Matius 7:14
“Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
Banyak orang Kristen tidak tahu bahwa kalau mau mengikut Yesus memang harus bertobat terlebih dahulu dengan pertobatan yang menghasilkan buah-buah pertobatan sesuai kehendak Allah. Sebaliknya, banyak orang Kristen dengan pemikiran yang salah ini tidak mengalami perubahan yang berarti. Bahkan kualitas hidupnya tidak berbeda dengan orang-orang yang bukan umat pilihan. Jadi, puncaknya harus sampai di sini, orang Kristen yang mau belajar Injil, mengikut Yesus itu harus mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Kalau sudah sampai di sini, selanjutnya Roh Kudus akan tolong untuk mencapai sempurna seperti Bapa. Kalau belum, tidak bisa. Maka sering orang-orang diproses Tuhan untuk naik sampai tingkat itu. Namun ironis, banyak orang sudah merasa puas dengan kebaikan moral mereka dan tidak lagi hidup sama seperti sebelum percaya Yesus (sudah berubah), tapi ternyata itu adalah pertobatan seperti yang dimiliki agama lain atau pertobatan umum. Maka, mereka tidak pernah mengalami pertumbuhan iman yang benar.
Jadi, memiliki pertobatan yang menghasilkan buah-buah pertobatan sesuai kehendak Allah merupakan langkah awal untuk menerima keselamatan dalam Yesus Kristus. Dan pasti banyak orang—khususnya para teolog—yang mempertanyakan apa arti anugerah? Yesus mati di kayu salib ini untuk semua dosa manusia. Semua. Maka, ada kelompok anggota masyarakat; mereka yang tidak terpilih jadi umat pilihan, tetapi yang perbuatannya baik, mengasihi sesama seperti diri sendiri. Ada juga anggota keluarga Kerajaan yang dimuliakan. Semua orang ini, dosanya dipikul di kayu salib. Dari dosa Adam, sampai dosa manusia terakhir. Tetapi, keadaan masing-masing individu itu tidak otomatis berubah. Maka, mereka bisa dihakimi, diadili. Kalau Yesus tidak mati di kayu salib, semua orang masuk neraka, tidak perlu ada pengadilan. Semua sudah berdosa, masuk neraka. Tapi dengan Yesus mati di kayu salib, menebus semua dosa manusia, sekarang ada pengadilan atas masing-masing individu. Ada orang yang diperkenankan masuk dunia yang akan datang, mereka yang baik yang mengasihi sesama seperti diri sendiri dan ada yang menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga yang dimuliakan bersama Tuhan Yesus.
Setiap kita harus berusaha mencapapi puncak kesalehan yang bisa dicapai manusia. Baru Allah tuntun terus untuk menuju kesempurnaan. Tanpa anugerah, semua sia-sia. Dan anugerah keselamatan ini bukan karena perbuatan baik. Kalau pertobatan orang Yahudi pada zaman Yohanes Pembaptis cukup seperti pertobatan orang-orang pada umumnya, Yohanes Pembaptis tidak akan berseru-seru agar mereka bertobat karena Kerajaan Allah sudah dekat. Mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Tuhan akan datang mengajarkan Injil. Yohanes Pembaptis menunjukkan bahwa mereka harus mengalami pertobatan dengan kualitas yang harus lebih dari orang beragama. Jadi, orang percaya yang benar, harus dimulai dari kesediaan untuk hidup benar-benar dengan moral yang lebih dari orang yang beragama. Serusak bagaimanapun, harus bersedia berubah dengan perubahan atau buah-buah pertobatan seperti yang Allah kehendaki.
Tuhan Yesus bergaul dengan orang berdosa, perempuan sundal, dan pemungut cukai. Ironis, banyak orang berpendapat bahwa Yesus tidak peduli orang itu berdosa atau tidak, namun yang penting mereka percaya kepada-Nya. Padahal mereka adalah orang-orang yang bertobat. Memang rusaknya berat, tapi mau berubah. Jangan tidak kelihatan rusak, tapi pertobatannya legalitas, formalitas; kelihatan bertobat, tapi tidak ada buahnya. Jadi Tuhan mau kita mencapai kesalehan puncak. Alkitab sudah menunjukkan Yohanes Pembaptis berkata, “Persiapkan jalan bagi Tuhan,” salah apa? Kurang apa? Belum lagi ayat yang mengatakan, “Jual segala milikmu, bagikan kepada orang miskin, datang ke mari, ikutlah Aku.” Ayo, kita bereskan dulu, tinggalkan dan lepaskan segala sesuatu. Ibrani 12 mengajarkan kita untuk melepaskan beban dan dosa, baru ikut perlombaan. Melepaskan beban dan dosa bukan perlombaan itu sendiri. Itu yang menghambat, menghalangi perlombaan tersebut.
Jadi, kita harus mencapai kesalehan puncak, baru setelah itu Tuhan bawa kepada kesempurnaan. Kalau seseorang tidak memiliki buah-buah pertobatan seperti yang dikehendaki Allah atau tidak berusaha untuk mencapai puncak kesalehan yang bisa dicapai oleh manusia, maka ia tidak akan pernah bisa dibawa kepada kesucian standar Allah. Bagiannya harus dipenuhi dulu, baru Allah memimpin. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata agar hidup keberagamaan orang percaya melebihi keberagamaan ahli Taurat dan orang Farisi. Tuhan sudah bicara dari dulu bahwa berat dan sukar untuk seseorang masuk Kerajaan Surga; jalan sesak. Jadi, ketika Yesus mengatakan bahwa hidup keberagamaan atau kebenaran orang percaya melebihi ahli Taurat dan orang Farisi, ketika mengatakan itu di Matius 5:20, ayat sebelumnya, Yesus membandingkan moral Hukum Taurat dan moral anak-anak Allah, anggota keluarga Kerajaan Surga.