Skip to content

Kesempatan Memilih

Kita tidak boleh dan memang tidak bisa meminta lahir dari suku apa, bangsa apa, orang tua siapa, dan bagaimana keadaannya. Bahkan kita juga tidak berhak untuk meminta mewarisi gen dan bakat apa. Tetapi kita sudah menjadi seperti sekarang dan kita tidak boleh melihat itu dari sisi negatif. Karena kita bisa berpikir fatalistik. Sebaliknya, kita harus melihat dari sisi positif, yaitu kemungkinan bisa menjadi apa kita. Karena Allah memberi kita kesempatan, baik untuk hancur maupun untuk kokoh berdiri, untuk menjadi seseorang yang berkualitas tinggi (mulia) atau hina. Jadi selama kita masih memiliki jantung yang berdetak, nadi yang berdenyut, dan memiliki nafas kehidupan, berarti kita masih memiliki kesempatan mau menjadi manusia yang bagaimana.

Kita bersyukur kalau kita sekarang ada di hadapan Allah, mendengarkan firman Tuhan yang bisa mengarahkan kita kepada kehidupan. Karena terbentang di depan kita ini dua jalan; jalan menuju kebinasaan atau kehidupan, kehinaan kekal atau kemuliaan kekal. Maka kita harus berpikir dengan sudut pandang positif bahwa kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan mengarahkan diri kepada kehidupan kemuliaan kekal. Allah yang kita sembah, yang menciptakan langit dan bumi, Allah yang bukan saja Maha Baik melainkan juga Maha Kuasa. Kalau Allah hanya baik tetapi tidak Maha Kuasa, tidak bisa diharapkan. Tetapi kalau Allah Maha Kuasa namun tidak baik, itu mengerikan. Kita bersyukur, Allah kita bukan saja Maha Baik melainkan juga Maha Kuasa. 

Kita memiliki masa depan, dan yakin bahwa masa depan itu ada di tangan kita.  Kita bukan saja memercayai ada Allah yang hidup, tetapi Allah yang tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya, Allah yang mau berurusan, berperkara dengan kita, yang menyediakan kehidupan, kemuliaan kekal, berkat, dan apa yang baik untuk kita. Sementara itu kalau kita menoleh di jalan yang lain, tersedia juga kematian, kebinasaan, kehinaan kekal. Memang pada waktu sekarang ini ketika kita hidup, promosi dari pihak kuasa jahat yang akan menggiring orang ke dalam kegelapan abadi, kebinasaan, kehinaan kekal itu lebih menarik. Seperti lebih menjanjikan. Hal itu memang ada di depan mata, dan itu sekarang. 

Sedangkan kehidupan, kemuliaan kekal seperti kurang menarik dan sangat sedikit peminatnya. Ini bisa tidak atau kurang merangsang manusia memilihnya. Sekarang tergantung kita, seberapa berani memercayai bahwa apa yang disediakan Tuhan itu bukan jauh lebih baik, melainkan bertolak belakang dari apa yang kuasa kegelapan sediakan. Jadi, jangan kita ragu untuk memilih untuk mengikut Tuhan Yesus. Kuasa kegelapan itu sangat cerdik, cerdas, tetapi menipu. Yang menyediakan dan menjanjikan apa yang kelihatannya baik. Oknum ini benar-benar jahat, penipu. Allah memilih orang-orang yang diberi kesempatan untuk mendengar Injil. Ini yang disebut sebagai “umat pilihan.” Tetapi tidak semua umat pilihan itu terpilih, karena tidak semua orang yang menjadi umat pilihan itu setia. Jadi tidak semua orang yang menjadi umat pilihan itu setia. 

Dari orang-orang yang terpilih ini, ditawarkan apakah mau ikut Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh, atau ikut jalan dunia. Apakah mau serupa dengan Tuhan Yesus, atau tidak; berarti serupa dengan dunia. Jadi jangan berpikir bahwa umat yang terpilih ini otomatis bisa serupa dengan Tuhan Yesus. Tetap harus memilih mau ikut jalan yang mana. Dua belas murid itu dipilih Tuhan Yesus, tetapi tidak semuanya setia sampai akhir. Ternyata Yudas tidak. Maka di dalam Alkitab dikatakan: “Setialah sampai akhir. Barangsiapa yang setia, dia yang diselamatkan.” Jadi, setiap orang harus memilih, apakah mengikuti jejak Tuhan Yesus untuk serupa dengan Tuhan, atau jejak hidup anak dunia untuk serupa dengan dunia.

Banyak orang merasa kalau sudah memilih yakin bahwa Yesus Tuhan dan Juruselamat, itu pasti otomatis masuk surga. Namun, bersyukur kita dinasihati oleh Tuhan hari ini dari 1 Petrus 5:8-9, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.” Ini ayat untuk orang Kristen, bukan untuk orang non-Kristen. Waspadalah selalu karena kita bisa ditelan oleh Iblis. Kalau kita memilih untuk tidak ditelan, berarti kita harus melawan. Jadi dengan kita dipilih oleh Tuhan, kita diberi kesempatan memilih.

Jadi dengan kita dipilih oleh Tuhan, kita diberi kesempatan memilih.