Skip to content

Keinginan yang Natural

 

Kita sudah berjalan jauh dan memiliki banyak kebenaran yang kokoh, kuat, dan kita merasa sudah memiliki kebenaran. Tetapi baiklah kita naik lagi ke level yang lebih tinggi, yaitu perjumpaan dengan Allah. Sejatinya, tidak banyak orang yang benar-benar telah mengalami perjumpaan dengan Allah. Sebab untuk mengalami perjumpaan dengan Allah dan berjalan bersama Allah, harganya adalah seluruh kehidupan kita. Kita tidak bisa berjalan dengan Allah, dan mengalami perjumpaan dengan Allah kalau kita masih memiliki natural desire, keinginan yang natural. Ini sulit dibagikan kepada orang, tetapi kita mau masuk ke wilayah ini, bagaimana kita bisa mengakhiri perjalanan hidup dan berlabuh di hadapan Tuhan, hidup dalam kesucian yang berstandar Allah, dan tidak memiliki keinginan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, dan itu tidak mudah. 

Tetapi inilah martabat di atas segala martabat, kemuliaan, keagungan, nilai tertinggi yang manusia bisa miliki, dan yang Allah bisa berikan dan lakukan dalam hidup kita. Setiap kita bukan manusia sempurna atau manusia yang memiliki keberadaan unggul sejak lahir. Namun, kita telah melewati perjalanan hidup panjang yang penuh liku-liku yang oleh anugerah dan belas kasihan Tuhan, kita dibawa kepada kebenaran ini. Langkah itu adalah mencapai kesucian seperti kesucian Allah. Kita harus memperhatikan langkah kita, bukan dari jam ke jam, tapi dari menit ke menit, ekstremnya dari detik ke detik. Penyaliban daging harus dilakukan terus-menerus, sampai benar-benar menjadi powerless, tak berdaya, tak berkuasa. Dan seorang pemimpin harus bisa menjadi seperti domba yang disembelih di atas mezbah di mana mendatangkan wewangian dan Allah menurunkan berkat atau kuasa. Makanya seorang gembala jemaat harus berani mati.

Bagaimana kita mencapai kesucian setinggi-tingginya, dan tidak memiliki keinginan apa pun kecuali Allah yang menaruh keinginan itu di hati kita, sehingga kita hanya melakukan kehendak Allah. Jangan main-main, kita berurusan dengan Allah yang Maha Besar, Maha Kudus, Maha Agung, Maha Mulia. Kita harus mempertaruhkan seluruh hidup kita. Dan juga, dunia ini akan berakhir.  Pelayanan adalah pekerjaan Allah yag fokusnya adalah mengubah manusia menjadi segambar dengan Dia. Maka, kita harus sempurna. Suara Kebenaran adalah sekolah Alkitab, dan di dalam sekolah Alkitab itu ada kurikulum; yaitu encounter with God, perjumpaan dengan Allah. Jadi, kita mau hidup suci, benar-benar suci. Jangan ucapkan satu kata kalau itu Tuhan tidak berkenan; ingat, “Gasak,” Gerakan Satu Kata.  Kita pertimbangkan apakah kata ini boleh diucapkan atau apakah kata ini boleh saya tulis di media sosial?

Kalau kita bisa mengendalikan lidah kita, maka kita akan lebih berhati-hati dalam tindakan-tindakan yang lain. Gerakan hidup 24 hours, 24 jam di hadapan Tuhan. Gerakan hidup suci, holiness movement.  Kita memutuskan pulang, berkemas-kemas, bukan hanya kata-kata, melainkan perbuatan. Di situlah kita baru bisa menghayati yang dikatakan oleh firman Tuhan di Kolose 3:3-4, “Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.”  Kita harus ‘mati,’ karena hidup kita sudah mati dan tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apakah kita bersedia? 

Kita tidak bisa sama lagi seperti kemarin. Kita jadi manusia yang baru, dan itu harus kita mulai dari langkah kita, dan Roh Kudus pasti menolong. Oleh sebab itu, satu hal yang tidak bisa dihindari adalah kita harus bertemu Tuhan setiap hari. Kita harus menyediakan mezbah syukur, mezbah doa, mezbah penyembahan, dan Roh Kudus akan menolong kita bagaimana memiliki tata krama di hadapan Allah. Kita baru bisa mengerti memiliki kesantunan di hadapan Tuhan. Adalah mahal sekali untuk kita bisa ada di hadirat Tuhan. Di kesibukan pemerintahan Allah, semua bisa tertuju kepada kita di tengah keheningan kita menyembah Allah, malaikat-malaikat yang bersama kita ikut menyembah.

Allah itu hidup, sampai kita diperkenan untuk meminta perkara besar dari Allah. Perkara besar itu adalah kesucian hidup seperti kesucian Allah. Dan ketika kita dididik Tuhan untuk mengenakan kesucian-Nya, maka Allah akan membawa kita kepada pengalaman-pengalaman alam roh yang tidak selalu bisa kita ceritakan kepada orang lain, karena itu bisa menjadi kesombongan. Perjumpaan dengan Allah itu intimacy yang pribadi sifatnya, dan Allah tidak ingin kita mengumbar pengalaman waktu kita berlutut di hadapan Tuhan. Di keheningan, suara-Nya menjadi lebih jelas.