Matius 5:20
“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” ”
Pertanyaan yang timbul mengenai hidup kekristenan dalam kehidupan banyak orang Kristen adalah mengapa keselamatan yang dipahami oleh banyak orang Kristen kurang atau tidak berdaya guna mengubah mereka secara signifikan? Apakah pertanyaan ini pernah muncul di hati kita? Di tengah kehidupan orang Kristen, kita menemukan bahwa konsep keselamatan yang mereka pahami kurang berdaya guna melahirkan, membuahkan kehidupan Kristen yang istimewa. Pada kenyataannya, kita juga melihat banyak teolog, pengajar, pendeta yang berbicara mengenai keselamatan, yang tidak memiliki kualitas hidup yang istimewa jika dibanding dengan kehidupan orang pada umumnya, kelihatannya tidak beda jauh. Mengapa kekristenan kita tidak membuat kita menjadi istimewa? Padahal Tuhan Yesus berkata agar hidup keagamaan atau hidup kebenaran kita (Yun. Dikaiosunei) melebihi tokoh-tokoh agama lain (Mat. 5:20).
Faktanya kalau kita jujur melihat kehidupan banyak orang Kristen dan kehidupan kita sendiri, kita tidak melihat sesuatu yang benar-benar istimewa, artinya umum saja. Tidak dapat disangkali bahwa di dalam kekristenan yang paling dibanggakan adalah konsep keselamatan. Biasanya yang paling dibanggakan orang Kristen, doktrin yang mengatakan bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus, dan kita satu-satunya agama yang memiliki Kristus. Banyak orang Kristen menyimpulkan bahwa hanya orang Kristen yang masuk surga, padahal yang benar adalah tidak ada keselamatan di luar “Kristus,” bukan di luar “Kristen.” Dengan meyakini bahwa tidak ada keselamatan di luar Kristus, banyak orang Kristen merasa telah benar-benar mengalami dan memiliki keselamatan. Dan hal itu membanggakan, karena merasa itu satu-satunya yang dimiliki orang Kristen, maka dia merasa sudah mengalami dan memiliki keselamatan.
Coba kita renungkan, apa artinya keselamatan yang dibanggakan bahwa keselamatan hanya di dalam Kristus, tetapi ternyata hidup keagamaan, kehidupan rohani, dan moralitas orang Kristen yang bangga dengan konsep atau doktrin itu, ternyata tidak memancarkan keistimewaan? Kita berkata, “Tidak ada keselamatan di luar Kristus” dengan bangga, tetapi ternyata hidup keberagamaan, hidup rohani atau moralitas kita sebagai orang Kristen tidak memancarkan keistimewaan. Jadi, keberadaan kita sama seperti kehidupan keberagamaan agama lain, bahkan sering banyak orang Kristen yang hidup keberagamaan, hidup kerohanian atau spiritualitas dan moralnya lebih rendah, lebih buruk dari orang beragama lain. Dan ini adalah fakta hidup. Tetapi banyak orang Kristen tidak peduli terhadap fakta ini. Mereka merasa eksklusivitas keselamatan hanya ada di dalam Kristus, dan itu dianggap sebagai keunggulan yang membuat mereka otomatis tidak masuk neraka. Karena itu dianggap keunggulan yang lebih dari keberagamaan semua agama, sehingga kemudian lahir arogansi diri; kesombongan diri yang lahir dari doktrin itu.
Siapa yang memiliki doktrin itu? Hanya orang Kristen. Biasanya didasarkan pada ayat yang mengatakan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak seorang pun sampai kepada Bapa kecuali melalui Aku,” atau dalam Kisah Rasul dikatakan, “Di bawah kolong langit ini tidak ada nama yang diberikan kepada manusia yang di dalamnya manusia dapat memperoleh keselamatan.” Ini kebanggaan yang bisa membangun arogansi. Arogansi bukan hanya terhadap orang-orang non-Kristen, namun juga kepada orang-orang Kristen yang konsep atau doktrin keselamatannya berbeda. Biasanya orang-orang yang memiliki arogansi mengenai keselamatan ini, justru tidak mengenal keselamatan dengan benar. Mereka bangga dengan keselamatan yang diperoleh dengan mudah, yaitu dengan meyakini bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan. Padahal, dengan meyakini hal itu, tidak otomatis masuk surga.
Ironis, pengaruh doktrin dan kehidupan orang-orang tersebut itu menjadi toxic; racun. Dan racun ini sudah menyebar luas dalam kehidupan jemaat. Sebagai buktinya, hampir semua orang Kristen juga hidup wajar seperti anak-anak dunia. Biasanya orang-orang yang arogan mengenai doktrin keselamatan ini menyelesaikan masalah keselamatan hanya dalam keyakinan dan rumusan kalimat doktrin. Tentu mereka cakap dalam berdebat atau adu argumentasi mengenai doktrin. Kalau seseorang mengerti bahwa keselamatan bukan sekadar keyakinan, melainkan benar-benar perjuangan yang harus dialami secara riil, maka sulit baginya menjadi arogan. Justru ketika mereka arogan, itu pasti konsep keselamatannya salah.
Keselamatan itu bukan hanya keyakinan, melainkan perjuangan yang berat dan sukar. Biasanya orang-orang yang arogan mengenai keselamatan model mereka ini berusaha membela ajaran keselamatan mereka, sebab mereka merasa mau membela doktrin Allah bahwa keselamatan itu dilakukan Allah secara sepihak. Dan itu salah. Tetapi, ini yang telah meracuni banyak orang Kristen. Usaha mengerjakan keselamatan malah biasanya dianggap salah dan tidak jarang ditertawakan mereka, karena dianggap sebagai sikap mengada-ada. “Keselamatan, oleh anugerah, kok,” kata mereka. “Tuhan yang menyelamatkan, bukan kamu yang menyelamatkan diri kamu,” katanya. Memang Allah menyelamatkan, tetapi respons individu yang menentukan keselamatan orang tersebut.