Skip to content

Kesucian Tuhan Menghanguskan Kedagingan

 

Kita harus tekun menantikan Tuhan. Temui Tuhan dan mendengar suara-Nya. Orang bisa cakap berbicara tentang Tuhan, tapi tidak bertemu Tuhan. Orang juga bisa lancar berdoa, tapi dia berdoa kepada Allah yang dia fantasikan dalam pikiran. Maka kalau kita tidak menemui Tuhan, kita tidak terimpartasi sifat atau karakter Allah, sehingga kita tidak mungkin bisa mematikan manusia lama. Kalau kita hanya membaca apa yang tersurat di kitab suci, maka kita hanya mengerti di pikiran, tapi kita tidak bertemu Tuhan yang dibicarakan dalam kitab suci, dan tidak mungkin kita berubah. Jangan sampai kita sudah keburu tua, tapi kita tidak pernah dipenuhi Roh Kudus. Tiap hari kita harus dipenuhi Roh Kudus. Jika kita dipenuhi Roh Kudus, maka tidak mungkin kita bicara yang sembarangan, tidak mungkin kita berbuat dosa, tidak mungkin kita punya kesenangan dunia. 

Jangan hanya merumuskan tentang Tuhan dari apa yang tertulis di Alkitab, tapi temui Dia. Masing-masing kita juga bisa menemui Tuhan. Nanti kalau sudah mati, kita tidak bisa bertemu Tuhan lagi kalau di bumi ini kita tidak menemui Tuhan. Jangan menonton apa yang tidak perlu ditonton, tenggelamlah di hadirat Tuhan. Manusia lama kita tidak bisa mati tanpa perjumpaan dengan Tuhan. Kalau hanya menyerap firman, ilmu tentang Tuhan di pikiran, manusia lama kita tidak akan pernah bisa mati. Karena pengetahuan bisa diterima lewat pikiran, pikiran bisa diisi, diserap, dipadatkan, tapi perasaan tidak bisa dipadatkan, harus lewat proses. Perjumpaan dengan Allah itu mengisi perasaan kita. Dan Allah mau perasaan kita terhubung dengan perasaan Tuhan. Tapi kalau ilmu tentang Tuhan, itu tidak berperasaan, tidak akan bisa mengubah perasaan kita. Maka, kita harus berjumpa dengan Tuhan. 

Jangan menjadikan Tuhan sekadar bayangan, fantasi, tapi temuilah Dia sendiri. Pertama, perjumpaan dengan Tuhan, kesucian Tuhan akan menghanguskan kedagingan kita. Tuhan itu mengerikan; ini bukan mengerikan dalam arti negatif. Allah itu dahsyat, kesucian-Nya itu mengerikan. Kalau tiap hari bertemu Tuhan yang mengerikan itu, maka kita tidak bisa tidak mematikan kedagingan kita. Dan ada ketakutan yang tulus, ketakutan yang kudus terhadap Allah. Ayo, semua kita berubah. Jangan merasa sudah hebat karena sudah bergelar sarjana, magister, atau doktor teologi. Belum lagi, firman-Nya mengatakan, “Kamu bukan milik kamu sendiri.” Bagaimana itu bisa dikenakan? Kalau hanya ilmu, tidak bisa. Tanpa perasaan yang disentuh Tuhan, tidak bisa. Perasaan kita harus disengat Tuhan terus. Perjumpaan dengan Tuhan membuat kita tidak bisa berbuat dosa karena disengat oleh kekudusan Allah. 

Dan yang kedua, perjumpaan dengan Tuhan membuat dunia jadi pudar keindahannya. Selera jiwa kita berubah di mana keinginan terhadap dunia jadi pudar. Kenapa kita berani berjalan tanpa Tuhan? Kenapa kita tidak jalan selalu dengan Dia? Kita harus melatih terus menghayati kehadiran Allah. Dan itu bisa terjadi kalau kita punya waktu khusus bertemu dengan Tuhan. Mengalami perjumpaan dengan Tuhan setiap hari, membuat makin lama pertemuan itu akan makin merangsang kita berjalan dengan Tuhan. Kita akan sangat menyesal kalau tidak memanfaatkan kesempatan ini. Maka tidak heran kalau kita menjumpai ada teolog-teolog yang hebat, tapi kelakuannya tidak terhormat. Jawabnya adalah karena mereka tidak berjumpa dengan Tuhan, maka tidak bisa mati manusia lamanya.

Mari kita menangis bersama. Tapi kita tidak akan bisa menangis bersama, kalau kita tidak bisa menangis bersama di hadapan Tuhan. Ayo, kita berkemas-kemas dan kita mengerjakan pekerjaan Allah Bapa di sisa umur hidup ini. Jangan takut soal uang, biaya, dan lain-lain. Itu urusan yang Tuhan akan selesaikan. Yang penting, kita penuhi bagian kita. Kalau pagi kita bangun berdoa atau tengah malam kita berdoa, itu bukan sekadar kita berlutut dan mengucapkan beberapa kalimat, melainkan kita mencari wajah Tuhan, sampai kita menemukan hadirat-Nya. Jadi, kita mengerti kenapa orang-orang seperti Abraham, Daud, Daniel, Yusuf adalah orang-orang hebat. Mereka tidak punya Alkitab, tidak punya buku teologi, tapi mereka punya Tuhan yang ditulis dalam Alkitab kita ini. Mereka bertemu dengan Allah yang ditulis dalam Alkitab.

Ini kebalikan dengan manusia hari ini. Punya Alkitab, belajar dari huruf-huruf yang di Alkitab, membuat kesimpulan, definisi dan format-format teologi, tapi tidak bertemu dengan Tuhan yang ditulis di Alkitab. Jangan mengurusi orang lain, tapi mari kita mau sungguh-sungguh menjadi orang-orang yang bertemu dengan Tuhan. Agar hidup kita menjadi representasi Tuhan di mana pun kita berada. Kita ini mewakili Tuhan Yesus, bertindaklah seperti Yesus bertindak. Dengan kasih, lemah lembut, kekudusan, kesucian, kejujuran, kita menjadi wakil Tuhan setiap hari di mana pun kita berada. Jangan melawan kejahatan dengan kejahatan, kita diam, biar Tuhan yang membela. Dan biar Roh Kudus yang bicara kepada mereka yang menjahati kita. Buatlah orang yang melawan kita, melawan Tuhan; yaitu kalau kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, hidup benar, mengasihi sesama, mengasihi musuh. Dia melawan Tuhan; kembalikan ke Tuhan.