bisa menikmati yang diciptakan Allah, tapi tidak terikat. Dan nanti di kekekalan semua keindahan ini ada dan kita akan menikmati tanpa ada kuasa kegelapan yang menyeret kita ke dalam kegelapan. Kalau sekarang, nikmati seadanya. “Asal ada makanan, pakaian, cukup.” Tuhan akan melatih kita.
Setiap kita punya keistimewaan yang dinikmati Tuhan dengan rasa khas. Yang kalau kita bertumbuh dalam kedewasaan sesuai kehendak Allah, kita dikecap oleh Allah dan Allah mengatakan “Aku nikmat sekali dengan rasa ini.” Setiap kita punya rasa yang berbeda, tapi nikmat di mata Tuhan. Ingat, Tuhan mau keadaan kita baik-baik, namun jangan terikat dengan dunia, maka Tuhan akan membuat keadaan kita baik-baik. Kita harus berjalan dengan Tuhan. Sehebat apa pun penjelasan ini, secerdas apa pun uraian kata dan kalimat, tidak akan bisa sempurna. Sebab kita harus mengalami Tuhan dan bagaimana Tuhan mengurai kebenaran ini dan meletakkan kebenaran ini di dalam hidup kita lewat pengalaman dari menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, dan itu luar biasa.
Tuhan akan membuat mata kita tercelik bahwa Allah itu hidup, Allah itu nyata. Itu pengalaman yang sangat confidential, private, tapi di situlah nilai hidup dan diri kita. Bukan karena kita punya gelar, kekayaan, penampilan. Anak-anak muda, jangan berkata, “Aku mengasihi Engkau, Tuhan,” tapi engkau tidak bisa buat apa-apa untuk Tuhan. Sekolah, kamu bodoh; kuliah, kamu gagal; kerja, kamu malas, kamu tidak punya uang. Kamu tidak berguna. Kalau engkau berkata, “Aku mengasihi Engkau, Tuhan,” harus ada sesuatu yang bisa engkau lakukan untuk Tuhan yang itu berguna untuk Kerajaan Surga. Bagi ibu-ibu, mungkin orang tidak melihat karyamu hari ini. Tapi ketika engkau meneteskan air mata setiap hari untuk anakmu, engkau mendidik dia dengan sungguh-sungguh, maka suatu hari mereka akan menjadi orang-orang yang berguna bagi Kerajaan Surga. Engkau menanam investasi saham kekal melalui anak-anakmu. Jangan merasa engkau kecil dan tidak berarti.
Allah yang hidup, Allah yang mau kita menjadi orang-orang istimewa bagi Dia. Dan Allah sanggup membuat kita istimewa; entah dilihat manusia atau tidak. Itu yang namanya bertuhan dengan benar. Jadi, jangan merasa kecil kalau kita pernah tertolak oleh orang tua kita. Atau ketika menikah pun kita dikhianati pasangan hidup, sehingga sakit jiwa kita. Yang ada hanya dendam, kebencian, putus asa, dan bisa-bisa menyalahkan Tuhan. Sebab keadaan kita yang seperti kapal pecah ini sebenarnya menjadi sarana Allah membuat kita menjadi kekasih-Nya. Ketika kita tidak punya siapa-siapa dan apa-apa, ingat, kita masih punya Tuhan. Dan Tuhan mau mencintai, mengasihi kita, dan memberikan diri-Nya untuk kita. Tuhan lebih dari orang tua kita, lebih dari pasangan hidup kita, anak kita, lebih dari siapa pun. Buktikan itu dan alami itu.
Namun ketika kita mencari nilai diri di luar rumah, mencari kepuasan tanpa Bapa di samping kita, maka kita akan terus dalam pencarian yang tiada berakhir, yang nanti ujungnya adalah api kekal. Kita ditipu setan. Tidak usah mencari ke mana-mana, sebab Tuhan berkata, “Aku di sini.” Tuhan mau kita menemukan Dia. Kita punya Tuhan, cukup. Dan Tuhan akan membuat kita tidak dipermalukan. Allah hidup dan berkuasa. Bagi yang terhilang seperti anak bungsu, pulanglah hari ini, engkau ditunggu Tuhan, engkau dinantikan. Engkau berharga di mata Dia. Ketika kita menyembah Tuhan, itu akan menyembuhkan jiwa kita. Jangan setengah-setengah. Tuhan harus menjadi segalanya dalam hidup kita. Jangan ada yang lebih berarti dari Tuhan. Kalau kita tidak menjadikan Tuhan segalanya dalam hidup ini, sejatinya, kita terhilang.